Waduk Jatigede Mengering di Musim Kemarau, Jadi Ajang Warga Nostalgia dan Cari Tutut

Debit air Waduk Jatigede yang berada di Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, menyusut.

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Debit air Waduk Jatigede yang berada di Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, menyusut. 

Namun saat ini semua bangunan sudah rata dengan tanah.

Ia mengatakan, puing bangunan bekas rumahnya tersebut sudah dibawa pada tahun lalu, sehingga datang ke Waduk Jatigede sebagai ajang nostalgia.

"Waktu proses penenggelaman, saya sangat sedih, tempat tinggal jadi danau. Tetapi saya tidak bisa jauh-jauh dari sini, masih cinta kampung ini," katanya.

Warga Desa Sukaratu lainnya, Jajang Junaedi (56), mengatakan bahwa di musim kemarau ini, Waduk Jatigede menjadi tempat untuk mencari potongan ranting pohon.

Ranting pohon itu nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.

Di lokasi Waduk Jatigede ini, ribuan pohon mati masih menancap di dasar waduk, bahkan batang pohon besar selebar dua meter masih ada.

Beberapa warga datang untuk memoton batang pohon tersebut dan dibawa pulang.

"Lumayan, buat mengirit pengeluaran. Pakai kayu bakar di sini banyak dan sudah kering, tidak perlu dijemur lagi," katanya.

Waduk Jatigede, diketahui merupakan waduk yang telah direncanakan dibangun sejak zaman Hindia Belanda.

Namun mulai dibangun pada 2008 atau pada saat masa kepimpinan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Dioperasikan pada 2017, waduk ini membendung Sungai Cimanuk dan memiliki daya tampung 979,5 meter kubik.

Waduk ini merupakan waduk kedua terbesar di Indonesia.

Air Sumur di Rancaekek Menghitam, Walhi Sebut Sudah Terjadi Puluhan Tahun Tapi Belum Ada Solusi

Air Sumur Tercemar dan Air Sungai Rancacili Menghitam, Warga Sekitar Gatal-gatal

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved