ASN Kemenag Dibunuh dengan Sadis

Pembunuh Warga Cileunyi Tak Menyesali Perbuatannya, Tak Ada Keinginan Minta Maaf pada Keluarga

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun tersangka tampak menyesali karena tertangkap oleh polisi.

Editor: Ravianto
Tribunjabar.id/Daniel Andreand Damanik
Proses rekonstruksi peristiwa mutilasi yang dilakukan DP (37) terhadap KW (51) di kamar kost kostan pelaku di Jl H Hasan, Kota Bandung, Sabtu (13/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Permata Putra Sejati

TRIBUNJABAR.ID, PURWOKERTO - Deni Priyanto atau DP tersangka pembunuh ASN Kemenag bernama Khomsatun Wachidah tak menunjukkan penyesalannya di hadapan polisi.

Seperti diketahui, DP membunuh Khomsatun dengan sadis.

Selain memutilasi jasad korban, DP berusaha menghilangkan jejak dengan membakar jenazah korban.

Tak adanya raut penyesalan DP itu diungkapkan penyidik kepolisian.

Tersangka kasus mutilasi Deni Priyanto (37) mengaku tidak menyesali perbuatannya pascamembunuh, memutilasi lalu membakar jasad korban Khomsatun Wachidah, Minggu (7/7/2019) lalu.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun tersangka tampak menyesali karena tertangkap oleh polisi.

"Kalau untuk yang lain-lainya tidak, karena pembunuhan tersebut sudah direncanakan matang-matang," ujar Kapolres kepada Tribunjateng.com, Senin (15/7/2019) sesaat setelah acara press conference di Mapolres Banyumas.

Pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka sudah direncanakan sejak berangkat dari Banjarnegara.

Sampai saat ini tersangka tidak ada keinginan meminta maaf kepada para keluarga korban.

Komplek Bumi Mekar Indah RT 7/21, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung
Komplek Bumi Mekar Indah RT 7/21, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung (Tribun Jabar/Hakim Baihaqi)

Selain barang bukti seperti palu yang digunakan untuk mengeksekusi korban, polisi juga telah menyita barang bukti tambahan berupa mobil Timor yang dibelinya dari uang hasil meminjam dari korban.

Mobil Timor itu lalu dititipkan di rumah orangtuanya.

Kapolres bercerita jika rencananya setelah menjual mobil korban, tersangka akan menggunakannya untuk membangun rumah.

"Jadi dengan uang Rp 100 juta si pelaku rencananya ingin membangun rumah untuk keluarganya, karena selama ini masih menumpang di rumah orang tuanya," tambahnya.

Seorang aparatur sipil negara/ASN Kemenag Bandung tewas dimutilasi lantas jasadnya dibakar di Banyumas, Jawa Tengah.

Jasad korban ternyata tak hanya dibuang di satu tempat, melainkan di dua lokasi untuk menghilangkan jejak.

Pelaku mutilasi lantas diketahui bernama DP, pria berusia 37 tahun sementara korbannya adalah KW, perempuan 51 tahun yang merupakan ASN di Kemenag Bandung.

Tetangga pelaku, Herman (64) menuturkan kalau DP sebenarnya pria yang ramah.

Kepada Wartawan, Herman menjelaskan bahwa pelaku mengaku Ia bekerja di bagian pelayaran. Herman mengatakan, sepengetahuannya, pelaku mulai menghuni kosan tersebut selama dua minggu.

"Pelaku mengaku bekerja dibagian pelayaran, orangnya ramah. Saya intens berbicara dengannya hanya dua kali saja. Kalau wanita yang sering berkunjung itu, saya kurang mengenal, kalau datang selalu siang hari, dan kalau mobil korban saya lihat baru satu kali terparkir," kata Herman, Sabtu (13/7/2019) di lokasi rekonstruksi.

Proses rekonstruksi peristiwa mutilasi yang dilakukan DP (37) terhadap KW (51) di kamar kost kostan pelaku di Jl H Hasan, Kota Bandung, Sabtu (13/7/2019).
Proses rekonstruksi peristiwa mutilasi yang dilakukan DP (37) terhadap KW (51) di kamar kost kostan pelaku di Jl H Hasan, Kota Bandung, Sabtu (13/7/2019). (Tribunjabar.id/Daniel Andreand Damanik)

Herman mengaku percaya bahwa pelaku bekerja di bagian pelayaran karena pelaku menjelaskan bahwa kantornya ada di Jl Hayam Huruk, Jakarta.

Kepada Herman, pelaku mengakui bahwa namanya ialah Ebes.

Kamar Herman berada di bawah kamar pelaku. Terdapat 24 kamar kos-kosan di Jl H Hasan, Kota Bandung tersebut dan 20 kamar dikatakan Herman sudah berpenghuni.

Herman sempat juga bertanya tentang alasan pelaku untuk menyewa kos-kosan di daerah tersebut.

Pelaku mengatakan bahwa sebagai orang pelayaran, Ia mendapat cuti selama dua minggu.

Selain menjadi penghuni kosan selama 10 tahun, Herman juga berprofesi sebagai pengelola lahan parkir di depan deretan kos-kosan tersebut.

Di halaman depan kos-kosan tersebut, terdapat gedung yang dijadikan sebagai sarana olahraga futsal.

Herman mengaku, Ia mengetahui kejadian mutilasi tersebut pada hari ini (13/7/2019) saat penyidik Polres Banyumas datang untuk melakukan rekonstruksi kejadian mutilasi.

jajaran Kemenag Kota Bandung menggelar doa bersama bertempat di Masjid Al Ikhlas Kemenag kota Bandung, Jumat (12/7/2019).
jajaran Kemenag Kota Bandung menggelar doa bersama bertempat di Masjid Al Ikhlas Kemenag kota Bandung, Jumat (12/7/2019). (Tribun Jabar/Hilda Rubiah)

ASN Kemenag

Kantor Kementerian Agama (Kemenang Kota Bandung) geger.

KW (51), aparatur sipil negara (ASN) yang sudah 20 tahun mengabdi di sana, menjadi korban pembunuhan sadis kekasih gelapnya.

Selain dimutilasi, jasadnya dibakar dan dibuang di sejumlah tempat.

KW, yang tinggal di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, dilaporkan hilang oleh suaminya, S (51), Minggu (7/7).

"Laporan kami terima pukul 13.25," ujar Kapolsek Cileunyi, Kompol Ali Hanafi, melalui pesan singkatnya, saat dihubungi Tribun, Jumat (12/7).

Dalam laporannya kepada polisi, S mengatakan bahwa saat meninggalkan rumah pada Minggu (7/7) pagi, istrinya menggunakan mobil Toyota Rush.

 VIDEO-Korban Mutilasi di Banyumas Berasal dari Cileunyi Bandung, Dibunuh dan Mobil Dijual

Saat itu, istrinya meminta izin mau ke bengkel dengan membawa BPKB. Namun hingga siang hari, KW tak kunjung pulang dan telepon genggamnya tak bisa dihubungi.

S pun akhirnya melaporkan itu pada polisi.

Potongan tubuh KW pertama kali ditemukan oleh seorang anak, warga Dusun Plandi, Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (8/7) petang.

Saat ditemukan, potongan tubuh berupa kepala, tangan, dan kaki, itu sudah dalam keadaan hangus terbakar.

Polisi yang segera melakukan penyelidikan akhirnya bisa mencium jejak pelaku dan menangkapnya.

Keluarga bersama warga mengantarkan jenazah korban mutilasi, Komsatun Wachidah ke tempat peristirahatan terakhirnya, di Kecamatan Kedu, Temanggung.
Keluarga bersama warga mengantarkan jenazah korban mutilasi, Komsatun Wachidah ke tempat peristirahatan terakhirnya, di Kecamatan Kedu, Temanggung. (ist)

Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun, mengatakan, pelaku adalah DP (37), warga Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah.

 Berawal Minta Dinikahi, KW Dibunuh dan Dimutilasi DP, Ternyata Pembunuhan Terencana

"Motifnya hubungan asmara," ujar Kapolres Banyumas, kemarin.

"Korban menuntut untuk dinikahi dan ada kekhawatiran dari tersangka karena punya istri dan punya anak sehingga diambil jalan pintas."

Bambang mengatakan, pembunuhan dilakukan tersangka pada Minggu (7/7/2019).

Menurut pengakuan tersangka, kata Bambang, pembunuhan dilakukan di Puncak, Bogor.

"Pelaku membacok bagian belakang kepala korban menggunakan golok," kata Bambang.

Mayat korban kemudian dimasukkan pelaku ke mobil dan dibawa ke wilayah Kabupaten Kebumen dan Banyumas.

"Proses pemotongan mayat atau mutilasinya dilakukan di perjalanan, sambil jalan dia menepi langsung dipotong-potong. Kemudian di wilayah Kebumen ini bagian badannya dibuang dan dibakar," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, pembakaran tubuh korban yang sudah terpotong-potong dilakukan korban di dua lokasi.

 Korban Mutilasi di Banyumas Berasal dari Cileunyi Bandung, Dibunuh dan Mobil Dijual

Lokasi pertama di Jalan Raya Klampok-Sempor, Kebumen, pada Minggu malam atau Senin dini hari.

Setelah memastikan korban mutilasinya terbakar, DP bergerak ke wilayah Banyumas.

"Di sini tidak terlalu lama. Setelah membakar, pelaku membawa potongan tubuh lainnya ke TKP (tempat kejadian perkara) yang pertama di wilayah Banyumas," ujar Bambang.

Lokasi penemuan tubuh yang pertama di wilayah Banyumas, kata Bambang, tidak terlalu jauh dari rumah terduga pelaku. Jaraknya hanya sekitar dua kilometer.

Bambang mengatakan, setelah membunuh dan membuang jasad korban, tersangka juga membawa kabur mobil korban dan menjualnya di sebuah showroom mobil di Purwokerto.

 ASN Kemenag Kota Bandung yang Dimutilasi di Banyumas Dikenal Ceria dan Rajin Ibadah

"Tersangka kami tangkap saat akan mengambil uang pembayaran mobil. Jadi sudah dijual, tapi belum dibayar. Tersangka akan mengambil uang Rp 100 juta," kata Bambang.

Untuk memuluskan aksinya, sebelum mobil itu dijual, seluruh penutup jok mobil itu dilepas. Pasalnya, di jok mobil banyak berlumuran darah saat memutilasi tubuh korban di dalam mobil.

Bambang mengatakan, tersangka mengenal korban melalui media sosial Facebook. Untuk mengelabui korbannya, tersangka mengaku sebagai seorang pelaut. "Tersangka mengenal korban belum lama, baru sekitar dua bulanan, sejak sebelum Lebaran kemarin, setelah tersangka keluar dari penjara," ujar Bambang. (hilda rubiah/hakim baihaqi/kompas.com)

Berawal dari penemuan tengkorak gosong di Banyumas

Warga Desa Watuagung, Banyumas dikagetkan dengan penemuan potongan kepala, tangan dan kaki manusia yang sudah dalam keadaan hangus terbakar, Senin (8/7/2019) sekitar pukul 18:00 WIB.

Potongan kepala dan kaki serta tangan yang sudah gosong itu ditemukan di hutan tepatnya di kolong jembatan kecil Dukuh Plandi, Desa Watuagung, Banyumas.

Penemuan menghebohkan itu bermula dari saksi Pariman (45) warga setempat yang mendapat laporan dari seorang anak kecil berumur 12 tahun sekira pukul 16.30 WIB.

Anak tersebut mengaku menemukan daging besar bekas di bakar di selokan atau gorong-gorong Desa Watu Agung RT 8 RW 3, Kecamatan Tambak, Banyumas.

Penemuan potongan kepala dan tangan yang hangus terbakar tersebut cukup mengemparkan warga sekitar.

Polisi sampai saat ini masih menyelidiki potongan kepala dan tangan tersebut dengan membawanya ke rumah sakit Margono Purwokerto untuk diautopsi.

Potongan kepala, tangan dan kaki manusia yang sudah dalam keadaan terbakar ini ditemukan warga di bawah gorong gorong.

Tepatnya di jembatan saluran air dekat dengan jalur perbukitan jalan alternatif penghubung antara Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Banjarnegara, Jateng.

Saat ditemukan kondisi kepala tangan dan kaki sudah dalam kondisi gosong akibat terbakar.

Potongan kepala tersebut sudah hangus dan susah untuk dikenali lagi.

Tim inafis Polres Banyumas yang datang ke TKP penemuan kepala dan potongan tangan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.

Salah seorang warga yang biasa melintasi jalan alternatif penghubung Banyumas dan Banjarnegara, Ratno (45) warga Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara mengaku sempat melihat kepulan asap di tempat kejadian.

"Saya memang sering lewat jalan ini. Tetapi, saya tidak menyadari bahwa asap itu adalah pembakaran mayat. Saya kira itu bakar-bakar sampah biasa," ungkap Ratno kepada Tribunjateng.com, Selasa (9/7/2019).

Sementara itu, saat di konfirmasi Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan jika pihaknya sudah menerima laporan tersebut.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved