Sempat Dendam Ayahnya Jadi Polisi Cianjur yang Terbakar, Anak Ipda Erwin: Sekarang Saya Ikhlas
"Saya sempat dendam, bahkan sempat kepikiran untuk membalas," ujar Erik Yudha Saputra, anak Ipda Erwin.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Mata Erik Yudha Saputra (24) masih terlihat sembab, saat ditemui di Taman Makam Pahlawan Cikaret, Kabupaten Cianjur, usai pemakaman ayahnya, Ipda Erwin Yuda Wildani, Senin (26/8/2019).
Meski sudah merelakan kepergian ayahnya Ipda Erwin, Erik Yudha Saputra mengaku sangat terpukul.
"Kami semua sudah ikhlas. Kami sudah ikhlas," Erik Yudha Saputra dengan suara bergetar.
Diketahui, Ipda Erwin adalah satu dari empat polisi Cianjur yang terbakar saat bertugas mengamankan unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa di depan kantor Pemkab Cianjur, dua pekan lalu.
Keempatnya terkena sambaran api saat berusaha memadamkan kobaran api dari ban bekas yang sengaja dibakar oleh para pengunjuk rasa.
Api menyambar keempatnya setelah seorang pengunjuk melemparkan kantong bensin ke arah mereka.

Dari keempat korban, luka Erwin yang paling parah. Ipda Erwin akhirnya meninggal, dini hari kemarin, setelah 11 hari dirawat di RS Pertamina Jakarta.
• Perjuangan Ipda Erwin, Sempat Sadar padahal Penuh Luka Bakar, Polisi Cianjur Itu Kini Gugur
• Ipda Erwin Tak Bisa Menangis Sebelum Meninggal, Keluarga Hanya Bisa Melihat dari Jendela
Erik mengaku masih belum bisa mengerti alasan pengunjuk rasa melemparkan kantong bensin itu ke arah ayahnya. Selain tak berperikemanusiaan, tindakan itu sangat bodoh.
"Saya sempat dendam, bahkan sempat kepikiran untuk membalas," ujarnya.
Namun, kata Erik, dendam dan kemarahan itu sudah tak ada lagi.
"Sekarang saya sudah ikhlas. Saya memilih untuk mendoakan ayah agar diterima di sisi-Nya dan diampuni segala dosanya," kata Erik, yang selalu menemani ayahnya selama sebelas hari dirawat di RS Pertamina Jakarta.
Paman Erwin, Letkol Eri Winardi, mengatakan pihak keluarga masih menanti itikad baik dari keluarga para tersangka untuk bersilaturahmi.
Ia mengatakan, keluarga Ipda Erwin terbuka dan sudah menyerahkan sepenuhnya urusan hukum kasus ini kepada polisi.
"Keluarga almarhum tak menuntut apa pun. Kami terbuka untuk urusan yang baik," kata Eri.
Kemarin, selain keluarga, kerabat, dan para tetangga, sejumlah mahasiswa yang ikut dalam unjuk rasa yang berakhir dengan jatuhnya korban dari kalangan polisi juga terlihat di pemakaman.