Mengenal Lebih Dekat Tentang Kode Pos, dari Sejarah Hingga Fungsinya Saat Ini

Kode Pos diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1984. Hal ini, berawal dari adanya kendala sortir surat yang melatarbelakangi kebutuhan si

Editor: Theofilus Richard
ISTIMEWA
Graha Pos Indonesia 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kode Pos diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1984. Hal ini, berawal dari adanya kendala sortir surat yang melatarbelakangi kebutuhan sistem baru yang terintegrasi.

Di Indonesia, di berbagai kota, banyak nama-nama jalan yang sama. Nah, kode pos ini lah yang menentukan areanya benar atau tidak. Dengan adanya kode pos yang benar, wilayah tujuan surat atau barang akan bisa ditentukan dengan semakin mudah.

Marsoedi M. Paham, penggagas kode pos, menuturkan sebelum adanya kode pos, sortir dilakukan dengan tidak sistematis. Dari dulu, katanya, tidak pernah diajarkan sortir itu harusnya berdasarkan apa.

Dia memaparkan sortir surat itu dilakukan paling sedikit dua kali, yakni sortir saat pemberangkatan dan sortir waktu antaran.

"Tapi hal itu adalah untuk perposan, karena itu saya pegang istilahnya kode pos, bukan kode provinsi, bukan kode daerah. Jadi untuk kepentingan pos. Jadi efisien dalam pengurusan penyampaian surat," jelasnya, belum lama ini.

Pemkab Majalengka Gelar Invitasi Olahraga Tradisional, Bupati Coba Sumpitan

Negara Indonesia, terkoneksi dengan jaringan kode area sebagai acuan batas dan tujuan, menjangkau pasti ke seluruh penjuru negri.

Pembagian area kerja di Pos Indonesia, terkoordinasi dengan sangat baik sehingga semakin memdahkan proses pengiriman dengan tepat guna, tanpa ada kekeliruan.

Salah satu pelanggan Pos Indonesia, Okky R. Ngakili, yang merupakan seorang Health Care Specialist mengaku menggunakan Pos Indonesia untuk pengiriman produk-produknya.

"Kebetulan pasien saya sudah dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Lampung, ada juga di beberapa provinsi di Kalimantan. Dan saya percaya sekali menggunakan Pos untuk pengiriman produk saya karena aman, kemudian menjangkau wilayah terdalam dan juga memberikan kepuasan kepada klien saya karena tepat waktu," katanya.

Indonesia yang terkoneksi, pasti mengalami perkembangan selaras dengan kebutuhan yang dinamis dari kota metropolitan, kecamatan, desa, hingga wilayah terdepan Indonesia.

Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono, menilai kode pos tidak boleh statis seperti yang ada sekarang.

Tetapi, harapnya, kode pos harus memberi makna yang lebih kuat terhadap hadirnya digital addressing yang akan sangat berhubungan dengan perkembangan ekonomi digital.

"Untuk hal ini semua, Pos Indonesia siap mengalokasikan resources kami untuk membantu negara menginovasikan ulang kebutuhan kita untuk mendesain kode pos yang baru yang sudah lebih relevan tehadap urban life dan lebih relevan terhadap digital ekonomi," katanya.

Pos Indonesia Launching Aplikasi COD C2C, Inovasi Integrasikan 3 Pilar Layanan E-Commerce

Sementara itu, Ikahsan Baidirus, Direktur Pos Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika mengemukakan sistem kode pos dapat dijadikan sebagai bentuk klaim kedaulatan atas wilayah yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di sisi lain, lanjutnya, Kemenkominfo juga meyakini sistem kode pos yang terintegrasi juga dapat mendukung perkembangan digital ekonomi di Tanah Air.

"Kementerian Kominfo percaya dengan integrasi sistem kode pos dengan teknologi big data akan memajukan industri logistik e-commerce yang pada gilirannya akan mendukung ekonomi digital Indonesia," katanya.

Apresiasi Pelanggan, Pos Indonesia Gelar Meterai Award 2019

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved