Pilpres 2019
Alasan Gatot Nurmantyo Tak Merapat ke Kubu Prabowo Juga Tak ke Jokowi, Kini Blak-blakan Soal Pilpres
ALASAN Gatot Nurmantyo tak merapat ke kubu Prabowo dan tak ke kubu Jokowi untuk Pilpres 2019 terungkap.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
ALASAN Gatot Nurmantyo tak merapat ke kubu Prabowo, juga tak ke kubu Jokowi untuk Pilpres 2019 terungkap.
Hal ini disampaikan mantan Panglima TNI saat berbincang dengan Pandji Pragiwaksono.
Gatot Nurmantyo disinggung soal sikap politiknya yang terkesan berada di tengah-tengah untuk Pilpres 2019.
Menanggapi hal tersebut, Gatot Nurmantyo pun akhirnya berani blak-blakan.
Sikap politiknya untuk Pilpres 2019 yang memosisikan diri di tengah-tengah itu atas berbagai pertimbangan.
Ia mengaku, untuk capres nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi adalah sosok presiden yang telah melantiknya sebagai Panglima TNI.
Di sisi lain, untuk capres nomor urut 02, Prabowo Subianto merupakan tokoh militer idolanya.
"Kenapa sekarang saya di tengah-tengah (Pilpres 2019), mungkin kampanye juga sama. Satu, saya dilantik sebagai Panglima TNI oleh Pak Jokowi. Dua, sebelah sini Pak Prabowo. Pak Prabowo adalah sosok militer idola saya," kata Gatot Nurmantyo.
Ia mengaku, sejak masih berpangkat kapten, kerap melihat jejak karier Prabowo Subianto.
Gatot Nurmantyo menyebut, Prabowo merupakan orang yang mau membangun ketika memimpin sebuah institusi.
Ia bahkan mencontohkan, saat Prabowo bertugas di pasukan elite antiteror, Sat-81 Gultor.
Kepada Pandji Pragiwaksono, Gatot Nurmantyo bercerita Prabowo menggunakan standar yang tinggi untuk prajurit Kopassus.
Hal itulah yang membuat Gatot Nurmantyo kebingungan menetapkan pilihan.
"Dari situ dua-duanya kan saya bingung. Yang jadi permasalahan adalah Anda sombong menanyakan saya seperti itu," kata Gatot Nurmantyo.
Mendengar hal itu, Pandji Pragiwaksono langsung terkejut lalu tertawa.
Komedian sekaligus aktor itu bingung mengapa disebut sombong oleh sang jenderal.
Kemudian, Gatot Nurmantyo pun mencecar Pandji Pragiwaksono.
Ia menanyakan usia dan berapa kali ikut Pemilu.
Akhirnya, Pandji pun menjawab di usianya yang kini 39 tahun, sudah tiga kali berpartisipasi pada pesta demokrasi.
"Kan sombong, apalagi saya, saya kan pemilih pemula. Kan saya bingung mau yang mana," kata Gatot Nurmantyo sambil terkekeh.
Pandji pun ikut tertawa dan mengaku paham atas maksud yang disampaikan Gatot Nurmantyo.
Pandji menyebut, jenderal yang duduk di sampingnya itu sama seperti anak milenial yang juga kebingunan menentukan pilihan untuk Pilpres 2019.

Tak berhenti di situ, Pandji Pragiwaksono pun bertanya terkait nuansa Pilpres 2019.
Ia melihat dukungan di antara dua kubu kerap memanas dan terjadi gesekan di antara keduanya.
Mendengar pertanyaan itu, Gatot Nurmantyo menyebut, Pilpres 2019 ini sama seperti Pilpres 2014.
Hal ini disebabkan diusungnya capres yang sama, yakni Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto.
Selain itu, tak ada poros ketiga sehingga Pilpres diwarnai dukungan panas di antara dua kubu.
Tensi politik yang penuh gesekan dan terbelah menjadi dua itu terlihat menyedihkan di mata Gatot Nurmantyo.
"Pilpres ini pada 2014 sudah terbelah juga sama. Cuma yang menyedihkan saya hanya mengingatkan gambaran Pilpres yang penuh dengan fanatisme dan gesekan-gesekan itu adalah tolok ulur budaya juga. Negara-negara maju mana ada gesekan-gesekan," ujar Gatot Nurmantyo dalam video di akun Youtube Pandji Pragiwaksono.
Ia menegaskan, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah belah hanya karena meributkan memilih antara Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Selain itu, Gatot Nurmantyo pun menyerukan agar tak memutuskan golput.
Baginya, keputusan untuk golput itu menunjukkan seseorang itu menyerah.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, satu suara itu sangat menentukan nasib bangsa Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Oleh karena itu, ia menyerukan agar tak menyia-nyiakan momen penting Pilpres 2019.
"Kan mari kita lihat dari visinya itu mana yang pas walaupun cuma dikit lah. Satu suara menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan jadi jangan sia-siakan ini," kata Gatot Nurmantyo.
Dalam hal ini, Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung kedua pasangan capres-cawapres, yakni Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Dukungan itu perlu dilakukan agar pasangan capres-cawapres bisa menjual gagasan dalam debat Pilpres 2019 sehingga tak terlalu tematik.
"Dalam konteks ini juga, mari sama-sama kita support dua-duanya agar pada saat debat itu jangan ngikutin judulnya," kata Gatot Nurmantyo.