Kisah Para Pelestari Benda Pusaka, Senjata yang Jadi Asal Usul Kujang sampai Kujang Ciung Wanara

Dadan mengatakan kujang ciung Wanara bentuknya seperti burung di bagian atas dan hewan monyet di bagian bawah.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ravianto
ferri amiril/tribun jabar
Andi Tar pelestari benda pusaka memperlihatkan beberapa koleksi benda pusaka peninggalan leluhur 

Ia mengatakan, perburuan juga untuk menyelamatkan benda pusaka yang sudah tak terurus.

Ia banyak menemukan pusaka kuno yang sepuh yang merupakan peninggalan orangtua sampai leluhur namun kondisinya tak terawat.

Lalu seiring berjalannya waktu, banyak kegiatan yang dilakukan para pelestari secara bersamaan dan dua tahun terakhir terbentuklah Paguyuban Kujang Pusaka Nusantara.

"Dideklarasikan di Cianjur pusatnya Dewan Pimpinan Nasional, akhirnya dibentuk DPD di beberapa wilayah di Jawa Barat," kata Andi.

Terbentuknya paguyuban juga dilakukan dari mulut ke mulut seperti yang dilakukan saat berburu benda pusaka.

"Keberadaan benda pusaka juga dikabarkan dari beberapa teman lalu dikejar dan dilakukan komunikasi personal dengan pemegang benda pusaka," ujar Andi.

Ia mengatakan, benda pusaka tersebut ada yang dibeli full, ada yang barter, dan ada yang tukar tambah. Menurutnya jika benda pusaka tersebut terjaga keasliannya harganya bisa mencapai Rp 15 juta sampai Rp 50 juta.

Lalu untuk benda pusaka peninggalan leluhur yang mempunyai cerita sejarah seperti keris sepuh bisa sampai Rp 300 juta.

Seorang pelestari benda pusaka lainnya, Dadan Suganda (40) warga Kampung Babakan Laban, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, mengatakan ada beragam bentuk benda pusaka.

Hal tersebut diidentifikasi terbentuk dari ciri khas daerah. Seperti di Jawa Barat ada sekitar 192 bentuk kujang.

"Contoh untuk benda pusaka kujang, saat ini masing-masing daerah memiliki perbedaan bentuk kujang, ada sekitar 192 bentuk kujang yang telah ditemukan, yang terkenal memang kujang ciung Wanara dari Garutan," kata Dadan.

Dadan mengatakan kujang ciung Wanara bentuknya seperti burung di bagian atas dan hewan monyet di bagian bawah.

"Setelah zaman kemerdekaan banyak dibuat kujang baru dari bahan Kuningan dan diperjelas bentuk burung dan monyetnya," kata Dadan.

Dadan mengatakan di Cianjur kujang juga punya ciri masing-masing. Ia berpesan memelihara benda pusaka jangan sampai menuhankan benda tersebut sesuai dengan moto PKPN.

"Moto kerja PKPN memelihara bukan untuk menuhankan, fokus menjaga dan melestarikan pusaka Nusantara," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved