Mahfud MD dan Said Didu Berbalas Pantun, Dipicu Pernyataan Soal Provinsi ''Garis Keras''
Said Didu menanggapi cuitan sahabatnya, Mahfud MD yang menganggap dirinya memprovokasi soal pernyataan 'garis keras'.
"Lho kok saya dianggap provokasi ?
Prof yg katakan hrs rekonsiliasi, tentunya sekarang dong - apa kaitannya dg dulu.
Kalau prof kaitkan dg dulu (walau tdk benar)
artinya prof anggap daerah2 tsb islam garis keras sjk dulu sampai sekarang dong.
Semoga bisa dipahami," tulis Said.
• Polda Jabar Imbau Warga Tidak Terprovokasi Tindakan Inkonstitusional, Tunggu Penghitungan KPU
Sebelumnya, Said dan Mahfud terlibat perdebatan di Twitter seusai munculnya pernyataan soal provinsi 'garis keras' yang dilontarkan oleh Mahfud.
Pernyataan tersebut dilontarkan Mahfud dalam sebuah wawancara di Metro TV beberapa waktu lalu.
"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.
Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan.
Inikah yg dianggap keras ?" tulisnya kepada Mahfud.
• Begini Dampak Pertemuan Zulkifli Hasan dan Jokowi, Ada yang Minta Dipecat, TKN Tanggapi Santai
Ia pun menjelaskan maksud ucapannya yang menyebut sejumlah daerah di Indonesia sebagai provinsi 'garis keras'.
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi.
Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik.
Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram.
Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun.
Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," terang Mahfud.
Ia kemudian memperlebar maksud garis keras dengan mencontohkan adat dan prinsip dari daerah asalnya, Madura.