Pelaku Penembakan Massal Texas Akui Sasar Orang Meksiko dalam Aksinya

Tersangka pelaku penembakan massal di Walmart El Paso Texas yang telah membunuh 22 orang mengaku bahwa dia menargetkan "orang Meksiko".

Editor: Theofilus Richard
afp via bbc
Inilah potongan rekaman yang memperlihatkan seorang pelaku penembakan massal yang menyerang Walmart El Paso di Texas, Amerika Serikat, Sabtu (3/8/2019). Dilaporkan 20 orang tewas karena penembakan massal tersebut. AFP via BBC 

Diberitakan sebelumnya, penembakan massal terjadi di Walmart El Paso pada Sabtu (3/8/2019) pekan lalu, sekitar pukul 10.39 waktu setempat, di mana petugas penegak hukum segera tiba selang beberapa menit kemudian.

Sebanyak 20 orang tewas di tempat kejadian dan dua lainnya meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit. Sementara 24 korban luka lainnya sebagian masih dirawat.

Insiden penembakan massal di El Paso terjadi selang beberapa jam sebelum terjadi penembakan lainnya di Dayton, Ohio, pada Minggu (4/8/2019) dini hari.

Sementara itu, Pemerintah Meksiko telah menetapkan aksi penembakan massal yang menewaskan 22 orang di El Paso, Texas, sebagai kejahatan teroris, dan mencari tindakan hukum untuk memungkinkan mengekstradisi pelaku penembakan.

Sebanyak delapan dari 22 korban tewas dalam insiden penembakan massal di Walmart El Paso merupakan warga negara Meksiko.

Pemuda 21 Tahun Pelaku Penembakan Massal di Walmart Texas Puji Pelaku Teror Masjid Selandia Baru

Menurut data sensus AS, El Paso, yang berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas, berbatasan langsung dengan Meksiko dan memiliki populasi 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.

Toko Walmart di El Paso juga menjadi tempat yang kerap dikunjungi warga Meksiko untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.

Sementara awal pekan ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengunjungi kedua kota tempat terjadinya penembakan massal yang menewaskan total 31 orang dalam kurang dari 24 jam itu.

Trump sempat mendapat penolakan dari warga kota setempat karena dianggap turut bertanggung jawab mendorong terjadinya penembakan massal karena pernyataannya yang kerap dianggap rasial.

(Kompas.com/Agni Vidya Perdana)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved