Sudah Seminggu Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Kondisinya Tak Membaik, Paru-parunya Masih Ada Pasir

Kondisi itu membuat bayi berusia lima bulan itu semakin perparah kondisinya karena kurangnya asupan oksigen ke tubuh dan otaknya.

Penulis: Haryanto | Editor: Ravianto
istimewa
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika saat menjenguk bayi yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya sendiri, di RSUD Bayu Asih, Purwakarta, Kamis (28/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Hari ketujuh perawatan intensif RSUD Bayu Asih Purwakarta terhadap bayi yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya, masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Bayi bernama Dian Asriyani itu masih dirawat di ruang PICU NICU setelah mengalami hipotermia dan mengalami masalah di paru-parunya.

Sempat koma karena tingkat kesadaran yang menurun, kondisi Dian dinyatakan masih belum stabil cenderung stagnan di hari ketujuh perawatan.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, Agung Darwis saat ditemui di tempat kerjanya, Nagri Tengah, Purwakarta, Selasa (2/4/2019).

"Masih cukup buruk ya, cenderung menurun. Tapi saat diberi rangsangan masih ada respon, tapi hidupnya perlu ditopang alat-alat medis," kata Agung saat dikonfirmasi.

Hasil Survei Terbaru di Bulan Maret Jokowi-Maruf Amin vs Prabowo-Sandi dari 4 Lembaga Survei

Alat-alat itu di antaranya ventilator atau alat bantu pernapasan, kasur penghangat, hingga obat pemacu jantung pun masih diberikan.

Alat-alat medis itu kata Agung hingga kini masih menempel di tubuh mungil Dian.

Hal itu untuk mempertahankan kehidupan bayi yang kini paru-parunya ada pasir tanah pascadikubur.

Namun demikian, keberadaan pasir di paru-paru Dian masih belum bisa dikeluarkan melalui operasi.

Terduga pelaku pengubur bayinya yang berusia lima bulan, W (35), saat akan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa (2/4/2019).
Terduga pelaku pengubur bayinya yang berusia lima bulan, W (35), saat akan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa (2/4/2019). (Tribun Jabar/Haryanto)

"Masih belum bisa dilakukan operasi, karena kondisi bayi masih belum stabil, bahkan cenderung menurun," ucap dia.

Demi menunjang kehidupan bayi malang tersebut, makanan pun telah diberikan beberapa hari terakhir.

Ahli Psikologi Forensik Bongkar Pengakuan AKP Sulman Aziz, Bandingkan dengan Ratna Sarumpaet

Tapi kata Agung, jumlah asupan makanan ke tubuh Dian masih minim.

Dia menyebut kali ini makanan yang bisa diterima dan masuk ke tubuh mungil Dian hanyalah 3 cc.

"Walaupun kecil kemungkinan, kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin bagi Bayi Dian," ujarnya menambahkan.

Ibu Bayi akan Dikirim ke RSHS Periksa Kejiawaan

Ibu yang mengubur bayinya yang baru berusia lima bulan, W (35), dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani pemeriksaan kejiwaannya.

W diduga mengalami depresi yang membuatnya tega mengubur hidup-hidup anaknya yang baru berusia lima bulan, Dian Asriyani.

Berdasarkan pemeriksaan awal di ruang kejiwaan RSUD Bayu Asih Purwakarta, pada Selasa (2/4/2019), ibu kubur bayi hidup-hidup mengalami depresi akut dengan gejala psikotik.

Direktur utama RSUD Bayu Asih, Agung Darwis mengatakan W telah dirujuk sejak hari ini.

"Untuk mendalami dan meyakinkan diagnosa, pasien dirujuk ke RSHS di Bandung," kata Agung saat ditemui di RSUD Bayu Asih, Nagri Kaler, Purwakarta.

Hal tersebut dilakukan, kata Agung untuk memastikan kondisi kejiwaan W, sekaligus untuk barang bukti penyelidikan yang ditangani oleh Polres Purwakarta.

Saat pemeriksaan kejiwaan sekaligus observasi, Agung menambahkan W akan ditempatkan di ruang isolasi.

Vanessa Angel Keluhkan Kamar Isolasi-nya, Kondisinya Nge-Drop

Bahkan, untuk memastikan kejiwaannya tim psikiater tidak akan memberikannya obat penenang, seperti yang saat ini dimiliki W.

"Di Hasan Sadikin akan 14 hari. Saat diisolasi dan obat dihentikan, akan terlihat jelas kalau memang pasien ini mengalami gangguan kejiwaan atau tidak," ucapnya.

Agung mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Departemen Psikiater di RSHS Bandung untuk penanganan kasus tersebut.

Hasil dari observasi dan pemeriksaan tim dari RSHS bisa menjadi pertimbangan hukum jajaran kepolisian setempat.

Doa Agar Dimudahkan Mengerjakan Ujian UNBK Bagi Pelajar SMA/SMK, Berharap Mudah, Lancar, Hasil Baik

Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian mengatakan pihaknya memerlukan hasil visum psikis terduga pelaku dari RSHS Bandung.

"Kami masih berupaya mencari bukti lain yaitu salah satunya visum psikis, selain visum forensik. Ini tidak bisa didapat di RSUD Bayu Asih, jadinya dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Bandung," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved