Volume Air Bendungan Jatigede Sumedang Menyusut Drastis

Saat ini ketinggian air di Bendungan Jatigede Sumedang, bendungan terbesar kedua di Indonesia ini, mencapai 241 meter di atas pemukaan laut (mdpl).

Penulis: Deddi Rustandi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUN JABAR/DEDDI RUSTANDI
Ditutupnya aliran Sungai Cimanuk di pintu Dam Bendungan Jatigede dimamfaatkan warga untuk mencari ikan, Senin (31/8). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG– Permukaan air di Bendungan Jatigede Sumedang menyusut drastis.

Saat ini ketinggian air di Bendungan Jatigede Sumedang, bendungan terbesar kedua di Indonesia ini, mencapai 241 meter di atas pemukaan laut (mdpl).

Normalnya ketinggian air bendungan 260 mdpl.

“Penyusutan volume air Bendungan Jatigede cukup drastis. Untuk kebutuhan di hilir dikeluarkan 65 meter kubik per detik sementara yang masuk ke bendungan hanya 20 meter kubik. Makanya menyusut drastis,” kata Pelaksana Teknik PPK Bendungan Jatigede Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Cirebon, Yuyu Wahyudin kepada wartawan, Senin (1/7).

Normalnya debit air yang masuk, terang Yuyu, ke Bendungan Jatigede terutama dari Sungai Cimanuk sebanyak 70 meter kubik per detik.

“Kini hanya 20 meter kubik per detik sedangkan air Bendungan Jatigede tetap harus dialirkan ke hilir,” katanya.

Kecelakaan Maut Truk Lindas Motor di Solo, Korban Ternyata Istri Sopir Jokowi - Gibran

VIDEO-Bau Menyengat, Anggota Polres Sumedang pun Angkut Tumpukan Sampah di Pasar Parakan Muncang

Air harus terus dialirkan selain untuk keperluan irigasi pertanian juga untuk keperluan memutarkan turbin PLTA Parakankondang, Jatigede.

“Akibat kemarau debit air yang masuk dan yang keluar tidak berimbang,” katanya.

Dikatakan Yuyu, hingga Juni akhir ini, ketinggian elevasi air bendungan berada di 241 mdpl, dari normalnya 260 mdpl.

"Berbeda dengan tahun lalu, bulan-bulan seperti ini masih ada hujan, kalau sekarang dari awal Juni saja sudah kemarau, debit air yang masuk terbatas, sementara kebutuhan pengairan ke hilir cukup besar," katanya.

Air tetap harus dikeluarkan di bendungan Jatigede untuk kebutuhan pengaiarn sawah di hilir seperti Indramayu .

“Kondisi penurunan air selalu terjadi setiap tahun. Diperkirakan kondisi tersebut akan terjadi hingga musim hujan tiba, atau pada Bulan November. Penyusutan tinggi muka air memang tak berdampak secara teknis,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved