Korban Salah Tangkap Kasus Pemerkosaan Bidan Y oleh Oknum Polisi, Minta Keadilan

"Laporan sudah kami buat saat hari kejadian, tinggal tunggu hasilnya bagaimana. Kami laporkan penganiayaan dan penculikan,"

Editor: Theofilus Richard
KOMPAS.com/AJI YK PUTRA
Harismail alias Ujang (25)korban salah tangkap oleh oknum Polisi saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (24/2/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, PALEMBANG - Polda Sumatera Selatan mengalami kendala dalam mengungkap kasus pemerkosaan yang dilaporkan seorang bidan desa di Kabupaten Ogan Ilir berinisial Y.

Sebab, alat bukti penunjang untuk mengungkap pelaku hingga kini tak ditemukan petugas. Baik itu dari lokasi kejadian bahkan pemeriksaan di tubuh bidan Y.

Jumat (22/2/2019) kemarin Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara memberikan keterangan pers hasil dari uji laboratorium forensik, petugas tidak menemukan adanya indikasi pemerkosaan dari Y.

"Kami prihatin, dari Labfor pengolahan secara ilmiah, kami lihat di badan korban apakah ada sperma. Ternyata tidak ada sperma. Dengan demikian, hasil secara ilmiah kasus pemerkosaan itu tidak ada," kata Zulkarnain waktu itu.

Hadapi Pertarungan Sengit, Ini Perjalanan Timnas U-22 Indonesia Menuju Final Piala AFF U-22 2019

Hanya berselang beberapa jam usai pernyataan Kapolda Sumsel menjadi pemberitaan hangat, aksi penculikan yang mendera Harismail alias Ujang (25) membuat heboh.

Haris mendadak diculik oleh sekelompok orang tak dikenal di kawasan Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.

Pria yang kesehariannya sebagai buruh batu ini dipaksa naik mobil dan dicecar oleh gerombolan pria itu dengan berbagai pertanyaan.

Korban akhirnya bingung lantaran dituduh telah memperkosa seorang bidan inisial Y.

Tak hanya itu, Haris harus mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya karena terus mengelak dari tuduhan itu.

Seorang Warga Cianjur Ditemukan Tewas di Bangku Warung Pagi Ini

Dalam kondisi lemas, nyawa Haris diselamatkan warga ketika ditemukan di pinggir jalan kawasan Kecamatan Rambutan.

Warga akhirnya melaporkan kondisi korban ke Polsek setempat hingga Haris dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk mendapatkan perawatan medis.

Beberapa jam, Haris tak sadarkan diri. Begitu matanya terbuka dan dengan bibir terbata-bata, Haris mengaku telah dituduh sebagai pelaku pemerkosa bidan Y oleh orang tersebut.

Dugaan oknum polisi terlibat penculikan Haris

Kapolda Sumsel Irjen Pol nampak kecewa dengan perlakuan yang diterima oleh Haris dan harus mengalami luka lebam karena dipaksa mengaku sebagai pelaku pemerkosa bidan Y.

Jangan Konsumsi Jahe Jika dalam Kondisi Seperti Ini, Bukan Menyembuhkan Malah Membahayakan

Jenderal bintang dua ini secara tegas mencurigai ada anak buahnya ikut terlibat dalam penculikan Haris.

Bahkan ia turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ia menilai perlakuan penculik ke Haris sangat tak manusiawi. Haris bahkan dianiaya sampai babak belur.

"Saya tidak menutupi ini aib saya, tanggung jawab saya. Saya berpendapat ini oknum polisi, tidak mungkin preman nangkap orang, kecuali preman itu keluarga korban, bisa jadi mungkin dongkol,"kata Zulkarnain saat memberikan keterangan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/2/2019).

Hanya saja, Zulkarnain mengaku korban Haris tak dapat memberikan identitas pelaku tersebut, karena wajahnya ditutup.

"Dia (korban) tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana, keterangannya polda, tapi tidak tahu satuan mana. Pak polisi tidak boleh mengungkap kasus seperti itu, harus didukung hasil Labfor, penyelidikan. Kalau dia korban kita buktikan secara ilmaiah, untuk kasus pemerkosaan apalagi, tidak mungkin orang diperkosa tanpa alat bukti," jelas Kapolda Sumsel. Rumah bidan Y bersih dari jejak para pelaku

Rumah bidan Y bersih dari jejak para pelaku

Dalam kasus pemerkosaan bidan Y, polisi mengalami kendala lantaran minimnya alat bukti yang ditemukan dari hasil olah TKP oleh tim Laboratorium Forensik Polda Sumsel.

Bahkan, sempat terjadi debat antara petugas puskesmas tempat bidan Y menjalani pertolongan pertama usai menjadi korban pemerkosaan.

Dalam perdebatan itu, satu petugas puskesmas menyatakan ada sperma di pakaian korban dan satu petugas lain menyatakan bukan sperma.

"Setelah diserahkan ke Puslabfor, diperiksa secara ilmiah tidak ditemukan cairan sperma. Jadi bukan terjadi debatable antara polisi sama petugas puskesmas tidak, polisi hanya mengolah TKP karena memang waktu itu ada sedikit keterlambatan dari kita. Tetapi penanganan awal oleh puskesmas sudah betul, mereka lap, bersihkan, sebagai ketentuan," kata Zulkarnain, Senin (25/2/2019).

Zulkarnain menjelaskan, selain mencari bukti sperma, petugas juga melakukan olah TKP di tempat aksi pemerkosaan itu berlangsung.

Lagi-lagi, hasil olah TKP juga tidak menemukan adanya bukti baru dalam kasus pemerkosaan tersebut.

"Mungkin bekas kaki, telapak, apalagi lima orang yang masuk sebuah rumah itu, kata dia masuk manjat melalui jendela pasti ada telapak kakinya. Tapi itu sama sekali tidak ada, bersih," tambah Kapolda.

Meski demikian, Zulkarnain belum mau mengambil kesimpulan jika aksi pemerkosaan tersebut dinyatakan laporan fiktif atau palsu.

"Nah tetapi saya tidak mengatakan apakah terjadi pemerkosaan? Saya tidak bisa memastikan itu, yang jelas masih dalam proses penyelidikan. Saya juga tidak mengatakan begitu (laporan palsu) begitu naif bagi saya jika mengatakan begitu, tapi tiba-tiba betul terjadi pemerkosaan," kata Kapolda Sumsel.

"Tetapi seperti saya jelaskan kepada penyidik, kan itu setiap ada kasus, polisi itu membangun sebuah asumsi, membangun sebuah hipotesis, nah itu dibuktikan nah betul ini terjadi pemerkosaan, kita buktikan dengan mencari alat bukti."

Keluarga Haris, korban salah tangkap, minta keadilan

Kasus penculikan serta penganiayaan yang menimpa Harismail alias Ujang (25) telah dilaporakan pihak keluarga ke Polda Sumatera Selatan.

Laporan tersebut dibuat langsung oleh Hayan (61), ayah Haris, ketika korban dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Palembang pada Sabtu (23/2/2019) kemarin.

"Laporan sudah kami buat saat hari kejadian, tinggal tunggu hasilnya bagaimana. Kami laporkan penganiayaan dan penculikan," kata Hayan saat ditemui di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Senin (25/2/2019).

Hayan mengaku keluarga kini sedang fokus untuk mengurus kesembuhan Haris yang kini sudah mulai membaik.

Menurutnya, pihak keluarga menunggu itikad baik dari pelaku pengeroyokan anaknya tersebut.

"Ya maunya diobati sampai sembuh, tidak sakit lagi. Kami cuma ingin itu. Kami maafkan pelakunya, tapi kasusnya juga harus jalan. Pelaku juga diproses," ujarnya.

Haris memilik satu anak yang masih berumur 5 tahun. Selama menjadi buruh batu, ia selalu menghidupi keluarga dan membantu ayahnya yang hanya seorang petani.

"Saya juga jarang kerja karena sudah tua. Haris anak bungsu saya yang suka bantu kalau saya tidak kerja. Memang tulang punggung keluarga," kata dia.

Sebelum kasus ini menimpa Haris, Hayan mengaku putra kelimanya itu tak pernah sekalipun memiliki musuh dan terlibat aksi kriminal.

"Anak saya cuma sopir batu, ada masalah pun tidak pernah. Saya juga bingung dengan tuduhan ini,"ujarnya. (Kompas.com/Aji YK Putra)

Trik WhatsApp Efektif Laporkan Nomor Tak Dikenal yang Menganggu, Anda Tak Akan Terima Chat Itu Lagi

Sindiran Fahri Hamzah Terhadap Pidato Jokowi Soal Karya Masa Lalu

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved