Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman Tiup Lilin Ulang Tahun Saat Kembali Ngantor Seusai Diperiksa KPK
Pascaditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan suap, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Pascaditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan suap, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman terlihat ngantor Senin (29/4/2019) ini.
Budi Budiman baru terlihat menyambangi Bale Kota Tasikmalaya pascadiperiksa dan ruangan kerjanya digeledah KPK pada Rabu (24/4) pekan lalu.
Tidak seperti biasanya, kehadiran Budi Budiman di Bale Kota diwarnai suasana emosional pada pagi tadi.
Saat memasuki pintu masuk Bale Kota, Budi Budiman disambut kue ulang tahun yang disiapkan sejumlah pejabat eselon II.
Raut haru pun nampak terlihat di wajah Budi Budiman.
Perayaan ulang tahunnya yang ke 54 itu pun dilangsungkan secara singkat ditandai tiup lilin dan potong kue.
Tak berselang lama, Budi mengadakan pertemuan bersama sejumlah pejabat eselon II.
• Syahrini Ketiban Lemari Isi Parfum Reino Barack, Berobat Naik Private Jet, Mertua Juga Turun Tangan
Sementara sejumlah pejabat eselon III dan lainnya menunggu di depan pintu masuk Bale Kota.
"Saya berterimakasih kepada semuanya. Kalian pasti sudah tahu apa yang sedang saya hadapi. Itulah risiko pemimpin, saya selama ini berniat betul-betul membantu masyarakat Tasikmalaya, tapi betul itu belum tentu benar. Saya masih di Kota Tasik, kita masih bisa bertemu," kata Budi sebelum bersalaman dengan sebagian para pegawainya.
Budi meminta roda pemerintahan harus tetap dijalankan meski nantinya kemungkinan tanpa ada hadirnya Budi di sana.
"Saya meminta maaf, jika selama ini ada kekurangan dan kesalahan" ujarnya.

Budi pun disalami satu persatu pegawainya dan terlihat berurai air mata.
Budi yang selanjutnya diagendakan meresmikan unit baru khusus penyakit jantung di RS TMC Kota Tasikmalaya meninggalkan Bale Kota.
• Real Count KPU di Bandung Barat, PDIP Bersaing Sengit dengan Gerindra, Disusul PKS dan Golkar
Suasana emosional tidak selesai di sana, saat Budi akan keluar dari Bale Kota Sejumlah petugas Satpol PP mengangkat tubuh Budi dan membopongnya sampai mobil dinasnya.
"Terimkasih bapak, terimakasih bapak, terimakasih bapak," iringan yel-yel petugas satpol PP.
Tangisan Budi Budiman dan sejumlah pejabat pun pecah mengiringi yel-yel.
Sambil menangis, Budi pun merangkul satu persatu anggota Satpol PP.
Budi pun langsung bergegas memakai kendaraan dinasnya menuju RS TMC.
Sepak Terjang Wali Kota Tasikmalaya
Pada Jumat (27/4/2019), KPK mengumumkan penetapan status tersangka untuk Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman.
Budi Budiman diduga menyuap sebesar Rp 400 juta kepada pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo terkait dana alokasi khusus Kota Tasikmalaya tahun anggaran 2018.
Sebelum diumumkan secara resmi, tim penyidik KPK melakukan serangkaian penggeledahan di Kota Tasikmalaya.
Tempat yang digeledah di antaranya ruang kerja wali kota Tasikmalaya, pada Rabu (24/4/2019).
Sejumlah dokumen dan berkas-berkas dibawa dari ruangan kerja Budi Budiman tersebut.
Berselang sehari selanjutnya tepatnya pada Kamis (25/4/2019), tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di tiga tempat berbeda.
Di antaranya di dua ruangan direksi RSUD dr Soekardjo, di enam ruangan di Kantor dinas PUPR, dan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.

Lalu siapakah Budi Budiman dan bagaimana sepak terjangnya sebelum menjadi orang nomor satu di Kota Tasikamalaya dan akhirnya menjadi tersangka KPK?
Berikut profil Budi Budiman yang berhasil Tribun Jabar himpun dari berbagai sumber di antaranya dari web resmi Pemkot Tasikmalaya dan web resmi KPU Kota Tasikmalaya.
Budi Budiman yang pada Sabtu (27/4/2019) genap berusia 54 tahun mengawali karier sebagai guru di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada tahun 1989 sampai tahun 1995.

Selain sebagai guru, Budi Budiman juga dikenal sebagai pengusaha angkutan kota sejak tahun 1990.
Pada tahun 1993, Budi Budiman ditunjuk sebagai direktur sebuah dealer mobil bernama Cakra Motor di bawah naungan PT Cakra Putra Parahiyangan.
Semenjak Budi meninggalkan karier di bidang pendidikan dan memilih konsen di bidang angkutan umum, kariernya terus meroket.
Pada tahun 1999, Budi ditunjuk sebagai wakil direktur PO Doa Ibu Kota Tasikmalaya. Budi Budiman pun menjadi pengurus Organda Kota Tasikmalaya pada tahun 2003.
Kemudian pada tahun 2006, Budi Budiman menjadi direktur eksekutif sebuah pusat perbelanjaan Mayasari Plaza Tasikmalaya.

Pada 2007, Budi Budiman yang menjabat sebagai pimpinan Maya Taxi Tasikmalaya, mencoba peruntungan di dunia politik.
Budi Budiman pun bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat menjabat bendahara DPC PPP Kota Tasikmalaya, ia bertarung di Pilkada berpasangan dengan Wahyu Sumawidjaja.
Namun pada tahun itu Budi Budiman dan pasangannya gagal melenggang ke Bale Kota karena kalah perolehan suara.
Di Pilwalkot selanjutnya, yakni pada 2012, Budi Budiman yang menjabat sebagai ketua DPC PPP kota Tasikmalaya kembali berkontestasi kali ini berpasangan dengan rekan satu partai yakni Dede Sudrajat.

Budi Budiman pun melenggang ke Bale Kota dengan perolehan suara mengalahkan petahana Syarif Hidayat.
Setelah satu periode menjabat, Budi Budiman kembali mencalonkan diri pada Pilwakot 2017.
Budi Budiman yang saat itu menggandeng Muhammad Yusuf dari Golkar, kembali menjabat sebagai wali kota Tasikmalaya, hingga saat ini.
KPK sendiri hingga kini belum melakukan penahanan terhadap Budi Budiman yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
