Teroris Incar Gedung KPU Tanggal 22 Mei, Siapkan Bom High Explosive & Ada yang Pernah Gabung ISIS
Teroris incar gedung KPU tanggal 22 Mei. Siapkan bom high explosive & ada yang pernah gabung ISIS.
TRIBUNJABAR.ID - Polisi menangkap sejumlah teroris beberapa hari terakhir. Mereka diduga akan beraksi saat penetapan hasil Pemilu 2019 tanggal 22 Mei.
Terakhir, polisi menangkap AR alias Ed alias Pak Jenggot yang akan meledakkan bom di Gedung KPU tanggal 22 Mei.
Pak Jenggot ditangkap di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019).
Menyerang gedung KPU juga direncanakan oleh DY, tersangka yang ditangkap Densus 88 di Jepara, Jawa Tengah.
Saat jumpa pers, polisi memutar video ancaman DY yang akan beraksi tanggal 22 Mei di gedung KPU.
Berikut ini catatan mengenai penangkapan teroris menjelang penetapan hasil Pemilu 2019 :
1. Siapkan bom high explosive
Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, terduga teroris AR, yang ditangkap di Kelurahan Nanggewer, RT 2/3, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, berencana meledakan enam bom pada 22 Mei 2019 di Gedung KPU.
Menurut Polisi, aksi tersebut untuk menunjukkan eksistensi mereka kepada dunia internasional. Menurut polisi, keenam bom tersebut memiliki daya ledak tinggi (high explosive).
"Ada enam bom dari bahan TATP yang sudah jadi dan satu buah buku berisi tentang catatan membuat bom. Dipersiapkan untuk sasarannya thogut dan akan menyasar pada 22 Mei di depan KPU," katanya kepada awak media di lokasi, Sabtu (18/5/2019).
2. Manfaatkan momentum puasa
Menurut Dedi Prasetyo, bulan puasa menjadi momentum bagi kelompok tersebut untuk melakukan serangan terhadap kegiatan masyarakat yang menjadi konsentrasi mereka.
"Momentumnya bulan puasa sebagai amaliah jihad mereka dan mengikuti dinamika perkembangan masyarakat saat ini seperti 22 Mei nanti untuk eksistensinya," ucapnya.
Dari hasil penggeledahan, polisi mengamankan jenis senjata softgun dan bahan pembuat bom, seperti nitrogen, orea, sulfur, haseton, H2SO4, H2O2, KN03, aluminium, potasium, offoil, tiner, dan paku. Ditemukan juga alat penggerus (tumbuk), gas kimia, rangkaian detonator, serta satu buah panci presto.
"Bahan dasarnya mereka beli online atau didapat dari toko kimia. Saat ini terus kami dalami semua jejak digitalnya," ujarnya.

3. Lulusan SMP lihai rakit bom
Berdasarkan pemeriksaan polisi, terduga teroris AR hanyalah lulusan SMP, tapi memiliki kemampuan merakit bom daya ledak tinggi dan mempunyai labotarium untuk menguji beberapa bom rakitannya.
"Lulusan SMP dan dia belajar dari gurunya untuk merakit bom karena dia memiliki ketekunan sehingga dia berhasil. Bahkan, dia juga mengembangkan laboratorium sendiri dalam rangka membuat bom," kata Brigjen Dedi.
4. Menangkap 68 terduga teroris
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal mengatakan, jumlah total terduga teroris yang diamankan Densus 88 selama tahun 2019 adalah 68 orang.
Penangkapan pada bulan Mei merupakan angka penangkapan paling banyak, yaitu 29 tersangka.
"Bulan ini yang paling banyak yaitu 29 tersangka," ujar Iqbal saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).
Menurut keterangan polisi, ke-18 terduga teroris tersebut diduga telah menyembunyikan tersangka lain, hingga berencana memanfaatkan momen hasil pengumuman rekapitulasi resmi Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.
5. Pernah gabung ISIS di Suriah
Iqbal mengatakan, dari 29 tersangka yang ditangkap selama bulan Mei 2019 ada 18 tertangkap di Jakarta, Bekasi, Karawang, Tegal, Nganjuk, dan Bitung. Sementara itu, 11 tersangka lain ditangkap di Jakarta, Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Jepara, Semarang, dan Madiun.
Dari 11 tersangka tersebut, sebanyak 9 terduga teroris merupakan anggota aktif JAD. Kesembilan tersangka itu telah mengikuti pelatihan di dalam negeri dan selanjutnya berangkat ke Suriah sebagai foreign terrorist fighter (FTF). Adapun dua orang lainnya merupakan deportan.
"Keterlibatan dua tersangka yaitu deportan. Mereka ini deportan, hijrah ke Suriah dan mereka belajar membuat bom asap di Camp Aleppo," kata Iqbal.
6. Sasar kerumunan massa di Gedung KPU
Dalam video yang diputar saat konferensi pers pada hari Jumat (17/5/2019), tampak seorang terduga teroris berinisial DY alias Jundi alias Bondan mengatakan akan menyerang kerumunan massa saat 22 Mei.
DY juga mengaku telah merangkai bom untuk melancarkan aksinya tersebut.
Berikut ini transkrip video tersebut: "Nama saya DY alias Jundi alias Bondan, saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 Mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control," ujar DY seperti dikutip dari video yang ditayangkan saat konferensi pers, Jumat (17/5/2019).
"Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya untuk melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah syirik akbar yang membatalkan keislaman. Yang termasuk barokah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Fakta Teror Jelang 22 Mei, Ancam Gedung KPU hingga 6 Bom "High Explosive" ".