Tragis, Dicabuli Kakek Angkat Sejak SD, Siswi SMP Ini Tewas saat Persalinan, Bayinya Dikubur di Pot

Bukannya mendapat perlindungan, EPJD malah dicabuli sejak dia masih SD sampai berusia 15 tahun.

Editor: Ravianto
warta kota
Polres Metro Bekasi Kota rilis kasus pencabulan kakek berusia 71 tahun berinsial HS yang melakukan tindakan cabul terhadap anak angkatnya hingga hamil. Rilis dilakukan di Mapolrestro Bekasi Kota, Kamis (4/7/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, BEKASI - Malang nian nasib siswi SMP berinisial EPJD ini.

Ditinggal orangtua yang bekerja di luar negeri, EPJD lantas dititipkan ke Heri Sumitno ayng sudah dianggap keluarga.

Heri juga merupakan tetangga di Perumahan Blue Safir, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Bukannya mendapat perlindungan, EPJD malah dicabuli sejak dia masih SD sampai berusia 15 tahun.

Akibatnya, EPJD mengandung.

Tragisnya, EPJD akhirnya meninggal dalam persalinan bersama bayi yang dikandungnya.

 EPJD meninggal dunia akibat proses persalinan prematur.

Kondisi rumah HS (71) pelaku pencabulan anak angkatnya hingga hamil dan tewas akibat pendarahan, di kawasan Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.
Kondisi rumah HS (71) pelaku pencabulan anak angkatnya hingga hamil dan tewas akibat pendarahan, di kawasan Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. ()

Menurut Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Ermawan, pelaku telah mengurus korban atau menjadi ayah angkat korban sejak Sekolah Dasar (SD) dikarenakan orangtua korban kerja di luar negeri.

"Jadi memang mereka tetangga sejak tahun 2014, tapi Juli 2017 diserahkan kepada pelaku oleh ibunya karena harus kerja ke luar negeri. Ayah korban juga sudah lama meninggalkan korban," kata Imron kepada awak media, Kamis (4/7/2019).

Kemudian awal mula pelaku mencabuli korban, ketika pelaku meminta korban memijat pelaku.

Dari situ pelaku tergiur, dan mengajak korban untuk melakukan hubungan badan.

Persetubuhan sudah dilakukan berkali-kali mulai Desember 2018 hingga 30 Juni 2019 atau saat hamil pelaku juga tetap menggauli anak angkatnya.

"Modusnya korban disuruh pijat tubuh pelaku, karena telah dewasa mengertilah terangsang akibat pijatan itu. Pelaku paksa dan ancam kalau tidak nuruti nafus bejatnya," jelasnya.

Pelaku hanya tinggal seorang dirinya di rumahnya dikarenakan istri telah lama meninggal.

"Pelaku tinggal seorang diri, mungkin kesepian sehingga tega melakukan tindakan itu," ucapnya.

Adapun pengungkap atas perlakukan bejat pelaku, Imron menjelaskan ada salah seorang warga curiga penyebab kematian anak angkatnya itu dikarenakan pendarahan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved