Detik-detik Harun Al Rasyid Terpisah, Tak Mau Pergi dari Lokasi Rusuh, Ditemukan Sudah Meninggal

Seorang anak bernama Harun Al Rasyid (15) menjadi korban meninggal pada aksi 22 Mei yang berujung pada kerusuhan.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Widia Lestari
Kompas
Ilustrasi Mayat 

TRIBUNJABAR.ID - Seorang anak bernama Harun Al Rasyid (15) menjadi korban meninggal pada aksi 22 Mei yang berujung pada kerusuhan.

Angga, teman Harun Al Rasyid mengatakan ia masih bersama Harun sebelum terpisah, Rabu (22/5/2019) malam.

Awalnya, Harun Al Rasyid dan Angga masih bersama di sebuah warung makan di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu siang.

Kemudian, Harun Al Rasyid mengajak Angga untuk melihat kerusuhan yang terjadi di Slipi.

Pada hari terjadi kerusuhan, Harun Al Rasyid selalu bersama Angga hingga Rabu malam.

"Siang Harun mengajak ke warteg, dia habis itu ngerencanain ke sana ngajak ke sana (lokasi kerusuhan). Dia bilang, 'Ayo kita lihat di Slipi yang perang'," cerita Angga kepada wartawan, Jumat (24/5/2019), seperti yang Tribun Jabar kutip dari Tribun Solo.

Saat kerusuhan di Jembatan Slipi Jaya pecah, kata Angga, paha Harun Al Rasyid terkena gas air mata dari pihak kepolisian.

Melihat keadaaan temannya, Angga mengajak Harun Al Rasyid untuk kembali ke rumahnya agar lukanya dapat diobati.

Kemudian, ketika hari menjelang malam, Angga meminta temannya itu untuk kembali ke rumah.

Massa perusuh melakukan pembakaran saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan Mh Thamrin, Jakarta , Rabu (22/5/2019)
Massa perusuh melakukan pembakaran saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan Mh Thamrin, Jakarta , Rabu (22/5/2019) (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Namun, Harun Al Rasyid menolak dan mengajak Angga untuk kembali melihat kerusuhan di Slipi.

Akhirnya Angga menuruti permintaan Harun Al Rasyid.

Saat Angga memarkirkan motor, Harun Al Rasyid sudah terjun duluan ke lokasi kerusuhan.

Namun, Angga dan Harun Al Rasyid masih tak terpisah.

Investigasi Aiman, Rekaman CCTV Ungkap asal Massa Perusuh, Bagi-bagi Amplop dan Mobilisasi Ambulans

Warung Dijarah Saat Kerusuhan di Jakarta, Ismail Dapat Bantuan dari Presiden dan Anies Baswedan

Sekitar pukul 22.00, Harun Al Rasyid dan Angga terpisah di lokasi kerusuhan.

Angga sudah berusaha mencari temannya itu namun tidak membuahkan hasil.

Pada Kamis (23/5/2019) pagi, Angga menerima kabar bahwa Harun Al Rasyid meninggal dunia.

Ayah Harun, Didin mengatakan anaknya memang tak pulang pada Rabu malam.

Akhirnya, ia dikirimi video dan foto salah satu korban tewas kerusuhan 22 Mei.

Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan.
Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Didin meyakini korban tersebut adalah anaknya sebab terdapat kemiripan pada wajah dan celananya.

Korban tersebut masih remaja dan mengenakan ikat pinggang berlogo OSIS.

Harun berada di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Pada Jumat (24/5/2019), Harun Al Rasyid dimakamkan di TPU Duri Kepa selepas salat Ashar.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menginformasikan delapan korban yang meninggal pada kerusuhan 22 Mei.

Salah satu korban berusia 14 tahun dan tanpa identitas.

Jasad tanpa identitas itu diduga adalah Harun Al Rasyid.

ilustrasi mayat
ilustrasi mayat (net)

Berdasarkan keterangan tersebut, jasad yang diduga Harun mengalami luka di dada dan lengan kiri.

Awalnya, Harun dikabarkan tewas akibat mendapat kekerasan oleh sejumlah anggota Brimob di Kampung Bali.

Beredar video seorang pria yang dikerumuni oleh sejumlah pria berbaju hitam.

Namun, kabar tersebut hoaks. Orang yang ada di video tersebut adalah Andri Bibir.

Andri Bibir ditangkap karena diduga membantu perusuh dengan menyiapkan batu dan air untuk membasuh bagian yang terkena gas air mata.

Selain Harun Al Rasyid, ada satu korban tewas yang juga masih berusia remaja.

Korban tewas akibat tertembak itu bernama Muhammad Reyhan Fajari (16).

Iwan, paman Reyhan mengatakan saat itu keponakannya sedang bersama teman-temannya di Masjid Al Istiqomah.

Saat itu, Reyhan sedang melaksanakan sahur.

Di sela kegiatan, ada yang mengabarkan bahwa terjadi kericuhan di wilayah Petamburan.

Reyhan dan teman-temannya, kata Iwan, mendekati lokasi kericuhan tersebut.

Hal tersebut dilakukan Reyhan karena rasa penasaran.

"Anak-anak yang berada di sini (yang) dengar itu pada ke sana, pada ingin lihat. Terus ya di sananya lagi chaos, lagi tembak-tembakan akhirnya dia yang kena," ucap Iwan di kediamannya, Jumat (24/5/2019), seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.

Raihan, salah satu teman Reyhan yang berada di lokasi, mengatakan saat itu memang terjadi penembakan.

Peluru ditembakkan tak hanya sekali.

Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan.
Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Menurut Raihan, Reyhan menjadi orang pertama yang terkena tembakan.

Selanjutnya, ada orang lainnya yang juga terkena tembakan.

Ketika penembakan terjadi, Reyhan dan Raihan tengah mengobrol di dekat Gereja Bethel Indonesia.

"Seperti sih itu yang pertama tembak, pas itu ada yang kena, banyak yang kena," ucap Raihan.

Raihan masih ingat tubuh temannya itu mengeluarkan darah.

Presiden Jokowi Terima 2 Pedagang di Istana, Keduanya Jadi Korban Kerusuhan pada 22 Mei

Suami Tewas Kena Peluru Nyasar Saat Kerusuhan di Jakarta, Istri Menangis dan Pingsan

Ia sempat ikut menolong dan menggotong tubuh Reyhan ke Masjid Al Barokah.

Karena tak kuat melihat kondisi temannya, Raihan hanya kuat menggotong ke Masjid Al Barokah.

"Kan digotong nih, digotong tuh sebelum ke Al Barokah ini sudah ada darah di tangan saya. Terus tidak bisa lanjutin lagi (dan) ganti orang, (saya) langsung pulang, enggak tahu lagi pas diantar ke Al Barokah," terang Raihan.

Raihan kurang paham bagian tubuh Reyhan yang terkena tembakan.

Saat peristiwa terjadi, Reyhan dalam posisi menunduk sehingga ia sulit melihat luka tembakan.

"Digotong tidak lihat yang kena yang mana, susah dilihatnya, lalu bagian belakangnya (punggung) juga berdarah, kena tangan saya, sudah tidak kuat lihatnya," katanya.

Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019.
Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi via Kompas.com)

Menurut Iwan, Reyhan ditolong oleh warga sekitar setelah digotong oleh temannya sampai ke Masjid Al Barokah.

Reyhan dibawa ke Rumah Sakit Mintohardjo menggunakan mobil warga.

Di perjalanan, kata Iwan, Reyhan masih bernapas.

Ia dikabarkan meninggal dunia setelah mencapai rumah sakit.

"(Lalu) dari rumah sakit itu dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk autopsi," terangnya.

Berdasarkan hasil dari pihak rumah sakit, Iwan mengatakan ada bekas luak tembak di tubuh Reyhan.

Iwan, paman dari Reyhan yang menjadi korban penembakan saat kejadian aksi 22 Mei di Petamburan
Iwan, paman dari Reyhan yang menjadi korban penembakan saat kejadian aksi 22 Mei di Petamburan (Tribun Jakarta/Leo Permana)

Namun, ia tidak mengetahui secara jelas hasil autopsi tersebut, juga terkait adanya peluru di bagian tubuh keponakannya itu.

Kini jenazah Reyhan sudah dimakamkan di kampung halamannya di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (23/5/2019).

Saat ini, orangtua Reyhan belum kembali ke Jakarta setelah memakamkan anaknya.

Sementara itu, Iwan beserta keluarga sudah mendapat kunjungan dari sejumlah tokoh.

Adapun Fadli Zon datang pada Rabu (22/5/2019) siang.

Kemudian, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang direncanakan akan berkunjung pada Jumat (24/5/2019) siang.

"Lalu Pak Gubernur Anies baru kiriman bunganya yang datang, datangnya kemarin serta dari Dinas Pendidikan juga sudah menghubungi kami," tutur Iwan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved