Meski Kerap Tercemar, Sungai Cikijing Tetap Dipakai untuk Mengairi Sawah di Rancaekek
Sungai Cikijing, meski kerap tercemar tapi airnya tetap dipakai untuk mengairi sawah.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sumber air untuk pertanian di Kecamatan Rancaekek hingga Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung sangat terbatas.
Anak-anak Sungai Citarum seperti Sungai Citarik yang membelah areal pesawahan di dua daerah itu kering kerontang.
Keberadaan Sungai Citarik vital untuk mengairi areal pertanian di kawasan itu.
Sungai Citarik merupakan muara bagi sungai-sungai kecil salah satunya di Kecamatan Rancaekek, sebut saja Sungai Cikijing.
Sungai itu melintasi kawasan permukiman dan kawasan pabrik di wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang hingga Rancaekek.
"Airnya ada tapi sedikit. Untuk mengalirkannya harus menggunakan mesin pompa," ujar Ade Sanda (40), warga Desa Jelegong saat ditemui di area pesawahan di desa itu, Kamis (22/8/2019).
Pantauan Tribun Jabar, area pesawahan di desa itu padinya sudah menguning.
"Sebentar lagi panen karena sudah menguning. Saat masa tanam airnya masih ada, kering sejak dua sampai tiga bulan lalu," kata Ade, dibenarkan juga oleh Hilman (50), petani lainnya.
Lantas, darimana mereka mengairi sawahnya itu?
Ade mengatakan, sawahnya diairi dari Sungai Cikijing.
"Dari Sungai Cikijing, disedot pakai mesin pompa karena sedikit," kata dia.
Kata Hilman, Sungai Cikijing jadi sumber air paling vital. Sekalipun, sering airnya kotor karena tercemar air limbah.
Pantauan Tribun, air Sungai Cikijing tampak tidak hitam pekat seperti halnya air terkena limbah. Namun, air sungai berwarna bening kecoklatan.
"Selama dua bulan ini pakai air Sungai Cikijing airnya memang tidak hitam, tapi agak kecoklatan. Katanya sih ada kandungan soda api, tapi saya enggak tahu juga," ujar Hilman.