Jejak Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi, Digulingkan dari Presiden Mesir, Akhir Hayatnya Menyakitkan

Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi merupakan sosok fenomenal dan terkenal.

Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
Kolase Tribun Jabar (Capture Youtube Al Jazeera English)
Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi sempat digulingkan dari jabatannya Presiden Mesir. Akhir hayatnya menyakitkan 

TRIBUNJABAR.ID - Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi merupakan sosok fenomenal dan terkenal.

Ia memiliki jejak bersejarah dalam perpolitikan Mesir.

Mohamed Morsi merupakan presiden pertama yang dipilih melalui proses demokrasi.

Latar belakangnya memang tak bisa diremehkan.

Ia adalah lulusan teknik dari Universitas Kairo.

Selain itu, ia pun dapat gelar doktor dari University of Southern California.

Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi ternyata sempat menjadi asisten profesor.

Kala itu, ia bertugas di California State University at Northridge.

Kejanggalan Mohamed Morsi Kolaps Saat Sidang Lalu Wafat, Ada Tuduhan Mantan Presiden Mesir Dibunuh

Setelah berkarier di negeri orang, mantan presiden kembali ke negara asalnya.

Pria kelahiran Mesir, 8 Agustus 1951 ini akhirnya melanjutkan karier sebagai dosen di Universitas Zagazig.

Pada 2000, barulah ia masuk dunia politik sebagai anggota parlemen.

Selain berpolitik, Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi aktif di Ikhwanul Muslimin.

Pasca revolusi, ia sempat duduk menjadi ketua Partai Kebebasan dan Keadilan atau FJP.

Selain itu, ia pun turut maju dalam Pemilu dan mendapatkan suara paling tinggi.

Mohamed Morsi kolaps lalu wafat. Kematiannya dituduh akibat pembunuhan.
Mohamed Morsi kolaps lalu wafat. Kematiannya dituduh akibat pembunuhan. (Kolase Tribun Jabar (Youtube Aljazeera English))

Melansir dari Kompas.com, ia mendapatkan perolehan suara 51,7 persen.

Pada Juni 2012, ia pun dilantik menjadi presiden.

Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Roboh dalam Persidangan lalu Meninggal Dunia

Sosok Mohamed Morsi alias Muhammad Mursi pun menjadi orang sipil pertama yang menjadi orang nomor satu di Mesir.

Tak hanya itu, ia pun tercatat sebagai presiden Islamis pertama.

Selama menjabat sebagai presiden, Morsi pun menghapus aturan konstitusi terkait kekuasaan terbesar diserahkan pada militer.

Kemudian, ia pun mencopot Panglima Militer Marsekal Hussein Tantawi.

Sebelumnya, Hussein Tantawi adalah pihak yang menggulingkan presiden sebelum Morsi, Hosni Mubarak.

Namun, setelah itu perjalanannya sebagai presiden Mesir tak mudah.

Selain memiliki pendukung, ia pun memiliki penentang.

Mulai akhir 2012 hingga 2013, bentrokan hingga aksi demonstrasi pun terus terjadi.

Bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan pun berujung pada kekerasan.

Akibatnya, ada puluhan orang yang meninggal dunia.

Puncaknya, pada 30 Juni 2013, ada aksi demonstasi besar-besaran untuk meruntuhkan kekuasaan Morsi.

Padahal, Mohamed Morsi baru satu tahun menjabat sebagai presiden Mesir.

Keesokan harinya, pihak oposisi pun langsung memberikan desakan.

Morsi diharuskan memilih opsi dalam waktu 24 jam.

Opsi itu yakni mundur dari jabatan presiden atau menghadapi pembangkangan warga sipil.

Kemudian, pihak militer pun mendesak akan memberikan intervensi.

Hal itu akan dilakukan angkatan bersenjata jika tuntutan rakyat tak dipenuhi dalam waktu dua hari.

Pada 2 Juli 2013, peristiwa berdarah pun terjadi dalam aksi demonstasi yang mendukung Morsi.

Ada belasan korban yang terbunuh dan ratusan orang terluka oleh sejumlah pria bersenjata.

Sehari kemudian, Mohamed Morsi alias Muhammad Mursi pun berujung digulingkan.

Kekuasaannya diruntuhkan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Abdel Fatta al Sisi.

Kala itu, pihak militer pun membatalkan konstitusi yang sebelumnya diubah Morsi.

Pihaknya kemudian menunjuk Mahkamah Agung Mesir sebagai presiden sementara.

Sementara itu, setelah digulingkan, pembantu utama Mursi ditahan.

Di sisi lain para loyalisnya dari Ikhwanul Muslimin diincar aparat.

Kemudian, ia dijerat kasus hukum atas tuduhan melakukan spionase dan membantu aksi terorisme.

Akhir Hayat Morsi Menyakitkan

Di akhir hayatnya Mohamed Morsi alias Muhammad Mursi mengalami hal menyakitkan.

Kehidupannya berakhir di penjara atas kasus hukum yang menjeratnya.

Melansir dari BBC, Mohammad Naser tersangkut kasus hukum yang menuduhnya sebagai mata-mata.

Ia dituding menjalin komunikasi dengan kelompok Islam Palestina, Hamas.

Kelompok Hamas itu disebut memiliki hubungan dekat dengan Ikhwanul Muslimin.

Pada sidang kasusnya, Senin(17/6/2019), ia pun berbicara dari balik dinding kaca yang kedap suara pada persidangan kasusnya, di pengadilan di Kairo.

Setelah menyampaikan pidato, tak lama kemudian ia pun kolaps.

Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi tiba-tiba terkulai dan tak sadarkan diri.

Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong.

Ia wafat pada pukul 16.50 waktu setempat. Morsi disebut wafat akibat serangan jantung.

Kematian tokoh penting di organisasi itu pun membuat para anggotanya buka suara.

Mereka menuduh wafatnya Morsi adalah pembunuhan.

Tuduhan tersebut atas dasar ucapan sejumlah aktivis adan anggota keluarga Morsi.

Mereka disebut sudah lama menggaungkan Morsi tak mendapatkan perawatan medis secara serius.

Mohamed Morsi atau Muhammad Mursi diketahui memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes.

Selain itu, keluarga dan aktivis pun menyebut Morsi dikurung atau ditahan dalam sel isolasi.

Tak hanya Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan pun melontarkan tuduhan yang sama.

Pihaknya curiga wafatnya Morsi identik pada pembunuhan.

Mereka menyebut, Morsi ditahan dalam sel isolasi selama masa penahannya yang lebih dari lima tahun.

Selain itu, pihaknya menyebut, hak asasi Morsi telah dirampas.

Hal ini berkenaan pihak keluarga hingga kuasa hukum disebut dilarang membesuk Morsi di penjara.

Tak hanya itu, Morsi pun disebut tak diberikan asupan makanan yang baik.

Kemudian, mantan presiden Mesir itu juga dihalang-halangi untuk mendapatkan obat-obatan.

Masih melansir dari sumber yang sama, kecaman lain pun datang dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Recep Tayyip disebut menyalahkan pemerintah Mesir terkait kabar wafatnya Morsi.

Ada pula anggota parlemen Inggris yang juga politisi Partai Konservatif, Crispin Blunt yang berkomentar.

Sebelum Morsi meninggal, ia disebut telah memperingatkan terkait kondisi kesehatan Morsi.

Kini, ia pun meminta pemerintah Mesir untuk bertanggungjawab menjelaskan wafatnya Morsi.

Selain itu, ia pun menyarankan agar ada penyelidikan internasional yang independen.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved