Manuskrip Islam Syekh Abdul Manan Usianya Sudah Ratusan Tahun, Bukti Penyebaran Islam di Indramayu

Manuskrip Islam Syekh Abdul Manan menjadi satu ikon yang menyita perhatian dari ratusan benda bersejarah yang ada di Museum Bandar Cimanuk

Editor: Ichsan
tribunjabar/Handhika Rahman
Manuskrip Islam Syekh Abdul Manan salah satu ikon benda bersejarah di Museum Bandar Cimanuk Indramayu, Minggu (21/7/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Manuskrip Islam Syekh Abdul Manan menjadi satu ikon yang menyita perhatian dari ratusan benda bersejarah yang ada di Museum Bandar Cimanuk Indramayu.

Naskah kuno tersebut bahkan tersimpan rapi di ruang utama tepat setelah gerbang masuk pusat heritage di Bumi Wiralodra yang berlokasi di Jalan Veteran No. 1 Lemahabang-Indramayu itu.

Kepala Pengelola Museum Bandar Cimanuk, Nang Sadewo mengatakan, naskah kuno ini ada beberapa buah, dimana dahulunya digunakan sebagai pedoman dalam menyebaran Agama Islam di Kabupaten Indramayu.

"Yang mengajarkannya itu para leluhur asli Indramayu ada banyak, Syekh Abdul Manan, Ki Raksa Pura, dan lain-lain," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di Museum Bandar Cimanuk, Minggu (21/7/2019).

Naskah kuno itu berisikan, semua bentuk ajaran Islam, seperti hukum fiqih, aqidah dan lain-lain.

Naskah-naskah kuno ini disampaikan Nang Sadewo digunakan pada periode tahun 1.800-1.900 Masehi. Untuk lokasi penemuaannya yakni di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu.

Pantuan Tribuncirebon.com, meski sudah berusia ratusan tahun naskah-naskah atau kitab kuno tersebut masih terawat dan terjaga keasliannya.

Presenter TVRI Ditemukan Tewas di Selokan, Tubuhnya Penuh Luka Tusuk, Diduga Dibunuh

Benda-benda itu disimpan didalam kubus kaca agar terhindar dari kerusakan, adapun untuk tulisan naskah tersebut menggunakan bahasa arab pegon atau arab gundul dengan kertas yang digunakan, yakni kertas daluwang.

Kertas dawulang sendiri adalah kertas tradisional yang dibuat dari serat-serat tanaman yang memiliki tekstur kasar.

Nang Sadewo mengatakan, pihaknya berusaha agar benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Indramayu dapat terus dilestarikan dan dijaga.

Menurutnya, sejarah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan suatu daerah, sehingga benda-benda bersejarah perlu mendapat perhatian lebih agar tidak hilang tergerus oleh zaman.

"Suatu daerah itu tidak akan maju tanpa dibentengi dengan budaya atau sejarah yang kuat dari daerah tersebut," ujar dia.

Oleh karenanya, meski Museum Bandar Cimanuk masih berusia sekitar 5 tahun dan terbilang baru, pihaknya berkomitmen untuk dapat mengumpulkan dan merawat benda-benda jejak sejarah Kabupaten Indramayu.

Hal itu demi menjadikan Museum Bandar Cimanuk sebagai referensi edukasi baik bagi masyarakat setempat ataupun wisatawan yang ingin mengetahui sejarah dari Kabupaten Indramayu dari zaman ke zaman.

"Pengunjung dari luar negeri juga sudah banyak, ada dari Amerika, Malaysia, Jepang, Belanda, dan masih banyak lagi," ucap dia.

Enam Hari di Inggris dan Swedia, Ridwan Kamil akan Perkuat Kerja Sama di Berbagai Sektor

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved