Dalang Bom Sri Lanka Dikabarkan Tewas, Seorang Pelaku Frustasi Bom Tidak Meledak
Pria yang diduga sebagai dalang ledakan bom di tiga gereja dan tiga hotel pada Minggu Paskah (21/4/2019) di Sri Lanka, dikabarkan tewas di lokasi sera
Petugas keamanan mengungkapkan Mohamed meninggalkan Taj yang termasuk hotel bintang lima dalam keadaan frustrasi. Diduga karena bomnya gagal meledak.
• Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Sri Lanka Terekam CCTV, Sempat Mengusap Kepala Bocah Sebelum Beraksi
Salah satu sumber menuturkan pria berusia 36 tahun itu mengganti pakaiannya yang bergaris dengan kaus lengan pendek, dan menyetop becak yang membawanya ke Dehiwala.
Dia bermaksud untuk check in di pemondokan Tropical Inn pada pukul 09.30 waktu setempat. Atau momen ketika gelombang ledakan bom sudah terjadi di tujuh titik lainnya.
Manajer Tropical Inn Sumith Vijelal mengatakan, Mohamed pergi ke tempatnya berdasarkan rekomendasi dari pengemudi becak yang merupakan teman karibnya.
Si pengemudi becak yang tidak disebutkan identitasnya itu dilaporkan saat ini berada dalam penyelidikan polisi. Namun dia dikabarkan bakal segera dibebaskan.
Di pondok tamu itu, Mohamed meminta sebuah kamar dengan kunci dan melempar tasnya sebelum pergi ke luar. Dia dikabarkan mengunjungi masjid terdekat.
Pada pukul 13.30, ia kembali ke kamarnya, dan delapan menit kemudian dia meledakkan diri. Ledakan itu membunuh pasangan yang berada di kamar sebelah.
Mohamed dilaporkan sudah berada dalam pengawasan polisi. Dia mempunyai dua paspor dan sering bepergian. Diyakini, dia sempat singgah ke Suriah.
Dia pertama kali bertolak ke Inggris pada 1 Januari 2006 untuk mempelajari teknik dirgantara di Universitas Kingston, dan kembali ke Sri Lanka setahun berselang.
Dia kembali ke Inggris pada 2008. Saat itu, petugas otoritas setempat tengah mengawasi gerak-gerik kelompok ekstremis. Empat tahun kemudian, dia berpindah-pindah antara Malaysia, Singapura, dan Sri Lanka.
Dia dikabarkan menempuh pendidikan pasca-sarjana di Australia dan mempunyai istri serta anak. Saat ini, fokus penyelidikan adalah bagaimana dia menjadi radikal.
Keterangan yang diperoleh Sky News itu sesuai dengan pernyataan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bahwa pelaku rata-rata berpendidikan tinggi dan berasal dari keluarga kaya.
Antara lain kakak beradik Inshaf dan Ilham Ibrahim yang melaksanakan aksinya di Hotel Grand Cinnamon serta Shangri-La. Keduanya merupakan putra dari pedagang rempah-rempah tersohor Sri Lanka. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
• Wanita Ini Sendirian Mengurus 44 Anak Kandungnya, Ditinggal Sang Suami 3 Tahun Lalu