Pilpres 2019
Fadli Zon Tanggapi 'Curhat' SBY yang Sebut AHY Di-bully, Ia Ngaku Santai Walaupun Di-bully Tiap Hari
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi 'curhat' Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi 'curhat' Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Demokrat TV, SBY sempat mengatakan soal Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono yang di-bully dan diserang.
Fadli Zon menegaskan, sebagai politikus, apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang pro dan kelompok yang kontra.
Ia pun menyebut dirinya sering kena bully tiap hari, tapi tetap santai.
• Fadli Zon: Denny Indrayana dan Irman Sidin Jadi Kuasa Hukum Prabowo-Sandi di Mahkamah Konstitusi
Lebih lanjut Fadli Zon mengatakan, sebaIknya politikus terbiasa dengan kritikan-kritikan.
Dia juga menyatakan sering mendapatkan ejekan atas pernyataan-pernyataannya.
Kendati demikian, Fadli Zon juga menilai ejekan adalah hal yang biasa.
Menurutnya, kelompok yang setuju dengannya akan mendukung.
Sebaliknya, kelompok yang kontra akan berbuat sebaliknya.
• Ambulans Gerindra Berisi Batu, Fadli Zon Bantah, DPC Gerindra Tasikmalaya: Sopir Tak Bisa Dihubungi
"Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya baper-baperan," ujar Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019), dilansir dari Kompas.com.
Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY membongkar kenyataan pahit yang dialami keluarganya.
Satu di antaranya, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat yang menjadi sasaran bully pihak tertentu.
Bully terhadap AHY merupakan buntut dari pertemuannya dengan Presiden Jokowi.
SBY mengaku, pertemuan putranya dengan presiden itu atas sepengetahuannya.

Mulanya, AHY menerima undangan pertemuan dengan Jokowi dari Mensesneg Pratikno.
Melalui pesannya itu, Jokowi ingin bertemu untuk membahas permasalahan bangsa dan negara.
"Materi yang dibahas berkaitan dengan permasalahan bangsa dan negara. Sama sekali tak terkait dengan silang pendapat perhitungan suara di KPU," kata SBY melalui video yang diunggah akun Demokrat TV.
Oleh karena itu, AHY pun menyatakan bersedia sebagai warga negara Indonesia untuk menghormati dan memenuhi undangan presiden.
Ia disebut memberitahu SBY dua hari sebelum pertemuan tersebut dilaksanakan.
• Terungkap, Prabowo Ingin Ketemu SBY di Singapura tapi Dibatalkan, Bersamaan dengan AHY Temui Jokowi
"Tentu saya membenarkan niat AHY untuk memenuhi permintaan bertemu Presiden Jokowi," kata SBY.
Ia menegaskan, putranya menemui presiden bukan atas nama Partai Demokrat dan juga kubu paslon 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Dalam pertemuan itu AHY tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan tidak merepresentasikan kubu capres Prabowo Subianto," ujarnya.
Setelah bertemu Jokowi, AHY pun kembali memberitahu SBY terkait hasil pertemuan itu.
Tak ada obrolan terkait jabatan atau jatah kursi di pemerintahan.
• Ani Yudhoyono Masih Sakit Keras, Begini Kondisi Ibunya, Mertua SBY yang Kini Berusia 89 Tahun
"Setelah pertemuan berlangsung AHY meympaikan ke saya bahwa substansi yang dibicarakan baik tak ada kaitannya dengan jabatan atau kursi apa pun di pemerintahan," kata SBY.
Kepada ayahnya, AHY mengaku, pada pertemuan itu Jokowi berharap tetap bisa memelihara komunikasi dengan SBY.
SBY pun menilai, harapan itu sangat tepat disampaikan melalui sang anak.
Hal ini berkenaan kondisinya kini tengah mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono yang sedang malakukan pengobatan di Singapura.
"Harapan itu saya kira sama dengan pertemuan beliau dengan para mantan presiden yang lain, baik Pak Habibie maupaun Ibu Megawati. Berhubung saya belum bisa kembali ke tanah air, saya pikir tepat bahwa harapan itu disampaikan melalui AHY," kata SBY.

Namun, akibat pertemuan dengan Jokowi, AHY pun diserang.
SBY menyebut, AHY di-bully menggunakan kata-kata yang sadis dan kejam.
"Akibat pertemuan itu, AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu."
"Segera setelah pertemuan itu, saya tahu AHY di-bully dengan kata-kata yang sadis dan kejam," ujarnya.
Walaupun putranya diserang, SBY tetap berpikir positif bahwa itu ujian untuk AHY yang baru berkiprah di dunia politik.
"Mungkin itu cara Tuhan Allah SWT untuk menggembleng seseorang yang baru masuk dalam dunia politik," kata SBY.
• Ani Yudhoyono Masih Sakit Keras, Begini Kondisi Ibunya, Mertua SBY yang Kini Berusia 89 Tahun
Namun, ketua umum Partai Demokrat itu sebenarnya mengetahui siapa yang berani menyerang pihaknya.
"Dari materi serangan yang dialamatkan pada kita, setelah pertemuan itu, sebenarnya kita tau dari mana serangan sengit itu berasal. Di situlah perbedaan kita dengan pihak tertentu itu," kata SBY.
Ia tak menampik, bisa jadi ada pihak tertentu yang bersikap dan berprinsip tak boleh ada komunikasi antarkubu.
"Memang ada yang bersikap adalah tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tak ada komunikasi berkawan selamanya. Barangkali pula dendam, kebencian dan permusuhan yang membara dalam pemilu 2019 ini harus dipertahankan selamanya," ujarnya.
Terkait hal tersebut SBY tak mau ikut campur dan melarang, tapi ia menegaskan prinsip dan sikap yang dijunjung partainya itu berbeda.
"Silakan kalau ada yan gpunya prinsip dan sikap seperti itu, tetapi jangan atur dan paksa Partai Demokrat harus mengikutinya," kata SBY.
Bagi Partai Demokrat, jika kontestasi politik sudah selesai, tak berarti putus hubungan dengan lawan selamanya.
"Kami berpinsip dalam berkompetisi dalam ikhtiar untuk menang harus berjuang sekuat tenaga. Namun, setelah selesai ya selesai, bukan berarti kita putus hubungan selamanya," ujarnya.