Kantor DPP Partai Golkar Dilempar Bom Molotov, Ini Penjelasan Polisi
Ia mengatakan ada dua buah molotov yang dilempar oleh orang tak dikenal meski tidak sempat menyala atau meledak.
"Tidak akan mungkin terjadi (perpecahan), karena frekuensinya sama. Kan sama-sama mendukung pemerintahan saat ini," kata Dedi Mulyadi saat ditemui di DPD Golkar DKI Jakarta, di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, kondisi tersebut berbeda saat Munas Golkar 2014, terjadi perpecahan antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono.
Sebab, saat itu Aburizal mendukung Prabowo Subianto sementara Agung Laksono mendukung pemerintahan Jokowi.
Dedi menilai, saat ini justru ada kecenderungan kader Golkar tak ingin konflik politik seperti itu kembali terulang.
"Karena di internal Golkar ada kerinduan Munas itu tak menjadi ajang konflik politik yang terbuka karena itu merugikan Golkar berdasarkan sejarah," kata Dedi Mulyadi.
Ia juga menilai perpecahan tidak mungkin terjadi karena 90 persen Dewan Pimpinan Daerah Golkar tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta ormas dan sayap sudah 90 persen mendukung Airlangga sebagai calon petahana.
"Itu sudah dihitung berdasarkan deklarasi dukungan DPD I dan DPD II," kata Dedi yang juga tim sukses Airlangga ini. (Ihsanuddin)