Bulan Ramadhan 1440 H

Waktu Buka Puasa Hari Ini 6 Mei 2019 untuk Kota Bandung, Aceh, Jakarta, Pontianak dan Kota Lainnya

Salah satu hal yang wajib diketahui umat Muslim untuk melaksanakan kegiatan berpuasa adalah jadwal waktu berbuka puassa dan imsak.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yongky Yulius
Tribun Jateng/ M. Syofri Kurniawan
Para jamaah merapat ke Masjid Agung Demak jelang masuk adzan magrib. 

TRIBUNJABAR.ID - Awal puasa Ramadhan sudah ditentukan mulai pada 6 Mei 2019.

Salah satu hal yang wajib diketahui umat Muslim untuk melaksanakan kegiatan berpuasa adalah jadwal waktu berbuka puassa dan imsak.

Bila Anda berbuka puasa mendahuli waktu yang telah ditentukan maka puasa Anda bisa batal.

Agar Anda tak salah, Tribunjabar.id memberikan jadwal waktu berbuka puasa, sholat, dan imsakiyah.

1. Bandung

jadwal buka puasa dan imsak kota bandung
jadwal buka puasa dan imsak kota bandung (Instagram/@kemenag.kota.bandung)

Berdasarkan jadwal yang diberikan oleh Kementerian Agama Kota Bandung, waktu berbuka puasa di kota Kembang itu pada pukul 17.49 WIB.

Sementara waktu imsakiyah adalah 04.23 WIB.

2. Aceh

jadwal puasa Aceh
jadwal puasa Aceh (Tribunstyle)

Dari jadwal yang diberikan Muhammadiyah, waktu berbuka puasa untuk wilayah Aceh pada pukul 18.48 WIB.

Sementara waktu imsakiyah adalah 04.56 WIB.

3. Jakarta

jadwal puasa DKI Jakarta
jadwal puasa DKI Jakarta (Tribunstyle)

Dari jadwal yang diberikan Muhammadiyah, waktu berbuka puasa untuk wilayah Aceh pada pukul 17.48 WIB.

Sementara waktu imsakiyah adalah 04.25 WIB.

4. Pontianak

jadwal puasa Pontianak
jadwal puasa Pontianak (Tribunstyle)

Dari jadwal yang diberikan Muhammadiyah, waktu berbuka puasa untuk wilayah Aceh pada pukul 17.45 WIB.

Sementara waktu imsakiyah adalah 04.07 WIB.

Untuk mengetahui jadwal waktu berbuka puasa di kota lainnya, klik tautan di bawah ini.

1. Aceh – Banda Aceh

2. Sumatera Utara – Medan

3. Sumatera Barat – Padang

4. Riau – Pekanbaru

5. Jambi – Jambi

6. Sumatera Selatan – Palembang

7. Bengkulu – Bengkulu

8. Lampung – Bandar Lampung

9. Kepulauan Bangka Belitung – Pangkalpinang

10. Kepulauan Riau – Tanjungpinang

11. Daerah Khusus Ibukota Jakarta – Jakarta

12. Jawa Barat – Bandung

13. Jawa Tengah – Semarang

14. Daerah Istimewa Yogyakarta – Yogyakarta

15. Jawa Timur – Surabaya

16. Banten – Serang

17. Bali – Denpasar

18. Nusa Tenggara Barat – Mataram

19. Nusa Tenggara Timur – Kupang

20. Kalimantan Barat – Pontianak

21. Kalimantan Tengah – Palangka Raya

22. Kalimantan Selatan – Banjarmasin

23. Kalimantan Timur – Samarinda

24. Kalimantan Utara – Tanjung Selor

25. Sulawesi Utara – Manado

26. Sulawesi Tengah – Palu

27. Sulawesi Selatan – Makassar

28. Sulawesi Tenggara – Kendari

29. Gorontalo – Gorontalo

30. Sulawesi Barat - Mamuju

31. Maluku – Ambon

32. Maluku Utara – Ternate

33. Papua – Jayapura

34. Papua – Mimika

35. Papua Barat – Manokwari

Niat Puasa dan Doa Buka Puasa

Melansir dari muslim.or.id, niat dibagi menjadi tiga macam, yakni

1. Berniat di malam hari

Niat di malam hari sebelum Subuh disebut At-Tabyiit.

Bila belum niat di malam hari, maka puasanya tidak akan sah.

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

“Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum Shubuh, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. An Nasai no. 2333, Ibnu Majah no. 1700 dan Abu Daud no. 2454. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).

Penulis Kifayatul Akhyar berkata, "Wajib berniat di malam hari. Kalau sudah berniat di malam hari (sebelum Shubuh), masih diperbolehkan makan, tidur dan jima’ (hubungan intim). Jika seseorang berniat puasa Ramadhan sesudah terbit fajar Shubuh, maka tidaklah sah.” (Kifayatul Akhyar, hal. 248).

Ilustrasi
Ilustrasi (Muslim.or)

2. Menegaskan niat

At-Ta'yiin adalah menegaskan niat puasa yang dilaksanakan termasuk wajib atau sunnah.

3. Niat Harus Diulang

Niat puasa setiap malamnya sebelum Subuh harus diucapkan.

Jadi, tidak cukup satu niat untuk seluruh hari di bulan Ramadhan.

Doa Niat Puasa

Dalam madzhab Syafi’i, kesempurnaan niat puasa Ramadhan adalah dengan lafal niat sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala

“Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahu ini karena Allah Ta’ala”

Sedangkan menurut Madzhab Hambali, siapa yang hatinya terbersit keinginan bahwa besok akan puasa, maka hak tersebut sudah dianggap niat.

Kata-kata Permintaan Maaf Sebelum Bulan Ramadhan, Sambut Bulan Puasa, Tinggal Copy Paste Tulisan Ini

Live Streaming Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan dan Bulan Puasa di Kompas TV, Tonton Lewat HP

Doa Buka Puasa

Melansir dari muslim.or.id, doa buka puasa yang biasa digunakan di masyarakat adalah sebagai berikut.

(Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin)

Artinya, Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mua, wahai Dzat yang Maha Penyayang.

Doa berbuka puasa juga sebenarnya tercantum dalam beberapa hadis.

Berikut doa buka puasa yang tercantum dalam empat hadis.

1. Dikeluarkankan Ibnu Sunni

Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah (1413).

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ التَّنُوخِيُّ , إمْلَاءً ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُفْطِرِ بْنِ مُوسَى الْحَافِظُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفِ بْنِ حِبَّانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ هَاشِمِ بْنِ سَعِيدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي هَاشِمُ بْنُ سَعِيدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا بْنُ رُزَيْنٍ ، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ” إِذَا أَفْطَرَ , يَقُولُ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “

“Abul Qasim At-Tanuji menyampaikan kepadaku secara imla’, ia berkata, Abul Husain Muhammad bin Mufthir bin Musa Al-Hafidz menuturkan kepadaku, Muhammad bin Khalaf bin Hibban menuturkan kepadaku, Waki menuturkan kepadaku, Al-Qasim bin Hasyim bin Sa’id menuturkan kepadaku, ayahku, Hasyim bin Sa’id menuturkan kepadaku, Ibnu Ruzain menuturkan kepadaku, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata,

‘Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika berbuka membaca doa:

Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rezeki-Mu aku berbuka, maka terimalah puasaku ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).’”

Namun, riwayat tersebut lemah karena Hasyim bin Sa'id As-Simsaar berstatus majhul haal.

Para ulama juga menyebut riwayat itu lemah.

Kumpulan Gambar dan Ucapan Puasa Ramadhan 1440 H
Kumpulan Gambar dan Ucapan Puasa Ramadhan 1440 H (idbbmandroid.com)

2. Dikeluarkan Abu Daud

Hadis ini dikeluarkan Abu daud dalam Sunan-nya pada 2258.

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ ” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»

“Musaddad menuturkan kepadaku, Husyaim menuturkan kepadaku, dari Hushain, dari Mu’adz bin Zuhrah, ia menyampaikan, ‘Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika berbuka membaca doa, Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rizqi-Mu aku berbuka).’”

Hadis itu juga dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (9744), Al-Marwazi dalam Az-Zuhd (1410), Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3619), Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (1741), semua dari jalan Hushain dari Mu’adz bin Zuhrah.

Namun, riwayat itu mursal atau hadis yang terputus sanadnya.

Mu'adz bin Zuhrah adalah seroang tabi'in yang tidak bertemu dengan Rasulullah SAW.

Maka dari itu, riwayat ini termasuk lemah.

3. Dikeluarkan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman

Dalam Syu'abul Iman yang dikeluarkan pada 3619 oleh Al-Baihaqi tercantum:

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، أَخْبَرَنِي يَزِيدُ بْنُ الْهَيْثَمِ، أَنَّ إِبْرَاهِيمَ بْنَ أَبِي اللَّيْثِ حَدَّثَهُمْ، حَدَّثَنَا الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ حَصِينِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ مُعَاذٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ، قَالَ: ” الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ “

“Abu Abdillah bin Al-Hafidz mengabarkanku, Ali bin Hamsyadz menuturkan kepadaku, Yazid bin Al-Haitsaim menuturkan kepadaku, bahwa Ibrahim bin Abi Al-Laits menyampaikan hadits kepada mereka, Al-Asyja’i menuturkan kepadaku, dari Sufyan dari Hushain bin Abdirrahman, dari seorang lelaki, dari Mu’adz ia berkata, ‘Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika berbuka membaca doa Alhamdulillahilladzi a’aani fashumtu warazaqani fa afthartu (Segala puji bagi Allah yang telah menolongku untuk berpuasa dan memberiku rezeki sehingga aku bisa berbuka).’”

Seperti riwayat yang sebelumnya, riwayat ini juga lemah.

4. Hadis Ibnu Umar

Adapaun doa buka puasa yang biasa diamalkan adalah hadis Ibnu Umar.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ»

“Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam jika berbuka beliau berdoa, ‘dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaallah (telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala insyaallah)’” (H.R. Al-Bazzar dalam Musnad-nya [5395], An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra [3315], Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir [14097], Ad-Daruquthni dalam Sunan-nya [279], Al-Hakim dalam Mustadrak-nya [1536]).

Hadis tersebut derajatnya hasan, atau tingkatannya di bawah hadis shahih.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved