Gempa Banten

Pascagempa Banten, Gempa Kembali Terjadi 3 Kali dengan 2 Pusat Gempa di Pulau Jawa

Pascagempa Banten bermagnitudo 6,9, ternyata kawasan Pulau Jawa kembali diguncang gempa sebanyak dua kali pada Sabtu (3/8/2019) ini.

Penulis: Dedy Herdiana | Editor: Dedy Herdiana
shutterstock
Seismograf yang merekam adanya gempa. 

TRIBUNJABAR.ID - Pascagempa Banten bermagnitudo 6,9, ternyata kawasan Pulau Jawa kembali diguncang gempa sebanyak dua kali pada Sabtu (3/8/2019) ini.

Hingga Sabtu (3/8) siang ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menginformasikan melalui laman resminya, bmkg.go.id, setelah gempa yang berpusat di laut atau sekitar 147 Km Barat Daya Sumur, Banten dengan kekuatan magnitudo 6,9 itu terjadi dua kali gempa.

Gedung RSUD Sumedang Retak Pascagempa Banten, Begini Penuturan Saksi Mata Penunggu Pasien

Pasca Gempa Banten, Gedung RSUD Sumedang Retak-retak? Begini Pantauan di Lokasi dan Kata Humas

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 4,4 terjadi pada pukul 00.22.02 WIB dengan pusat gempa di laut sekitar 49 Km Barat Daya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Gempa tersebut kedalamannya sekitar 27 Km dan tercatat di koordinat 7,43 LS; 106,48 BT.

Geteran gempa tersebut dirasakan hingga II Panggarangan dengan skala MMI II dan Pelabuhan Ratu dengan skala MMI I-II.

Gempa berpusat di Barat Daya Kabupaten Sukabumi
Gempa berpusat di Barat Daya Kabupaten Sukabumi (bmkg.go.id)

Sedangkan gempa kedua berkekuatan magnitudo 3,4 terjadi pada pukul 09.42.13 WIB dengan pusat gempa di darat sekitar 9 Km Barat Daya Madiun, Jawa Timur.

Gempa tersebut kedalamannya sekitar 16 Km dan tercatat di koordinat 7,69 LS dan 111,6 BT.

Geteran gempa tersebut dirasakan di Madiun dengan skala MMI II.

Gempa berpusat di Madiun
Gempa berpusat di Madiun (bmkg.go.id)

Gempa lainnya setelah gempa Banten, juga terjadi pada Jumat (2/8) pukul 23.10/12 WIB.

Gempa ini berkekuatan magnitudo 5,6 dengan pusat gempa di 219 Km Barat Laut Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 113 Km dan tidak berpotensi tsunami.

Adapun titik koordinat gempanya berada di 5,88 LU dan 126,06 BT.

Menanggapi peristiwa gempa yang seakan tidak pernah berhenti, sejumlah warganet memberikan tanggapan di akun Twitter @infoBMKG.

Berikut beberapa tanggapan dari sejumlah warganet:

@minatouzk : gempa di indonesia itu tiap hari pasti ada. lempeng bumi kan terus bergerak. gausah panik :(

‏@Indralesta_  : Yaallah ada gempa lagii Tetep waspada dan berdoa terus ya teman teman
 
@rizalsyaifulakb : Stay save dimanapun kalian berada brader and sister!

@cjukkk :  Innalillahi wa inna ilaihi rajiun stay safe kalian semoga selalu dlm lindungan Allah swt.

Gempa Banten Direvisi

Badan Meteoroogi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) merevisi sejumlah keterangan mengenai gempa bumi berkekuatan cukup signifikan yang mengguncang bagian wilayah Banten Jumat (02/08/2019) malam.

Dalam narasi pertama yang dikeluarkan BMKG, gempa pukul 19.03 WIB tadi malam itu berkekuatan M 7,4 dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten.

Peta lokasi gempa di perairan Banten, Jumat (2/8/2019) malam.
Peta lokasi gempa di perairan Banten, Jumat (2/8/2019) malam. (USGS)

Narasi yang dikeluarkan tersebut juga menuliskan bahwa kedalaman gempa 10 km dengan potensi tsunami.

Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, terdapat sejumlah revisi mengenai keterangan gempa tersebut.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo awal M 7,4 selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo M 6,9," ungkap Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari Kompas.com.

Tak hanya kekuatannya yang berbeda, Daryono juga menyebut kedalaman gempa yang berbeda dari hasil analisis awal.

Dalam analisisnya, Daryono mengatakan kedalaman gempa 48 km.

"Episenter lindu tersebut terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km," ujarnya.

Seperti yang diketahui, sebelumnya, dalam narasi yang beredar, gempa pukul 19.23 WIB tadi berada pada kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia," kata Daryono.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik," sambungnya.

Dalam pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," tutur Daryono.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami dengan level SIAGA untuk wilayah Lebak dan Pandeglang bagian Selatan, dan level WASPADA untuk wilayah Pandeglang Utara, Tanggamus-Lampung," tegasnya.

Hingga pukul 20.15 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Sampai saat ini, status peringatan dini tsunami belum di akhiri oleh pihak BMKG.

Entin dan Bayinya Selamat dari Gempa

Rumah milik Jamaludin (45), di Kampung Pasir Peso, RT 3/4, Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, bagian dapurnya ambruk menimpa rumah tetangganya, Zezen (56).

Ambruknya dapur milik Jamaludin terjadi saat gempa mengguncang Sumur, Banten, Jumat (2/8/2019) kemarin.

Sang istri, Entin (40), mengatakan, saat kejadian ia langsung menggendong anak bungsunya Bagas (1) dan menyuruh anak sulungnya Feri Irawan (17) untuk bergegas pergi keluar rumah.

"Saya sama anak sedang menonton televisi ada gempa terasa lalu saya keluar rumah, sampai di luar, dinding dapur ambruk menimpa rumah tetangga," kata Entin, Sabtu (3/8/2019).

Rumah milik Jamaludin yang ambruk diguncang gempa.
Rumah milik Jamaludin yang ambruk diguncang gempa. (Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin)

Ia mengatakan dinding dapurnya yang ambruk sepanjang lima meter.

"Semalam saya mengungsi ke rumah kerabat dekat," ujarnya.

Ketua RT Agus Johansyah (45) mengatakan, rumah yang rusak parah hanya milik Jamaludin.

Empat rumah lainnya mengalami retak.

"Tak ada korban, hanya bagian rumah saja yang mengalami retak," katanya.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Sugeng, mengatakan, ada tiga rumah mengalami rusak sedang akibat gempa semalam.

"Ada tiga rumah mengalami kerusakan akibat gempa, kerusakan rumah terjadi di Desa Nojongkaso, Kecamatan Agrabinta; di Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber; dan di Desa Mekarmulya, Kecamatan Pasirkuda," ujar Sugeng, Sabtu (3/8/2019).

Sugeng mengatakan data tersebut masih bersifat sementara dan bisa saja bertambah karena petugas masih melakukan monitoring di lapangan.

Di Sukabumi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiana, melaporkan jumlah kecamatan yang terdampak bertambah menjadi 23 kecamatan dengan total kerusakan mencapai 26 rumah.

Dari 26 rumah terdiri dari tiga rumah mengalami rusak berat, 16 rumah mengalami rusak sedang, dan 7 rumah mengalami rusak ringan.

Laporan dari Sukabumi juga bersifat sementara.

Terdampak Gempa Banten Dua Rumah Rusak di Kabupaten Bandung & Ada Retakan Tanah di Pangalengan

Detik-detik Pembunuh Gadis Cantik Lulusan IPB Ditangkap, Coba Melawan, Ditembak Kaki Kirinya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved