Gempa Banten Disebut Tak Punya Korelasi dengan Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu
Tidak ada aktivitas yang meningkat di Gunung Tangkuban Parahu pasca- gempa Banten yang sempat disertai peringatan dini berpotensi tsunami
Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Ketua Tim Pascabencana Gunung Tangkuban Parahu, Kristianto mengatakan tidak ada korelasi antara gempa Banten pada Jumat (2/8/2019) dengan Gunungapi Tangkuban Parahu yang sedang aktif.
Hal itu dikatakannya saat ditemui Tribun Jabar di Pos Pemantau Aktivitas Gunungapi Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (3/8/2019).
"Gempa Banten yang terjadi malam tadi itu belum bisa kami menyimpulkan ada korelasi atau tidak, tapi biasanya tidak ada korelasinya," kata Kristianto.
Menurut dia, aktivitas gunung yang terletak di antara KBB dan Subang ini sudah terjadi sebelum adanya gempa Banten yang bermagnitudo 6,9.
Tidak ada aktivitas yang meningkat di Gunung Tangkuban Parahu pasca-gempa Banten yang sempat disertai peringatan dini berpotensi tsunami.
• Waspada Gempa, Ini Doa Saat Terjadi Gempa Bumi, Tetap Tenang dan Minta Perlindungan
• VIDEO Sutradara dan Cast Film Zeta Sapa Pengunjung Pusat Grosir Cirebon
Kristianto menyebut erupsi yang terus-menerus di Tangkuban Parahu sudah muncul dan terjadi sejak Jumat pagi.
Selain diketahui gempa Banten yang terbilang cukup besar, bahkan terasa hingga Bandung itu terjadi Jumat malam.
"Getaran dari seismograf dan erupsi di sini (Gunungapi Tangkuban Parahu) sudah berlangsung sejak kemarin pagi ya," ucapnya.
Meski demikian, gempa yang terjadi di kedalaman 10 kilometer dan berlokasi 147 kilometer barat daya Sumur, Banten itu terekam di seismograf pos pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu.
Hal itu karena alat pengukur dan pencatat getaran atau gempa itu sensitif, maka kata Kristianto bahwa getaran gempa besar itu akan terekam.
"Gempa Banten terekam di seismograf di sini, karena alat ini (seismograf) kan sensitif terhadap goncangan," ujar dia.