Breaking News

Museum Unik Berbentuk Kapal Laut di Dekat Waduk Saguling, Ternyata yang Bikin Mantan KSAL

Sebuah museum dua lantai berbentuk bangunan unik dan megah berdiri di Kampung Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
tribunjabar/hilman kamaludin
Sebuah museum dua lantai berbentuk bangunan unik dan megah berdiri di Kampung Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujaja 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BATUJAJAR - Sebuah museum dua lantai berbentuk bangunan unik dan megah berdiri di Kampung Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Bangunan tersebut merupakan Museum Galeri Bahari (Mungaba) yang dibangun berbentuk kapal laut karena museum itu dibangun oleh mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yakni Laksamana TNI Purn Ade Supandi yang memang lahir di daerah tersebut.

Bangunan ini terlihat sangat mirip dengan kapal laut terlebih museum ini dibangun tepat di sekitar Waduk Saguling dan dekat dengan pemukiman warga setempat, sehingga bangunannya pun tampak sangat mencolok.

Di dalam museum ini terdapat tiga segmen, yang pertama, jejak tentang kehidupan Ade Supandi sendiri dari lahir hingga saat ini, segmen tentang kejayaan martim dalam bentuk narasi dan segmen tentang kearifan lokal kerajaan sunda yang dipajang disetiap sudut museum tersebut.

Dhika Bhayangkara Merapat, Begini Kata Aqil Savik, Liburan Pun Tetap Latihan

Tak hanya itu, di dalamnya juga terdapat sejumlah miniatur kapal laut dan terdapat replika kapal laut yang cukup besar serta terdapat juga berbagai macam penghargaan yang telah diterima oleh Ade Supandi selama menjabat sebagai KSAL periode 2014-2018.

Ade menceritakan, ide untuk membangun Museum Galeri Bahari tersebut muncul setelah ia berkeliling ke luar negeri. Disana kata Ade, para Laksamana setelah mengakhiri pengabdiannya sebagai TNI Angkatan Laut, mereka membangun sebuah museum.

"Intinya laksamana itu meninggalkan sesuatu untuk generasi muda seperti membangun museum. Jadi saya terinspirasi, terus saya banyak mendapat cendramata dan buku dari Laksamana dan KSAD luar negeri, kalau saya tidak punya tempat mau disimpan dimana," ujar Ade saat ditemui usai persemian Mungaba, Minggu (1/9/2019).

Aksi Solidaritas Papua dan Pergelaran Seni di Car Free Day Dago Bandung, Tolak Referendum

Rencananya, kata Ade, museum tersebut akan dibangun di Jakarta, namun karena disana sudah banyak museum akhirnya, ia terpikir untuk membangun di kampung halamannya supaya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Nanti bisa menjadi destinasi wisata yang bisa mengangkat daerah karena nantinya akan banyak kuliner disini, sehingga pasti banyak keinginan masyarakat yang akan datang kesini," katanya.

Selain itu, tujuan dibangunnya museum ini, lanjut Ade, untuk membangun destinasi edukasi yang dapat memberikan manfaat bagi anak muda, terutama bagi kemajuan ekonomi kreatif dan UKM di daerah Pangauban.

Saat disinggung terkait konsep bangunan Museum Galery Bahari ini, Ade mengaku memang dirancang sendiri mulai dari gambar hingga akhirnya terbentuklah bangunan berupa kapal tersebut.

Polisi Sergap Dua Pelaku Penganiayaan di Pasirkoja, Pelaku dan Korban Sama-sama Pengamen

"Itu desain saya dibantu dengan teman saya secara pelan-pelan karena saya banyak berkecimpung di dalam kapal. Makanya lantai satu dan lantai dua di didesain seperti ini layaknya di dalam kapal laut," ucapnya.

Posisi bangunan museum ini membelakangi Waduk Saguling dan menghadap ke jalan. Filosofinya karena dirinya merupakan putra daerah yang mengabdi di laut. Sehingga setelah pengabdiannya selesai kapalnya dibawa untuk melakukan pengabdian berikutnya.

"Intinya saya ingin membangun karakter kemaritiman, sehingga di dalam museum ini terdapat narasi tentang kejayaan maritim di masa lalu dan narasi tentang sejarah Pasundan," kata Ade.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved