Serangan Brutal Kelompok SMB ke Kantor WKS Jambi, 2 Anggota TNI Terluka dan Kades Sebut Hampir Mati
Kelompok beranggotakan 70 orang tersebut, tiba-tiba menyerang perusahaan tersebut dan merusak fasilitas kantor. Mereka juga dilaporkan menganiaya beb
"Saya tidak terima ini harus ada penegakan hukum," tambahnya.
Kolonel Arh Elphis Rudy menegaskan, atas kejadian ini dirinya tidak mempermasalahkan adanya konflik yang terjadi di sana, akan tetapi dirinya mempermasalahkan adanya pembakaran 10 hektar tersebut.
"Yang saya soroti itu adanya pembakaran itu, dan datangnya petugas ini atas perintah saya untuk memadamkan api. Tapi mereka langsung dikeroyok," tegasnya.
Selain itu, dirinya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polda Jambi untuk dilakukan pengamanan di Distrik VIII tempat terjadinya kebakaran.
Dia berharap kepada kepolisian untuk serius menangani persoalan SMB ini sebab semakin merajalela perbuatannya dan terakhir melakukan penyanderaan terhadap tim terpadu termasuk tiga anggota TNI, Polisi dan Damkar.
Sedangkan Kepala desa ( Kades) Sengkati Baru, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, Herdianto mengatakan, penyerangan demi penyerangan yang di lakukan kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) ke berbagai pihak termasuk dirinya sudah seperti Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Untuk itu, Herdianto meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku penganiayaan yang dilakukan kelompok SMB terhadap dirinya.
"Saya sangat menyayangkan lambatnya proses hukum yang ditangani Polres Batanghari dalam kasus yang menimpa saya," kata Herdianto, di Jambi, Rabu (18/7/2019).
• Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Gara-gara Tak Mau Ditinggal Istri Bekerja

Setelah kejadian itu, ia langsung lapor ke Polres Batanghari namun para pelaku penganiayaan yang menggunakan senjata api rakitan itu tidak ditangkap sampai sekarang.
"Saya hampir mati untung masih dilindungi dan saat aksi itu mereka membawa senjata api rakitan atau kecepek dengan jumlah massa mencapai ratusan orang dengan membawa berbagai senjata ada bambu runcing," kata Herdianto.
Diceritakannya, penyerangan terjadi lebih kurang sepekan lalu saat dirinya dan masyarakat akan melakukan pengecekan lahan koperasi yang harus ditanami.
"Waktu itu kita bawa truk mau ke lokasi lahan yang diberi menteri untuk dikelola oleh koperasi desa yang berbatasan dengan distrik VIII WKS," kata Herdianto.
Belum sampai lokasi masih di pertengahan jalan, pihaknya dihadang massa SMB dengan bersenjata lengkap sedangkan kami yang tidak ada senjata kabur dan kocar kacir, mobil truk milik warga itu sempat ditembaki SMB.
Lanjutnya, jangankan masyarakat biasa, Babinkamtibmas dan Babinsa tidak diperbolehkan masuk ke area wilayah yang diduduki SMB .
"Mereka (polisi) tidak berani apalagi kita," ungkapnya.
• Senggolan di Acara Pernikahan Berbuntut Perkelahian Maut, Abdul Wahid Tewas Bersimbah Darah