Polisi Sri Lanka Ungkap Pelaku Pemboman, Meledakkan Diri saat Antre Makanan dan saat Disergap Polisi
Sementara Fatima Ibrahim, istri Ilham Ibrahim, mengaktifkan bom bunuh diri ketika rumahnya diserbu polisi.
Tetangga mengatakan Inshaf menikah dengan seorang putri pedagang perhiasan yang kaya.
Dia mengendarai mobil mewah dan mengenakan pakaian ala Barat. Adapun Ilham dikatakan lebih mandiri, canggung, dan religius.
"Mereka kelihatannya seperti keluarga yang baik," kata Fathima Fazla, tetangga pelaku, kepada Reuters.
Fathima Fazla menuturkan Ibrahim, meski saudagar kaya, merupakan sosok dermawan dan begitu dihormati warga yang mengenalnya.
"Dia menjadi terkenal di area ini karena membantu warga miskin dengan uang dan makanan. Saya tak bisa membayangkan anak-anaknya bakal melakukan hal itu," katanya.
Pemerintah menyalahkan kelompok ekstremis lokal National Thawheeth Jamaath (NTJ) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Otoritas keamanan kini menyelidiki apakah NTJ mendapat bantuan dari kelompok ekstremis lain setelah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab.

Perdana Menteri Ranil Wickremsinghe menuturkan mereka sebenarnya bisa mencegah serangan tersebut berdasarkan laporan intelijen yang diterima sebelumnya.
Laporan dari dinas intelijen asing itu diperoleh pihak keamanan Sri Lanka pada 4 April hingga satu jam sebelum serangan terjadi.
Ledakan Lagi
Sebuah ledakan kembali terjadi di Sri Lanka, Kamis (25/4/2019), empat hari setelah serangkaian serangan bom yang menewaskan lebih dari 359 orang, pada Minggu lalu.
Dilansir dari Channel News Asia, ledakan kali ini terjadi di Kota Pugoda, sekitar 40 kilometer arah timur ibu kota Sri Lanka, Colombo.
Menurut Juru Bicara Kepolisian Ruwan Gunasekera, ledakan tersebut terjadi di sebuah lahan kosong di belakang kantor pengadilan rendah di Pugoda.
"Ada ledakan di belakang kantor pengadilan. Tidak ada korban akibat ledakan ini. Saat ini kami sedang menyelidikinya," ujar Gunasekera.
Dia menambahkan, ledakan yang terjadi pada Kamis (25/4/2019), bukan ledakan yang dikendalikan, seperti yang terjadi di enam lokasi gereja dan hotel, beberapa hari sebelumnya.
Total delapan ledakan bom terjadi pada Minggu (21/4/2019) lalu, yang menewaskan hingga 359 orang dan melukai ratusan lainnya, menurut laporan kepolisian. (tribun network/kompas.com)