Rudjak Ciherang, Jajajan yang Bertahan Selama 94 Tahun, Rasanya Manis, Asem, Pedas, dan Segar
Karena rujak sangat enak dinikmati di siang hari. Rasa asem, manis, pedas dan segar dipercaya bisa mengembalikan mood Anda
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Siang-siang gini enaknya makan yang seger-seger ya gais. Rujak kayaknya bisa menjadi satu pilihan santap siang Anda hari ini.
Karena rujak sangat enak dinikmati di siang hari. Rasa asem, manis, pedas dan segar dipercaya bisa mengembalikan mood Anda yang tengah sibuk bekerja.
Nah di Banjaran, Kabupaten Bandung, ada satu tempat 'ngarujak' atau tempat makan rujak yang legendaris. Sampai saat ini rujak ini masih menjadi favoritnya ibu-ibu.
Adalah Rudjak Ciherang di Jalan Soreang-Banjaran No 81, RT 03/10 Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Asep Rosadi (55) pemilik sekaligus salah satu generasi penerus keempat Rudjak Ciherang, menuturkan Rudjak Ciherang ini sudah ada jauh sebelum negara Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1925 atau sudah 94 tahun.
Dulu rujak ini dijual dengan cara dijajakan atau digendong menggunakan bakul oleh nenek buyutnya. Kini rujak ini dijual di sebuah toko kecil yang sangat sederhana oleh generasi ke empat keluarga ini.

Keistimewaan Rudjak Ciherang terletak pada bumbu rujaknya yang masih dipertahankan sejak dulu hingga sekarang. Bumbu Rudjak Ciherang ini memiliki rasa dan aroma yang khas, karena telah ditambahkan buah honje atau buah kecombrang di dalamnya.
Bumbu Rudjak Ciherang ini memiliki komposisi bumbu rujak pada umumnya, yakni gula aren, asem jawa, garam, dan cabai. Terakhir bumbu rujak ini diberi irisan kecombrang sehingga rasa dan aromanya berbeda dengan bumbu rujak lainnya.
• Syarat Islah dari Prabowo, Bebaskan Seluruh Tahanan Politik, Termasuk Pemulangan Habib Rizieq Shihab
Rasa asem manis dari gula aren dan asem jawa memang terasa dominan saat mencoba bumbu rujak ini. Ditambah aroma dari kecombrang yang sangat khas sehingga ada after taste yang sangat segar setelah menikmati Rudjak Ciherang ini.
Rujak memang sangat identik dengan rasa pedas dan segar. Pemilik Rudjak Ciherang sengaja tidak menambahkan cabai pada bumbu rujak ini. Namun mereka menyediakan bubuk cabai merah kering, untuk mengatur tingkat kepedasan pelanggannya, sesuai selera.
Pemilik Rudjak Ciherang ini selalu mengombinasikan irisan buah dan umbi-umbian segar seperti jambu air, ubi, bengkoang, dan mentimun. Serta buah musiman seperti, kedongdong, mangga dan jambu.
"Rujak ini dijual Rp 10 ribu per porsi, bisa dimakan langsung di sini, bisa juga dibungkus pake daun pisang. Kami juga menjual bumbu rujaknya saja Rp 25 ribu per cup," tutur Asep.

Salah satu penggemar Rudjak Ciherang asal Pangalengan Ica (51) menuturkan ia bersama keluarganya sangat sering 'ngarujak' di Rudjak Ciherang. Bahkan Ica juga kerap sengaja berbelanja banyak untuk kebutuhan oleh-oleh ke luar kota.
"Ini aja untuk dibawa ke Mekah, buat ibadah nanti. Di sana kan panas jadi cocok untuk dibawa ke sana (Mekah). Jadi nanti tinggal beli mangga dan jambu saja di sana," ujarnya di lokasi.
Menurutnya bumbu Rudjak Ciherang sangat beda dengan bumbu-bumbu rujak pada umumnya. Penambahan bahan buah kecombrang membuat Rudjak Ciherang menjadi lebih segar beraroma khas.
• Tepat Pukul 15.00 WIB Pengumuman Hasil SBMPTN 2019 Dirilis, Ini Link Alternatif UGM, UI, ITB dll
"Jadi rasanya beda banget sama rujak-rujak lainnya. Bumbunya asem-asem pedas gimana gitu, ditambah segar dari kecombrangnya. Jadi pas dimakan itu ada aroma kecombrangnya gitu," katanya.
Penggemar rujak lainnya Ineu Armina (54) asal Tamansari Kota Bandung juga mengaku suka sekali dengan Rudjak Ciherang ini. Ia kerap membeli bumbu rujaknya saja khusus untuk acara reunian atau arisan bersama ibu-ibu koleganya.
"Iya biasanya kalau mau ada arisan atau reunian pasti beli rujak ke sini. Soalnya enak teman-teman pada ketagihan, suka pada nanyain beli dimana bumbu rujaknya," katanya.