Sesar Lembang Bereaksi dan Gempa Setelah Tangkuban Perahu Meletus? Ini Penjelasan Peneliti LIPI
Banyak yang bertanya apakah Sesar Lembang akan bereaksi dan terjadi gempa setelah Gunung Tangkuban Perahu erupsi atau meletus pada Jumat (26/7/2019).
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Kisdiantoro
Sesar Lembang Bereaksi Setelah Gunung Tangkuban Perahu Meletus? Ini Penjelasan Peneliti LIPI
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Banyak yang bertanya apakah Sesar Lembang akan bereaksi setelah Gunung Tangkuban Perahu erupsi atau meletus pada Jumat (26/7/2019).
Selain bahaya Gunung Tangkuban Perahu meletus, warga di Lembang atau sekitar Gunung Tangkuban Perahu, khawatir terjadi gempa yang potensinya bisa mencapai magnitude 7 skala richter.
Dari hasil penerlitian Sesar Lembang ini aktif dan sewaktu-waktu bisa terjadi gempa.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung kemudian katif melakukan sosialisasi soal mitigasi bencana gempa Sesar Lembang.
Antara Gunung Tangkuban Perahu dan rekasi Sesar Lembang ternyata masih sulit dipastikan keterkaitannya.
Hanya, soal erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang kemarin terjadi masih dikatakan relative aman dan tidak menimbulkan kegempaan.
• Potensi Gempa Sesar Lembang Mencapai 6,8 Magnitudo, BNPB Gelar Kesiapsiagaan
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kemungkinan peningkatan aktivitas Sesar Lembang menyusul erupsi Gunung Tangkubanparahu.
Erupsi Gunung Tangkubanparahu, kata Eko, masih bersifat freatik atau masih melibatkan aktivitas air pada bagian atas gunungnya, dan belum memperlihatkan indikasi pengaruh kenaikan magma. Hal itu terlihat dari asap erupsi yang berwarna putih, menandakan kandungan air.

"Masih bagian atasnya. Kalau magma yang naik, indikasinya adalah warna asap hitam. Kalaupun letusan magmatik, bisa jadi itu bukan letusan besar (yang bisa memengaruhi aktivitas sesar)," kata Eko saat dihubungi semalam.
Eko mengatakan, para ilmuwan pun sulit mengaitkan hubungan antara aktivitas gunung berapi dengan aktivitas sesar. Pengaitan ini, katanya, boleh dikatakan masih relatif spekulatif.
• Sesar Lembang Ulang Tahun Gempa, LlPI Ingatkan Ancaman Gempa 7 SR
"Jadi, sifatnya tidak bisa dipastikan. Kita tidak tahu karena mungkin selama ini tidak banyak riset yang dilakukan terkait itu. Sifatnya menebak-nebak, apa iya apa tidak," katanya.
Namun, menurut sejarahnya, kata Eko, terbentuknya Sesar Lembang memang terkait erat dengan letusan Gunung Sunda Purba.
"Letusan Sunda Purba dulu itulah yang mengawali proses pembentukan Sesar Lembang. Tapi itu letusan yang luar biasa besar. Dua letusan, 200 ribu tahun lalu dengan 50 ribu tahun lalu, dua-duanya kataklismik," katanya.
Namun, jika sifat letusan masih seperti yang terjadi pada Jumat sore, kata Eko, tidak akan berkaitan dengan Sesar Lembang.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Barat PVMBG, Nia Khaerani, mengatakan, erupsi di Kawah Ratu, Jumat sore, tak disertai gejala vulkanik yang jelas. "Bahkan, saat erupsi terjadi, seismograf kami lurus, berarti tidak ada tanda-tanda kegempaan," ujarnya di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkubanparahu.
Senada dengan Eko, Nia juga memastikan bahwa erupsi ini tak berpotensi memicu pergerakan patahan Lembang. "Erupsinya kecil. Tak akan mengganggu patahan Lembang," ujarnya.
• Kesaksian Kakek Pedagang Bandrek, Turun Terakhir Saat Tangkuban Perahu Erupsi
15 Wisatawan Luka
Setidaknya 15 wisatawan terluka saat Gunung Tangkuban Perahu yang tenang tiba-tiba erupsi, selepas Asar, Jumat (26/7/2019).
Asap kelabu membubung tinggi dari Kawah Ratu. Dalam hitungan detik, langit tiba-tiba gelap diiringi hujan abu vulkanik erupsi Gunnung Tangkuban Perahu.
Para pedagang yang sore itu masih berjualan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu sontak berlarian menyelamatkan diri. Dalam keadaan panik, para wisatawan berebutan turun, menuju tempat parkir dan bergegas pergi.
"Ada mobil yang ringsek karena nabrak saat turun," kata Acep (32), juru parkir TWA Gunung Tangkubanparahu, saat ditemui di gerbang masuk Tangkubanparahu, kemarin.
Acep mengatakan, meski belum hari libur, Tangkubanparahu ramai sepanjang hari kemarin. "Pengunjungnya lumayan banyak, pada bawa mobil dan motor," kata Acep.
Acep mengatakan, saat hujan abu turun, ia sempat kembali ke atas untuk membantu temannya yang masih ada di sana. "Saat itu, jalan ke puncak sudah tertutup abu setebal sepuluh sentimeran. Teman saya di atas dagang sweater. Dia panik saat saya datang," ujarnya.
• Dayang Sumbi Terkenal Cantik Jelita, Obat Awet Mudanya Katanya Ada di Puncak Gunung Tangkuban Perahu
Gambaran kepanikan juga diungkapkan Hendrik (47), salah seorang pedagang.
"Tak lama setelah Kawah Ratu meletus, kondisinya gelap gulita. Kami berlarian menyelamatkan diri. Sejumlah wisatawan berteriak-teriak mencari keluarganya," kata Hendrik.
Hendrik mengatakan, sejumlah tetangganya terpaksa mendapat perawatan karena terluka saat menyelamatkan diri. "Ada warga yang matanya terkena abu dan ada yang sesak napas," kata Hendrik, yang sehari-hari juga menjadi ketua RT di kawasan Tangkubanparahu.
Kapolsek Lembang, Kompol Sutarman, mengatakan, 15 wisatawan yang terluka sudah mendapat perawatan klinik Sespim, Lembang.

"Sebagian sudah diperbolehkan pulang. Kebanyakan mengalami sesak napas," ujarnya di TWA Tangkubanparahu.
Kawah Ratu Gunung Tangkubanparahu erupsi pukul tepat 15.48. Pelaksana harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo, mengatakan, berdasarkan hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunungapi Tangkubanparahu, kolom abu saat erupsi terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Tinggi kolom abu yang teramati sekitar 200 meter dari atas puncak atau kurang-lebih 2.284 meter di atas permukaan laut.
• Mengenal Sesar Lembang, Disebut LIPI Masuk Siklus Pelepasan Energi, Warga Pernah Diminta Tak Panik
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 38 mm. Durasi sekitar lima menit 30 detik.
Kapolres Subang, AKBP Muhammad Joni, mengatakan, penyisiran masih terus dilakukan di lokasi TWA. "Selain itu, kami sudah menyiapkan posko bersama instansi lain di kantor pos pemantauan PVMBG Gunung Tangkubanparahu," ujarnya.
Deden Ridwansah, Kepala Kantor SAR Bandung, mengatakan, kondisi Tangkubanparahu pada Jumat malam sudah kembali normal. "Pengunjung, pendaki gunung, dan masyarakat sekitar sudah dievakuasi," kata Deden, semalam.
Deden memastikan tak ada korban jiwa pada peristiwa erupsi ini. Status Gunung Tangkubanparahu tetap berada di level 1.
"Kantor SAR Bandung berfokus pada pencarian dan pertolongan. Karena itu, siaga tim di lokasi sangat diperlukan untuk menunjang kesiapsiagaan tim jika terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Deden. (Tribunjabar.id/hilman kamaludin/syarif abdussalam/syarif pulloh)