Hidup Enzo Zenz Ellie Setelah Ayah Wafat, Bule Prancis Lulus Akmil Bertekad Jadi Tentara Sejak TK
Bule yatim asal Prancis yang lulus menjadi calon Taruna Akmil itu ternyata sudah bercita-cita menjadi tentara sejak kecil.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Nama Enzo Zenz Ellie ramai dibicarakan setelah videonya berbicara dengan Panglima TNI Masekal Hadji Tjahjanto viral.
Bule yatim asal Prancis yang lulus menjadi calon Taruna Akmil itu ternyata sudah bercita-cita menjadi tentara sejak kecil.
Putra pasangan almarhum Jean Paul Francois Allie asal Prancis dan ibu Siti Hadiati Nahriah asal Sunda, Indonesia itu bertekad kuat menjadi tentara.
Menurut ibunya, keinginan Enzo menjadi tentara sudah terlihat sejak masih kanak-kanak."Bukan dari SMA, tapi Enzo malahan sejak taman kanak-kanak memang sudah ingin masuk tentara," ungkap Siti lewat telepon, Selasa (6/8/2019).
Berhubung kesibukannya di luar kota, Siti belum bisa bercerita banyak tentang Enzo dan berbagi pengalaman anaknya sampai bisa lulus catar Akmil di Magelang.
Setelah ayahnya meninggal pada 2012, Enzo Zenz Ellie tinggal bersama ibunya di Cilegon.
Ia meneruskan sekolah menengah pertama di Indonesia.
Kemudian, Enzo Zenz Ellie melanjutkan ke SMA PU Al Bayan, Anyer, Banten yang bersistem asrama khusus putra.
Deden Ramdani, Kepala SMA PU Al Bayan mengaku salut dengan perjuangan Enzo saat pertama kali masuk ke sekolah.
Sebab, Enzo Zenz Ellie memiliki keterbatasan bahasa.
Deden mengenal sosok Enzo karena dirinya kerap menjadi tempat curhat karena pernah mengajarnya untuk mata pelajaran kimia.

Ia mengatakan Enzo Zenz Ellie memiliki kepribadian tekun, ulet, dan punya prinsip yang kuat.
Alumnus Pendidikan Kimia UPI ini mengaku sejak awal Enzo masuk asrama sudah mengungkapkan keinginannya menjadi TNI.
Ada kata-kata Enzo yang membuat Deden takjub dengan pemuda yang hobi atletik dan renang ini.
"Pak, mohon doanya. Saya ingin menjadi prajurit yang soleh," ungkap Enzo seperti ditirukan oleh Deden.
"Bapak doakan Enzo lulus masuk Akmil," jawab Deden meyakinkan siswanya itu.
Hal itu disampaikan ketika Enzo masuk pertengahan semester kelas satu.
Deden menjadi guru kimia Enzo saat duduk di kelas satu dan dua. Sekali dua kali bertemu di masjid, Enzo menyampaikan keinginannya tersebut kepada Deden.

Doa yang diminta Enzo kemudian Deden sampaikan saat rapat dengan guru-guru SMA PU Al Bayan lainnya.
"Saya sampaikan di rapat saat briefing, 'tolong Enzo punya cita-cita jadi prajurit yang soleh ke guru-guru. Sebagian mereka menangis," ungkap Deden.
Awal masuk, Enzo masih terkendala dengan bahasa Indonesia. Namun ia pantang menyerah dengan keadaan.
"Ketika belajar kimia karena sulit bahasa Indonesia, dia tidak mudah menyeragh. Paling punya prinsip."
"Misalnya, ketika punya tekad untuk masuk Akmil, dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia rutin push up dan bicara sama saya. Kemudian lari dan jogging sendiri."
"Beberapa anak mungkin sore istirahat tapi Enzo punya prinsip mengejar cita-citanya. Kelas satu sudah seperti itu," ungkap Deden.
Sosok Enzo di mata Deden bukanlah anak yang neko-neko. Berdasarkan buku catatan pelanggaran siswa, nama Enzo hampir tidak. Justru yang ada malah prestasinya.
Di antara teman-temannya, Enzo pun dikenal sebagai pribadi yang supel terbukti dapat bersosialisasi dengan bagus dan diandalkan di bidang olahraga.
Ingin Jadi Anggota Kopassus
Saat sidang pantukhir, Jumat (2/8/2019) di Magelang, Enzo dihampiri Panglima TNI.
Ia yang berdiri tegap dan bertelanjang dada, pandangannya tetap lurus ke depan.
Kemudian, Hadi Tjahjanto melontarkan pertanyaan dalam bahasa Prancis.
Enzo pun memberikan jawaban dalam bahasa yang sama.
Keduanya tampak lancar berkomunikasi menggunakan bahasa Prancis.
Rupanya, bule berusia 18 tahun ini lahir di Prancis.
• Panglima TNI Wawancarai Calon Taruna Akmil Keturunan Perancis yang Fasih 4 Bahasa, Ini Kelebihannya
Ayahnya, Jeans Paul Francois Allie memang orang Prancis, tepatnya berasal dari Paris.
Sementara itu, sang ibu, Siti Hajah Tilaria merupakan orang Sumatera Utara.
Ia pun tumbuh dan tinggal bersama orangtuanya di Prancis.
Namun, sang ayah meninggal pada tahun 2012.
Kala itu, usia Enzo masih 13 tahun.
Kemudian, ia pun bertandang ke negeri sang ibu untuk melanjutkan sekolah.
Rupanya, bule yatim ini memutuskan, mengenyam pendidikan SMP di sebuah pesantren, di kawasan Serang, Banten.
"Kamu ingin jadi apa?" tanya Panglima TNI Hadi Tjanjanto dalam video yang diunggah channel TNI AD.

Mendengar pertanyaan itu, secara sigap dan lantang, ia pun melontarkan jawaban tak terduga.
"Siap infanteri komando," ujarnya.
• Panglima TNI & Luhut Jadi Penjamin Eks Danjen Kopassus Soenarko, Penangguhan Penahanannya Dikabulkan
Jawaban Enzo pun membuat Panglima TNI terperangah.
Ia tersenyum dan orang-orang di sekitarnya pun ikut bereaksi.
Kemampuan fisik Enzo yang ingin menjadi anggota Kopassus ini tak bisa dianggap remeh.
Dalam satu menit, Enzo mampu melakukan 50 kali push up.
Kemudian, ia pun bisa 50 kali sit up, dan 19 kali pull up dalam semenit.
Tak hanya itu, ia pun bisa berenang sejauh 50 meter dalam waktu satu menit.
Kemudian, ia pun bisa berlari kencang sejauh 7,5 putaran kali 400 meter dalam waktu 12 menit.
Selain fisiknya yang kuat, bule yatim ini menguasai berbagai bahasa asing.
Ia ternyata mahir berkomunikasi dalam empat bahasa.
Mulai dari bahasa Inggris, Prancis, Itali, hingga Arab.
Kini, Enzo pun berhasil menikmati hasil perjuangannya setelah mati-matian daftar Akmil.
Ia pun merasa bahagia bisa lolos menjadi calon taruna.
"Saya bahagia dan bersyukur atas izin Allah SWT," katanya dalam channel Commando News.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada sang ibu yang telah membesarkannya hingga kini
"Kepada Ibu saya terimakasih kepada beliau yang mengurus saya dari lahir sampai sekarang," katanya.
Ia pun bercerita, sejak kecil memang ingin masuk ke dunia militer.
Enzo pun mendapatkan informasi soal Akmil dari sang ibu, ketika masih duduk di bangku SMP.
"Yang mendorong itu dari kecil saya ingin menjadi taruna. saya dapat info Akmil dari ibu saya saat SMP," katanya.