Ramadhan 1440 H

Sejarah Kolak, Kudapan Khas Ramadhan yang Punya Makna bagi Umat Muslim

Kolak merupakan menu buka puasa yang khas di bulan Ramadhan, ternyata memiliki sejarah dan maknanya. Berikut penjelasannya.

Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
Menu kolak yang ada di garden restaurant 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kolak merupakan kudapan manis bebuka puasa yang hadir di bulan Ramadhan.

Kolak menjuadi menu favorit berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Tak hanya sekedar makanan berbuka puasa saja, kolak pun memiliki sejarah di balik kelezatannya itu.

Bahkan kolak juga memiliki makna dan filosifi dari namanya.

Untuk itu, di momen bulan Ramadhan 1440 H/2019 ini, jangan hanya sekedar makan kolak saja.

Sebagai umat Muslim yang menyukai menu kolak, perlu kamu tau sejarah dan maknanya. 

Berikut sejarah dan makna kolak yang dirangkum Tribunjabar.id dari berbagai sumber. 

Kolak Sehat untuk Buka Puasa

Sejarah Kolak

Dikutip Tribunjabar dari Bangkapos.com, kolak merupakan makanan yang digunakan untuk penyebaran agama Islam pada zaman dahulu.

Pada masa itu, masyarakat Jawa belum mengenal agama Islam dengan baik.

Sehingga para ulama mencoba berembuk dengan cara sederhana agar masyarakat dapat memahami agama Islam.

Cara mudah dan sederhana pada masa itu, akan lebih dipahami oleh masyarakat Indonesia yang berhubungan dengan makanan.

Oleh karena itu para ulama menggunakan Kolak sebagai media penyebaran Islam.

Nama "Kolak" tidak sembarangan dipilih. Nama tersebut memiliki makna.

Kolak berasal dari kata 'Khalik' yang artinya sang pencipta. 

Bosan Takjil dengan Kolak Pisang atau Gorengan? Nih Coba 5 Menu Elegan Ini, Asalnya dari Luar Negeri

Hidangan yang berisikan pisang dan ubi tersebut, dinamakan Kolak karena bertujuan agar bisa mendekatkan pada sang pencipta.

Kolak awalnya hanya disajikan pada saat bulan Ruwah saja.

Kemudian sajian manis tersebut berlanjut hingga bulan Ramadhan.

Hingga saat ini, kolak menjadi menu takjil favorit masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pulau Jawa.

Tak hanya namanya yang memiliki makna, namun bahan dasar pembuatan kolak ini memiliki makna.

Bahan dasar kolak terdiri dari pisang kapok dan ubi.

Pisang kapok dimaksudkan pada arti kata 'Kapok'. Hal tersebut bertujuan agar umat Muslim kapok atau bertaubat atas dosa yang pernah dilakukan.

Sedangkan ketela atau telo pendem diartikan sebagai mengubur segala kesalahan yang telah lalu.

Berbuka puasa dengan kolak diharapkan umat Muslim menjadi semakin dekat dengan sang Khalik.

Umat Muslim juga diharapkan memendam segala dosa serta kesalahan yang pernah diperbuat. 

Manis dan Kenyalnya Kolak Candil Ibu Sari Bikin Nagih, Pecinta Kuliner Wajib Cobain Nih

5 Makna Kolak

Tak hanya memiliki sejarah dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, kolak juga memiliki makna-maknanya.

Dibalik rasa manisnya, kolak menyimpan makna mendalam yang wajib diketahui umat Islam.

Berikut 5 makna kolak yang dikutip Tribunjabar.id dari Wartakotalive.com.

1. Mengosongkan dosa

Penyebaran agama Islam melalui kolak saat itu dilakukan oleh para ulama dan para wali.

Kolak menawarkan khazanah kuliner baru di Nusantara yang memiliki nilai agamis.

Para ulama dan para wali menginginkan agar masyarakat belajar agama Islam melalui makna yang terkandung dalam Kolak.

Kolak juga berasal dari kata 'khala' dalam bahasa Arab, artinya kosong.

Maknanya adalah sebagai manusia dan umat Islam harus selalu bertaubat kepada Allah dan mengosongkan dosa yang pernah diperbuat.

Menurut para ulama dan para wali, kekosongan dosa saat kematian tiba merupakan sebaik-baiknya akhir.

2. Mendekatkan diri pada Allah  

Pendapat lain mengatakan nama Kolak berasal dari kata 'kholaqo' yang berasal dari bahasa arat.

'Kholaqo' bisa diturunkan menjadi 'kholik' yang artinya mencipta atau sang pencipta.

Dari kata tersebut, kolak menganjurkan umat Islam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Sang Pencipta.  

Bosan Makan Kolak Pisang? Cobain deh 5 Menu Takjil yang Berasal dari Berbagai Dunia ini

3. Mengingatkan pada kematian 

ubi cilembu
ubi cilembu (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Selain pisang, ubi juga menjadi bahan yang khas pada kolak dan tak pernah ketinggalan.

Menurut orang Jawa, ubi termasuk jenis makanan polo pendem atau tumbuh di bawah tanah.

Ubi dalam kolak ini memiliki makna. Ketika menyantap ubi dalam kolak, maka harus ingat bahwa suatu saat pasti akan seperti ubi.

Seperti ubi disini dimaksudkan akan dikubur di dalam tanah ketika kematian datang.

Sehingga para wali menganjurkan umat Muslim untuk bertaubat di setiap sendok kolak yang dimakan.

Pasalnya, kematian mungkin saja akan datang dengan mudah seperti menyantap kolak.

4. Mengajarkan untuk tidak bebuat dosa 

Menu kolak pisang pacar cina di Garden Restaurant Savoy Homann Bidakara
Menu kolak pisang pacar cina di Garden Restaurant Savoy Homann Bidakara (istimewa)

Selain ubi yang memiliki makna, pisang kapok yang ada pada kolak juga memiliki makna.

Dari sekian banyak pisang, hanya pisang kapoklah yang paling pas sebagai bahan pembuat kolak.

Nama kepok pada pisang kepok merujuk pada istilah 'kapok' yang dalam bahasa Jawa berarti menyesal atau jera.

Sehingga kolak mengajarkan bahwa setiap sendok kenikmatannya, umat Islam harus selalu ingat untuk takut akan berbuat dosa.

Tak hanya itu, umat Islam juga tidak lagi melakukan hal-hal yang membuat mereka berdosa.

5. Mengajarkan untuk meminta maaf 

Ilustrasi santan kelapa
Ilustrasi santan kelapa (ISTIMEWA)

Santan merupakan bahan yang paling penting dalam pembuatan kolak.

Santan dalam bahasa Jawa disebut 'santen' kependekan dari 'pangapunten' atau artinya 'maaf'.

Ketika meneguk kuah kolak yang manis dan gurih dari santan, ingatlah akan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Tak hanya mengingatnya, tetapi juga meminta maaf kepada mereka yang pernah diperbuat salah. 

(Bangkapos.com/Wartakotalive.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved