Cerita Entin Selamatkan Bayinya dari Tembok yang Runtuh Akibat Gempa Banten

Ambruknya dapur milik Jamaludin terjadi saat gempa mengguncang Sumur, Banten, berkekuatan 6.9 skala Richter Jumat (2/8) malam kemarin.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ravianto
ferri amiril/tribun jabar
Satu rumah milik Jamaludin (45) di Kampung Pasir Peso RT 03/04, Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, ambruk bagian dapurnya menimpa rumah tetangganya, Zezen (56). 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Satu rumah milik Jamaludin (45) di Kampung Pasir Peso RT 03/04, Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, ambruk bagian dapurnya menimpa rumah tetangganya, Zezen (56) terkena dampak gempa Banten.

Ambruknya dapur milik Jamaludin terjadi saat gempa mengguncang Sumur, Banten, berkekuatan 6.9 skala Richter Jumat (2/8) malam kemarin.

Sang istri, Entin (40), mengatakan, saat rumah bergoyang ia langsung menggendong bayinya, Bagas (1), dan menyuruh anak sulungnya Feri Irawan (17) untuk bergegas pergi keluar rumah.

Tak lama setelah ia berada di bagian depan rumah, ia mendengar suara cukup keras dari bagian belakang rumah.

"Saat itu, saya sama anak sedang menonton televisi. Lalu ada getaran terasa, saya langsung bergegas keluar rumah, sampai di luar ternyata dinding dapur ambruk menimpa rumah tetangga," kata Entin, Sabtu (3/8).

Ia mengatakan dinding dapurnya yang ambruk sepanjang lima meter.

"Semalam saya mengungsi ke rumah kerabat dekat karena takut ada gempa susulan," ujarnya.

Ketua RT Agus Johansyah (45) mengatakan, jumlah rumah yang rusak parah hanya milik Jamaludin, beberapa rumah lainnya yang mengalami retak ada empat rumah.

"Tak ada korban, hanya bagian rumah saja yang mengalami retak," katanya.

Kasi Pem / Poldes Cibafak Ajat Sudrajat beraama KaDus II Moh Arif, Kadus Nurdin (49), serta Kapolsek Cibeber Jamaludin langsung mendata kerusakan akibat gempa di Cibeber.

Di Kampung Gunungputri RT 01/07, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, warga sempat mengira gempa yang terjadi adalah getaran dari Gunung Gede yang erupsi.

Pasalnya kampung mereka berada di kaki gunung Gede Pangrango.

Seorang warga yang merasakan getaran, Lana (30), sangat mengkhawatirkan terjadi letusan Gunung Gede Pangrango, karena rumahnya masih berada di lereng gunung.

"Dalam benak saya sempat berpikir mungkin Gunung Gede akan meletus, eh ternyata bukan," katanya, Sabtu (3/8).

Seorang warga lainnya, Aep Setiawan (67) mengatakan, saat gempa mengguncang ia sedang menonton acara TV dan merasakan ada pergerakan yang lumayan lama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved