Titik Evakuasi Gempa Sesar Lembang di Bandung Segera Dituangkan Dalam Perwal Agar Semua Punya Acuan

BPBD Kota Bandung telah memetakan titik evakuasi jika terjadi gempa bumi akibat Sesar Lembang yang kini menunjukkan keaktifannya

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun
SESAR LEMBANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung telah memetakan titik evakuasi jika terjadi gempa bumi akibat Sesar Lembang yang kini menunjukkan keaktifannya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung telah memetakan titik evakuasi jika terjadi gempa bumi akibat Sesar Lembang yang kini menunjukkan keaktifannya.

Ada enam titik evakuasi sesuai dengan Perda Nomor 5 Tahun 2022, yakni Taman Tegallega, Stadion GBLA, Gasibu, Alun-alun Bandung, Sabuga, dan Lapangan Olahraga Arcamanik.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengatakan, titik-titik evakuasi yang sudah dipetakan itu akan dituangkan dalam peraturan wali kota (perwal) agar memiliki landasan hukum yang kuat.

"Pemetaan sudah dilakukan, tinggal dituangkan dalam aturan turunan. Dengan begitu, semua pihak punya acuan yang jelas," ujar Didi, Jumat (22/8/2025).

BPBD Kota Bandung terus mendorong masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gempa Sesar Lembang. Sebab, korban gempa bukan disebabkan oleh guncangan langsung, melainkan akibat reruntuhan bangunan.

Baca juga: BPBD Kota Bandung Ingin Lebih Kenal Sesar Lembang, Akan Lakukan Geotrack untuk Petakan Titik Rawan

"Gempa itu tidak melukai, tidak membunuh. Yang membunuh itu adalah jejatuhan, reruntuhan dari bangunan. Jadi konsep penyelamatan diri adalah bagaimana kita menghindari reruntuhan," katanya.

Atas hal tersebut, pihaknya meminta semua masyarakat mengenali ruang-ruang aman di rumah maupun tempat kerja sejak dini, seperti area di bawah meja, pojok dinding, atau ruang yang jauh dari kaca.

"Kalau ada kaca, sebaiknya ditempel stiker agar tidak melukai saat pecah. Barang-barang berat jangan diletakkan di atas, tapi di bawah. Lemari juga sebaiknya ditempel ke dinding supaya tidak mudah roboh," ucap Didi.

Selain itu, kata dia, perlu pembagian peran dalam keluarga, sehingga setiap anggota keluarga tersebut perlu mengetahui titik berlindung masing-masing agar tidak panik saat bencana datang.

"Kalau misalnya ada lima orang, pastikan ruang lindung cukup untuk lima orang. Harus jelas siapa ke arah mana, supaya tidak kalut," ujarnya.

BPBD bersama Forum Zakat juga berencana melakukan program door to door untuk menciptakan keluarga tangguh bencana. Program ini mengajarkan anggota keluarga mengenali ruang aman, membagi titik berlindung, hingga mempraktikkan simulasi sederhana.

Baca juga: Sesar Lembang Menggeliat, Pemkot Bandung Siapkan 6 Titik Evakuasi: GBLA, Gasibu, hingga Tegallega

"Kalau satu lembaga bisa mengedukasi 500 orang per tahun, mereka akan diberi piagam penghargaan. Bayangkan kalau semua 37 lembaga di Bandung terlibat, dampaknya akan sangat besar," kata Didi.

Upaya lain yang tengah dipersiapkan yakni penyusunan media edukasi untuk anak. Terkait hal ini BPBD bekerja sama dengan komunitas kreatif untuk membuat kartun edukatif tentang mitigasi gempa.

"Anak-anak itu kelompok rentan. Edukasi harus dekat dengan mereka, misalnya lewat film kartun atau buku cerita. Sudah ada yang mengajukan kerja sama. Mudah-mudahan bisa segera diwujudkan," ucapnya.

Selain edukasi, kata Didi, BPBD kini tengah menyusun rencana pelibatan RT, RW, dan kelurahan dalam pelatihan kesiapsiagaan. Hal itu bagian dari upaya membangun sistem yang lebih terstruktur agar kesiapsiagaan benar-benar sampai ke masyarakat. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved