UPDATE Mutilasi di Blitar, Polisi Kantongi Nama Pembunuh Budi Hartanto yang Ditemukan dalam Koper
Perkembangan terbaru kasus pembunuhan Budi Hartanto, pelaku pembunuhan orang dekat.
TRIBUNJABAR.ID - Teka-teki pembunuh Budi Hartanto yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper di Blitar mulai menemukan titik terang.
Polisi mengatakan sudah mengantongi siapa pelaku pembunuhan Budi Hartanto. Jasad Budi ditemukan Rabu (3/4/2019).
Polisi mengatakan, pelaku pembunuhan adalah orang dekat korban.
"Nama sudah dikantongi, pelaku adalah dari kelompok orang dekat atau komunitas korban," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).
Terduga pelaku, kata Barung, sedang berada di suatu tempat dan berpindah-pindah, karena gencarnya pemberitaan media atas kasus pembunuhan ini.
"Yang diburu ini adalah benda dinamis, bukan benda statis sehingga bisa kapan saja berpindah-pindah tempat," ucapnya.
Sebelumnya, polisi menyebut jika kemungkinan besar motif pembunuhan terhadap guru sanggar tari di Kediri itu adalah motif asmara, meski ada fakta barang-barang pelaku seperti motor pelaku juga hilang saat kejadian.
Jasad Budi Hartanto ditemukan di dalam sebuah koper di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).
Jasad warga Tamanan, Kota Kediri itu ditemukan tanpa kepala dan dalam kondisi tanpa busana.
Budi yang berprofesi sebagai tenaga honorer dan instruktur tari itu diketahui tidak pulang ke rumah orang tuanya sejak Selasa (2/4/2019) malam.
Karena bagian tubuh berupa kepala belum juga ditemukan, Kamis (4/4/2019) pagi jenazah korban dimakamkan tanpa kepala.
Polisi menduga dua pelaku mutilasi mengenal korban secara dekat dan berasal dari komunitas Budi Hartanto.
Menurut polisi, kasus mutilasi Budi Hartanto ini melibatkan lebih dari satu orang alias bukan pelaku tunggal.
"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada awak media, Sabtu (6/4/2019).
"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjutnya.