VIDEO Waduk Jatigede yang Mengering Jadi Tempat Cari Tutut dan Nostalgia

Waduk Jatigede yang berada di Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, mengalami penyusutan debit air. Hal itu terlihat dari beberapa warga

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: yudix

Waduk Jatigede yang berada di Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, mengalami penyusutan debit air. Hal itu terlihat dari beberapa warga yang mampu beraktivitas di dasar waduk tersebut.

Pantauan Tribun Jabar di Desa Sukaratu, batas tepi Waduk Jatigede yang semula berdekatan dengan Jalan Darmaraja-Wado kini menyusut sejauh 250 meter, dasar sungai pun mengalami retakan.

Seperti kota mati, di kemarau kali ini, Waduk Jatigede kembali terlihat menampilkan ratusan bekas bangunan yang sebelumnya dihuni oleh ribuan warga, bahkan beberapa komponen bangunan masih berserakan karena tinggalkan oleh para pemilik sebelumnya.

Di tepi waduk, ketinggian air mencapai 50 sentimeter, beberapa warga yang tengah beraktivitas menjaring ikan terjun langsung ke genangan air, tanpa menggunakan perahu sebagai alat bantu.

Tatang (65), warga Desa Sukaratu sekitar Waduk Jatigede, mengatakan, sejak matahari terbit, ia bersama satu rekannya datang ke waduk tersebut untuk mencari keong tutut dan ikan air tawar di dasar sungai yang hampir mengering.

Bermodalkan tangan kosong, Tatang menyusuri dasar Waduk Jatigede yang saat ini dalam kondisi berlumpur untuk mencari tutut kedua matanya terus saja menatap ke arah bawah melihat tanda-tanda adanya binatang tersebut.

"Di sini banyak sekali tutut, cuma butuh setengah jam dapat satu kantong kresek," kata Tatang di Waduk Jatigede, Kamis (11/7/2019).

Tatang mengatakan, aktivitas mencari ikan dan tutut tanpa menggunakan alat bantu ini, hanya bisa dilakukan pada saat musim kemarau atau waduk tersebut mulai mengering, karena pada musim hujan ia mengaku tidak berani beraktivitas di Waduk Jatigede.

Ia mengatakan, berbeda dengan warga lainnya, tutut yang ia cari di dasar Waduk Jatigede ini untuk kebutuhan konsumsi keluarga, bukan untuk diperjualbelikan.

"Saya bukan nelayan, cuma petani. Sekarang kan lagi susah tanam, buat makan harus cari ke sini," katanya.

Selain mencari ikan dan tutut, kata Tatang, Waduk Jatigede yang surut ini pun mengingatkan ia bersama keluarganya pernah tinggal di Kampung Jatibungur, namun saat ini seluruh bangunan sudah rata dengan tanah.

Ia mengatakan, puing bangunan bekas rumahnya tersebut sudah dibawa pada tahun lalu, sehingga datang ke Waduk Jatigede sebagai ajang nostalgia.

"Waktu proses penenggelaman saya sangat sedih, tempat tinggal jadi danau. Tetapi saya tidak bisa jauh-jauh dari sini, masih cinta kampung ini," katanya.

Warga Desa Sukaratu lainnya, Jajang Junaedi (56), mengatakan, dimusim kemarau ini, Waduk Jatigede menjadi tempat untuk mencari potongan ranting pohon, nantinya akan dipergunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.

Di lokasi Waduk Jatigede ini, ribuan pohon mati masih menancap di dasar waduk, bahkan batang pohon besar selebar dua meter, masih berada, sedikit demi sedikit dipotong oleh warga untuk dibawa pulang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved