Mengenal Pohon Sengon, Harganya Mahal, Banyak Ditanam di Jabar, Diduga Penyebab Mati Listrik Massal
Pohon sengon diduga jadi penyebab mati lampu atau mati listrik massal di Jawa bagian barat termasuk Jakarta dan Bandung, Minggu (4/8/2019).
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Lantaran kemampuannya tersebut, pohon sengon dikenal sebagai jenis tanaman hutan tanaman industri.
Kualitas kayu dan karakteristik silvikultur dari pohon sengon ini dapat diterima di industri kayu Indonesia.
Adapun karakteristik pohon sengon pada umumnya lunak dan ringan.
Serat kayunya seragam, namun tekskturnya cukup kasar, lurus, dan saling bertautan.
• Raja Sengon Mengaku Kaya Raya, Tiap Hari Datang 16 Kontainer Isi Uang, Ini yang KemudianTerjadi
Sedangkan, kayu terasnya berwarna putih hingga cokelat muda pucat.
Ada juga kayu terasnya yang berwarna kuning muda sampai cokelat kemerahan.
Pohon ini disebut dapat bertahan selama 0,5-2,1 tahun apabila diletakkan di atas permukaan tanah.
Pohon sengon pun lambat laun juga jadi pilihan utama untuk menggantikan produk kayu alam seperti jadi yang makin sulit dicari.
Padahal dulunya, pohon sengon ini hampir tak ada harganya.
Pohon sengon semakin banyak dicari saat industri-industri pindah ke Pulau Jawa.

Harga panen dari pohon sengon disebut-sebut juga tinggi.
Kayu dari pohon sengon ini bisa dihargai sampai Rp 1 juta untuk ukuran per meter kubik.
Ada juga sumber yang menyebut sengon kayu dengan ukuran tinggi 103 cm dan berdiameter 20 cm dihargai sekitar Rp 650 ribu.
Tingginya harga kayu dari pohon sengon itu tinggi lantaran akses logistik di Pulau Jawa lebih mudah dibanding luar Jawa.
Menurut Laporan Departemen Kehutanan dan Badan Statistika Nasional (2004), jumlah pohon sengon di Indonesia meningkat cepat selama beberapa tahun terakhir.
Di Pulau Jawa, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat jadi daerah dengan luas tanaman sengon rakyat terbesar.
Di kedua provinsi tersebut dilaporkan ada lebih dari 60 persen dari total jumlah pohon sengon yang ditanam oleh masyarakat Indonesia.