Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Boeing 737 Max 8 Ethiopia Airlines Tangisi Peti Kosong
Sebab, para korban tewas dalam ledakan besar yang dipenuhi api ketika pesawat meluncur ke tanah beberapa menit setelah lepas landas.
TRIBUNJABAR.ID, ADDIS ABABA - Pada Minggu (17/3/2019), rekan dan kerabat korban tewas jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Etiopia berkumpul.
Sepekan setelah peristiwa nahas yang menewaskan 157 orang itu, ada belasan peti yang pada hari itu dibawa ke Holy Trinity Cathedral di Addia Ababa untuk menerima penghormatan terakhir.
Diwartakan kantor berita AFP, peti mati terbungkus bendera Etiopia dibawa ke katedral dengan iring-iringan mobil jenazah berwarna hitam.
Ratusan pelayat berkumpul, mereka terisak-isak dan memegang foto orang yang mereka sayangi.
Imam melantunkan doa dan menyebut nama-nama dari 9 penumpang dan 7 awak pesawat, termasuk Kapten Pilot Yared Getachew.
Sementara itu, penghormatan secara terpisah digelar di situs pemakaman muslim untuk co-pilot Ahmed Nur Mohammod Nur.
"Apa saya tidak bisa lupakan, dia meninggalkan anaknya yang berusia 8 bulan dan tidak kembali," kata Meselech Petros, kakak dari korban penumpang Ethiopian Airlines.
• Kesamaan Jatuhnya Pesawat Lion Air & Ethiopian Airlines, Dugaan Mengarah ke Sistem Hidung Pesawat
• Pria Bulgaria Ketahuan Bobol ATM, Kejar-kejaran dengan Petugas, Tertangkap Setelah Tabrak Warga

Laporan New York Times menyebutkan, para pelayat itu tidak menguburkan jenazah korban. Banyak keluarga yang tidak lagi berharap mendapat sisa-sisa jenazah orang terkasih.
Sebab, para korban tewas dalam ledakan besar yang dipenuhi api ketika pesawat meluncur ke tanah beberapa menit setelah lepas landas.
Sebagai pengganti jenazah, petugas meletakkan tanah dari lokasi kecelakaan pesawat.
"Apa yang mambuat kami sedih, kami tidak bisa menemukan sisa jenazah mereka," kata seorang pelayat, Teshime Legesse.
Keluarga korban telah mengunjungi lokasi kecelakaan untuk melihat secara langsung puing-puing pesawat.
Penumpang dan kru pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh berasal lebih dari 35 negara dan terdapat 22 staf yang berafiliasi dengan PBB.
Namun pada akhirnya, peti mati kosong diturunkan ke liang lahad di pemakaman gereja.
Seorang pilot sekaligus penulis penerbangan yang hadir dalam pemakaman, Yonathan Menkis Kasa, memberikan tanggapan terkait perusahaan Boeing.