Kisah Korban Terorisme di Selandia Baru, Loncat Hadang Peluru agar Orang Lain Selamat
Yama Nabi terlambat 10 menit untuk melaksakan ibadah Salat Jumat, Jumat (15/3/2019) siang waktu Selandia Baru.
Polisi kemudian membawa Yama dan korban selamat ke RS Christchurch yang berada tak jauh dari lokasi masjid.
Namun, dalam situasi yang kacau itu, Yama tak mendapatkan informasi soal ayahnya kecuali kabar soal korban tewas yang terus bertambah.
Kemudian Yama menyaksikan video yang disebarkan teroris pelaku penembakan itu berulang kali. Sampai akhirnya dia menemukan ayahnya tergeletak di lantai.
"Saya terus mengulang video itu dan saya yakin itu adalah dia (ayah)," ujar Yama.
Dia yakin, Ramazan tidak ingin mengatakan, ayahnya menghalangi peluru yang seharusnya mengenai dirinya.
Haji Daud Nabi adalah pensiunan insinyur yang amat menyukai mobil tua. Dia melarikan diri dari Afghanistan saat Rusia melakuan invasi.
Dia kemudian membawa keluarganya yang masih muda saat itu ke Selandia Baru.
Di negeri barunya, Daud mengelola Asosiasi Warga Afghanistan. Belakangan Daud dan Yama sempat berseteru.
Keduanya tidak saling bertemu selama dua atau tiga pekan. Namun, Yama mengetahui, ayahnya itu amat mencintai cucu-cucunya sehingga dia ingin meluruskan semua masalah dengan sang ayah.
Itulah mengapa dia membawa putrinya Zahal ke masjid di Jumat kelam itu.
Berbicara di luar Pengadilan Christchurch, Sabtu (16/3/2019), saat pelaku penembakan menjalani sidang, saudara laki-laki Yama, Omar Nabi mengatakan, ayah mereka melompat mengadang peluru yang seharusnya ditujukan untuk orang lain.
"Hidupnya berakhir tetapi dia membantu orang lain yang lebih muda melanjutkan hidup, hidup mereka masih berlanjut," ujar Omar soal pengorbanan ayahnya.
"Dia memang biasa melakukan hal semacam ini jika sesuatu terjadi, karena dia pernah hidup di Afghanistan," ujar Omar.
"Menolong orang lain adalah tujuan utama hidupnya. Saya merasa dia ingin orang lain tetap hidup," ucap dia.
Di sisi lain, Omar mengatakan, dia tak habis pikir kekerasan semacam ini terjadi di Selandia Baru.