Kualitas Udara Jakarta Buruk: Wapres Sebut Itu Tantangan Gubernur, BMKG Ungkap Penyebab Udara Buruk
Berdasarkan data Air Visual pada Senin (29/7/2019) pagi misalnya, Jakarta muncul sebagai urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: taufik ismail
Kualitas Udara Jakarta Buruk: Wapres Sebut Itu Tantangan Gubernur, BMKG Ungkap Penyebab Udara Buruk
TRIBUNJABAR.ID - Kualitas udara di Jakarta disebut-sebut menjadi salah satu yang terburuk di dunia.
Berdasarkan data Air Visual pada Senin (29/7/2019) pagi misalnya, DKI Jakarta muncul sebagai urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Kualitas udara Jakarta, per pukul 09.38 WIB, tercatat 183 kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.
Jika menggunakan acuan US AQI, hasil analisis pencemaran udara untuk parameter PM2.5 dengan konsentrasi 0-10 ug/m3 termasuk kategori sedang, lalu 36 hingga 55 ug/m3 kategori tidak sehat untuk kalangan tertentu.
Kemudian, 56-65 ug/m3 adalah kategori tidak sehat, 66-100 ug/m3 kategori sangat tidak sehat dan 100 ug/m3 ke atas kategori berbahaya.

Kualitas udara Jakarta yang disebut-sebut buruk ini pun jadi perbincangan di media sosial.
Sejumlah warganet mengeluh mengenai udara Jakarta.
"Jakarta makin hari kualitas udaranya makin buruk dan tidak ada solusi konkrit dari pak Gubernur @aniesbaswedan
. Jangan salahkan saya ya pakai kendaraan pribadi, wong sudah bayar pajak dan rating uji emisi nya sudah Euro 6 kok jadi ramah lingkungan dan minim pencemaran udara," tulis @EvnNathan.
"Apa iya nda repot di Jakarta ini gegara buruknya kualitas udara lalu masyarakat disarankan pakek masker sebelum ke luar rumah," tulis @vctrkmng.
• Viral Video Pria di Jakarta Makan Kucing Hidup-hidup, Polisi: Bisa Dikenai Pidana
Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan sampai angkat bicara mengenai polusi di ibukota tersebut.
Ia mengatakan, polusi udara di Jakarta adalah tantangan bagi gubernur dan masyarakatnya.
Jusuf Kalla mendapatkan laporan, polusi udara di Jakarta sebagian besar diakibatkan karena kendaraan.
Jadi, katanya, ada hubungannya dengan kemacetan dan begitu banyak orang menggunakan mobil sebagai transportasi.
"Kemudian solusinya mau ngeluarin mobil atau mobil itu masa datang. Itu harus mobil yang emisinya kecil. Sebenarnya kan sudah ada aturan tentang ganjil genap, itu juga mengurangi kendaraan, MRT juga mengurangi kendaraan," ujar Jusuf Kalla, dilansir TribunJabar.id dari tayangan Kompas TV, Rabu (31/7/2019).