Ramadhan 1440 H
Ini Bahaya Tidur Lagi Setelah Sahur, Sebaiknya Anda Lakukan Amalan Ini Setelah Santap Sahur
Bahaya langsung tidur setelah makan sahur, sebaiknya lakukan amalan-amalan ini setelah sahur di bulan Ramadhan 1440 H
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNJABAR.ID - Tidur setelah makan merupakan hal yang sangat tidak dianjurkan.
Terkadang kita dapat merasa sangat mengantuk sehabis sahur dan ingin langsung tidur, namun hal ini justru dapat menimbulkan beberapa penyakit yang sangat berbahaya.
Setelah kita mengkonsumsi makanan, sistem pencernaan kita membutuhkan beberapa waktu untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang ada di dalam makanan dengan baik.
Berkaitan dengan ini, ada beberapa jenis makanan yang bisa dicerna dengan mudah contohnya adalah nasi atau kentang, namun ada beberapa jenis makanan yang lama untuk dicerna seperti daging dan makanan gorengan.
Kondisi semakin diperparah ketika makanan belum tercerna dengan baik di perut, namun kemudian kita tidur.
Pasalnya, sistem pencernaan kita juga melambat saat tidur.
Dari kondisi tersebut, muncul beberapa penyakit yang berisiko timbul apabila kita langsung tidur habis makan
Berikut penjelasan soal bahaya tidur setelah sahur seperti dari Hellosehat.com.
1. Terjadi penimbunan lemak tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan langsung tidur setelah sahur dapat menimbulkan risiko kegemukan (obesitas).
Apalagi jika dilakukan oleh orang-orang gemuk, dapat meningkatkan risiko kegemukan hingga dua kali lipat.
Hal tersebut karena makanan yang masuk ke perut, tidak langsung dicerna oleh lambung ketika tidur.
Kalori makanan tersebut justru akan disimpan dalam bentuk lemak, terlebih jika saat sahur mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, dan lemak.
2. Asam lambung naik
Bagi penderita sakit maagh, sebaiknya hindari tidur setelah sahur, karena akan membuat sistem pencernaan kesulitan mencerna makanan.
Sehingga akan menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, satu diantaranya adalah asam lambung naik.
Jika makanan tidak tercerna dengan baik, maka lambung secara otomatis akan meningkatkan produksi asam lambung untuk mempercepat prosesnya.
Ketika tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung sehingga asam lambung dalam perut akan mengalir balik ke kerongkongan.
Asam lambung menyebabkan pengkikisan pada lapisan dinding kerongkongan dan menyebabkan luka di kerongkongan.
Sehingga efeknya perut menjadi mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada bagian dada hingga tenggorokan.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks asam lambung
Seperti yang dijelaskan diatas, makanan yang tidak tercerna dengan baik, akan meningkatkan produksi asam lambung.
Ketika jumlah asam lambung yang dihasilkan terlalu banyak dan terjadi terus-menerus, akan menyebabkan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks asam lambung.
Asam lambung dapat melukai tenggorokan, hingga menyebabkan gejala Panas seperti terbakar di ulu hati, makanan terasa naik ke kerongkongan, asam pada bagian belakang mulut, mulut pahit, mual, muntah, perut kembung, kesulitan menelan, sendawa, batuk, suara serak, hingga nyeri dada, terutama saat berbaring.
4. Diare atau sembelit
Tidur setelah makan akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama mengendap dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tak kunjung dicerna dapat menyebabkan gangguan pecernaan seperti diare atau sembelit.
5. Stroke
Tidur setelah makan menyebabkan pencernaan sulit mencerna makanan, sedangkan lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak untuk memperlancar pekerjaan.
Penyaluran darah yang terkonsentrasi menuju perut ini membuat otak kekurangan oksigen. Dalam jangka panjang akan menyebabkan stroke.
Peningkatan asam lambung juga dapat menyebabkan sleep apnea yang kemudian memicu stroke.
Jenis stroke yang disebabkan karena setelah makan langsung tidur adalah stroke iskemik akibat dari penyumbatan pembuluh darah otak.
Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Lalu amal-amalan apa yang sebaiknya dilakukan di waktu sahur? Berikut penjelasannya yang dikutip Tribunjabar.id dari berbagai sumber.
Waktu sahur merupakan waktu yang sangat istimewa untuk beribadah, karena pada waktu itu Allah mendekat ke seluruh hamba-Nya, menawarkan kepada semua hamba-Nya yang bersimpuh di hadapan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Pada setiap malam, Allah Ta’ala turun kelangit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman:’ Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku akan aku ampuni.” (HR. Bukhari 1145 dan Muslim 758).
Saat waktu sahur juga, Allah menyebarkan rahmat, dan ampunan-Nya bagi umat manusia.
Sehingga pada waktu sahur lebih afdol untuk shalat, berdoa, dan memperbanyak istigfar.
Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas,
أن آخر الليل أفضل للدعاء والاستغفار ويشهد له قوله تعالى والمستغفرين بالأسحار وأن الدعاء في ذلك الوقت مجاب
“Bahwa akhir malam sangat afdhal untuk berdoa dan beristighfar. Dalilnya firman Allah (yang artinya) ‘yaitu orang-orang yang rajin beristighfar di waktu sahur.’ Dan bahwa doa di waktu sahur itu mustajab.” (Fathul Bari, 3/31).
Sangat disayangkan jika waktu setelah sahur dipakai untuk tidur. Lebih baik digunakan untuk banyak memohon ampunan kepada Allah.