Sering Dapat Sosialisasi, Warga Tak Terlalu Khawatir Sesar Lembang, Tahu yang Harus Dilakukan

Sering dapat sosialisasi, warga kini tak terlalu khawatir mengenai Sesar Lembang. Tahu apa yang harus dilakukan.

Infografis Sesar Lembang 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, NGAMPRAH - Informasi terkait peringatan bencana Sesar Lembang oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang fase siklus pelepasan energi tak membuat warga khawatir.

Dalam perhitungan, 160 sampai 170 tahun terjadi fase siklus pelepasan energi.

Menurut Adang Sujatnika (40), warga Cisarua, ia tak begitu khawatir adanya fase siklus pelepasan energi ini.

Ia mengatakan, warga masyarakat di wilayahnya telah mendapatkan sosialisasi dan imbauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat.

"Sudah, BPBD KBB sudah lakukan sosialisasi soal Sesar Lembang dan menjelaskan apa-apa saja yang mesti dilakukan ketika terjadi gempa nanti, seperti mulai menyelematkan diri dan menjauh dari banyaknya bangunan-bangunan," katanya saat ditemui di kompleks Pemkab Bandung, Kamis (14/3/2019).

Senada dengan Adang, Bagus Kuswara (30), warga Cilame, Ngamprah, mengaku pembekalan mengenai Sesar Lembang memang sering didapatkan dari BPBD KBB.

Bukan hanya itu, pengetahuan atau sosialisasi terkait Sesar Lembang pun diakui Bagus pernah dia dapatkan dari relawan dan para wartawan yang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di Lembang tahun lalu.

"Iya, sering, sih, dapat sosialisasi soal Sesar Lembang. Bukan dari BPBD saja, tapi dari relawan peduli Sesar Lembang juga pernah diberikan," ujarnya seraya mengaku tak khawatir adanya sase siklus pelepesan energi ini.

Sesar Lembang
Sesar Lembang (Via Grid.ID)

Seperti diketahui, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari Padalarang hingga Lembang yang memiliki potensi gempa hingga 7 SR.

Panjangnya Sesar Lembang ini melewati lima kecamatan, yakni Padalarang, Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Lembang.

Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo mengatakan sosialisasi Sesar Lembang telah disampaikan pada masyarakat, sebab mereka harus mengetahui ada potensi ancaman bencana di wilayahnya.

Duddy menambahkan pihaknya telah melakukan sosialisasi-sosialisasi terkait kebencanaan dan yang terakhir sosialisasi di Kantor Kecamatan Lembang.

Sosialiasi tersebut, kata Duddy bertujuan guna memberikan pemahaman pengurangan risiko bencana, serta masyarakat lebih sadar sehingga risikonya dapat diminimalisasi.

Semua peserta AYVP 2017 (Asean Youth Volunteer Programme) mengunjungi lokasi longsor di Kampung Cikaramat Desa Cikahuripan Lembang, Jumat (4/8/2017). Para relawan asal 10 negara di Asean ini akan ikut menyosialisasikan pengurangan risiko bencana Sesar Lembang selama 26 hari lamanya.
Semua peserta AYVP 2017 (Asean Youth Volunteer Programme) mengunjungi lokasi longsor di Kampung Cikaramat Desa Cikahuripan Lembang, Jumat (4/8/2017). Para relawan asal 10 negara di Asean ini akan ikut menyosialisasikan pengurangan risiko bencana Sesar Lembang selama 26 hari lamanya. (TRIBUN JABAR/MUMU MUJAHIDIN)

"Kami juga sempat lakukan sosialisasi dengan mengundang 65 kepala sekolah agar para kepsek itu bisa sosialisasikan kembali di sekolahnya, serta turun langsung ke 15 sekolah," ujarnya.

Duddy mengatakan telah melakukan langkah dengan menyediakan desa tangguh bencana dan sekolah siaga dengan anggarannya berasal dari Disdik KBB.

"Ancaman gempa sulit diprediksi dan bisa terjadi kapan pun dan dimana pun," kata Duddy.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD KBB, Agus Rudianto menambahkan BPBD KBB tak secara khusus menyampaikan terkait Sesar Lembang, tapi di setiap kegiatan di perguruan tinggi dan kegiatan kemasyarakatan selalu menyisipkan bahaya tentang Sesar Lembang.

Sesar Lembang Masuki Fase Pelepasan Energi, Ini 5 Kecamatan yang Bakal Terdampak

Dua Pengedar Ganja dan Sabu-sabu Asal Ciamis Ini Tak Berkutik Kena Ciduk Polisi [VIDEO]

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved