Pemprov Jabar Sapu Bersih Desa Sangat Tertinggal, 537 Desa Naik Kelas jadi Desa Maju
Dalam waktu setahun, jumlah desa berstatus sangat tertinggal ditargetkan disapu bersih sampai nol persen. Sebaliknya, sebanyak 537 desa naik peringka
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Theofilus Richard
Mobil inovatif yang bisa berubah bentuk ini bisa digunakan untuk angkutan pertanian, layanan kesehatan, layar tancap, angkutan penumpang hingga panggung hajatan.
• Ridwan Kamil Kembali Kunjungi Waduk Jatiluhur, Kali Ini Main Perahu Kayak
Program Pembangunan Desa Menyentuh Langsung IDM
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan kenaikan jumlah desa mandiri sampai hampir tiga kali lipat dan naik kelasnya ribuan desa di Jabar ini disebabkan oleh berbagai program pembangunan desa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar dan pihak lainnya berlangsung efisien walaupun hanya dalam jangka waktu setahun.
"Ternyata berbagai kebijakan dan program pembangunan desa di bawah Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini cocok dengan indikator desa mandiri, sehingga hasil survei awal yang segera dirilis ini menunjukkan bahwa tahun ini desa mandiri di Jabar jumlahnya naik jadi 98 desa, padahal targetnya hanya 63 desa," kata Dedi di Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat, Senin (15/7/2019).
Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat 2018-2023, katanya, tertulis bahwa indikator kerja gubernur, salah satunya harus menaikkan Indeks Desa Membangun, yang di dalamnya ada Indikator Desa Mandiri.

Indikator Desa Mandiri tersebut, katanya, setiap tahun ditargetkan terus meningkat untuk total 5.312 desa di Jawa Barat.
Dedi mengatakan, pada 2018 tercatat ada 37 desa mandiri, kemudian pada 2019 jumlahnya ditargetkan menjadi 63 desa mandiri.
Tetapi kenyataannya, realisasinya malah menjadi 98 desa mandiri.
"Beberapa program sudah dilakukan sesuai indikator yang ada, yakni program Desa Digital yang di dalamnya ada program Wifi gratis, Satu Desa Satu Perusahaan atau One Village One Company, sampai program Jembatan Gantung Masuk Desa. Sebagian besar program sangat memenuhi Indikator Desa Membangun tersebut," katanya.
Program-program yang dilakukan pemerintah, katanya, sangat mengena dengan pembangunan desa di berbagai indikator, mulai dari ketahanan sosial, sampai lingkungan hidup.
Selain itu, desa pun terus berkemampuan untuk membangun infrastrukturnya sendiri dengan hadirnya Dana Desa.
Dedi menyontohkan, di sektor kesehatan, sebagai indikator ketahanan sosial, katanya, ternyata penanganan masalah gizi stunting ditangani langsung sampai tingkat desa sesuai intervensi gubernur melalui Dana Desa.
Di sejumlah titik desa mandiri pun, katanya, sudah dilakukan program tanggap bencana sehingga terdapat jalur evakuasi bencana dan pengetahuan kebencanaan yang tinggi di masyarakat desa tersebut.
Bahkan, pembangunan infrastruktur diarahkan untuk penanggulangan bencana yang berguna juga untuk pengaturan aspek ekonomi seperti pertanian dan sumberdaya air.
"Sekarang semua OPD di Jawa Barat, dari mulai dinas saya sendiri sampai dinas lainnya, lebih konsen membangun desa. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jabar contohnya fokus melakukan program Jabar Caang ke semua pelosok, Dinas Kesehatan fokus tangani stunting, sampai Badan Narkotika Nasional yang langsung terjun ke desa cegah penyalahgunaan narkoba di desa," katanya.
• Wagub Jabar Lantik 2.512 CEO Bumdes, Wujudkan Program Satu Desa Satu Perusahaan