Ipda Erwin Meninggal
Ipda Erwin Yudha Wildani, Mimpi Terwujud Jadi Polisi, 25 Tahun Mengabdi, Wafat Setelah Terbakar
Ipda Erwin bernama lengkap Ipda Erwin Yudha Wildani. Menjadi seorang polisi bukan sebuah kebetulan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID - Sosok Ipda Erwin kini tinggal kenangan.
Ia merupakan korban insiden polisi terbakar di Cianjur saat bertugas dalam pengamanan demonstasi.
Ipda Erwin bernama lengkap Ipda Erwin Yudha Wildani.
Menjadi seorang polisi bukan sebuah kebetulan.
Ternyata Ipda Erwin memang bercita-cita menjadi anggota Polri.
Hal itu bahkan dicita-citakannya sejak kecil.
Dulu, Ipda Erwin Yudhan Wildani kerap main pistol-pistolan.
Tekad kuat sejak usia anak-anak ternyata membuat keinginannya tercapai.
• Jeritan Hati Ibu Ipda Erwin Dibocorkan Dera Siagian: Anak Terbakar Hatiku Sakit, Kini Lebih Sakit
• Dera Indonesian Idol Terpukul Ipda Erwin Polisi Terbakar di Cianjur Meninggal: Selamat Jalan Om
Anak ketiga dari lima bersaudara itu mewujudkan mimpinya menjadi polisi.

Ia lulus sekolah kepolisian pada 1993/1994.
Terhitung sudah 25 tahun tujuh bulan, Ipda Erwin mengabdi sebagai anggota Polri.
Ia pun sudah berkeluarga.
Istrinya bernama Sukarni, yang kini berusia 46 tahun.
Dari pernikahannya, Ipda Erwin Yudha Wildani dikaruniai dua orang anak.
Anak pertamanya adalah Erik Yudha Saputra.
• Kabar Terkini Dua Kawan Ipda Erwin Yudha Wildani, Polisi yang Dibakar saat Amankan Demo di Cianjur
• Polisi Cianjur yang Terbakar Ipda Erwin Meninggal, Anak Almarhum Bakal Dipekerjakan di Pemkab
Kini, putra sulungnya itu berusia 24 tahun.
Anak keduanya adalah Adinda Wulandari.
Kini, putrinya itu tengah kuliah di Universitas Suryakancana Cianjur.
Usianya masih 18 tahun.
Meninggalnya Ipda Erwin Yudha Wildani membawa duka mendalam terhadap keluarga.
Ipda Erwin meninggal setelah mengalami insiden mengenaskan di Cianjur.
Kamis (15/8/2019), ia bertugas mengamankan aksi demonstasi mahasiswa di Cianjur.
Kala itu Ipda Erwin Yudha Wildani pangkatnya masih Aiptu.
Saat bertugas, ia pun menjadi korban akibat kericuhan dari massa aksi.
Tubuhnya terbakar setelah terkena siraman bensin.

Akibatnya, hampir sekujur tubuhnya terkena luka bakar.
Luka bakar yang parah itu membuat Ipda Erwin dirujuk ke RP Polri Kramatjati, Jakarta.
Sejak dirawat, ia pun sempat dijenguk oleh Kapolri Tito Karnavian.
Kapolri bahkan memberikan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Ipda.
Hampir dua pekan dirawat, kini Ipda Erwin Yudha Wildani pun wafat.
Ipda Erwin dinyatakan meninggal pada Senin (26/8/2019) di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Ia pun wafat sebagai seorang pahlawan.
Akun Instagram resmi Divisi Humas Polri pun mengabarkan kabar duka tersebut.
"TELAH GUGUR PAHLAWAN KAMI
Ipda (Anumerta) Erwin Yudha Wildani
.
Telah kembali ke sisi Tuhan Yang Maha Esa, setelah menjalani masa kritisnya di RS. Pusat Pertamina.
Menjadi korban terbakar saat penanganan unjuk rasa di Cianjur.
.
Terimakasih atas pengabdianmu untuk masyarakat, bangsa dan negara.
.
SELAMAT JALAN PAHLAWANKU."
Penyebab Ipda Erwin Meninggal
Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus W Susetyo mengatakan, luka bakar di tubuh Ipda Erwin mencapati sekitar 72 persen.
Luka bakar tersebut utamanya berada di bagian dada sampai wajah.
Hal itulah yang menurut pihak RSPP jadi salah satu penyebab meninggalnya Ipda Erwin.
"Faktor risiko, satu di antaranya karena sulit untuk bernafas, tapi kita sudah tangani dengan melubangi saluran pernafasannya untuk mempermudah saluran nafas," ujar Agus, dikutip TribunJabar.id dari TribunJakarta.com, Senin (26/8/2019).
Kendati demikian, lantaran luka bakar tersebut cukup besar, tubuh Ipda Erwin juga harus berupaya besar untuk sembuh.
Agus mengatakan, tubuh pasien harus benar-benar kuat.
Apa yang dialami Ipda Erwin "bukan hal yang kecil atau sederhana."
Lebih lanjut Agus kemudian mengatakan, Ipda Erwin sudah menjalani perawatan di RSPP pada Jumat (16/8/2019).
Sejak saat itu, Ipda Erwin langsung mendapatkan penanganan dengan menjadwalkan Erwin masuk ke ruang operasi.
Ipda Erwin kemudian sudah tidak stabil sejak Jumat (23/8/2019).
Keesokan harinya atau Sabtu (24/8/2019), tensi Ipda Erwin cenderung turun.
"Mulai Minggu malam sampai dini hari tadi, pasien harus ditangani secara komprehensif untuk penanganan gawat darurat," ujar Agus.
Hingga akhirnya, Ipda Erwin mengembuskan nafas terakhirnya.