Jalan Bandung hingga Sumedang

EKSKLUSIF: Jalan Mulus Cuma 4 Bulan, Jalur Tomo-Sumedang Bopeng-bopeng Banyak yang Rusak

Kondisi jalan di sepanjang jalur jalan nasional, yang terbentang di Kabupaten Sumedang hingga Bandung, terdapat banyak titik kerusakan jalan.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR
Headline eksklusif koran TRIBUN JABAR, Jumat 15 Februari 2019. 

"Sudah beberapa kali diperbaiki, tapi ya begini lagi begini lagi, berlubang atau aspalnya hilang. Ya, bagaimana lagi, yang lewat saja truk besar-besar."

Mutaqim
Pengguna Jalan

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kondisi jalan di sepanjang jalur jalan nasional, yang terbentang di Kabupaten Sumedang, dari perbatasan Kadipaten, Majalengka-Tomo, Sumedang, hingga Jatinangor, Sumedang-Cileunyi, Kabupaten Bandung, terdapat banyak titik kerusakan jalan.

Tak hanya itu, tak jarang juga dijumpai jalan yang kondisi aspalnya bergelombang.

Pada penyusuran Jalan Raya Bandung-Cirebon, dari ujung perbatasan Tomo hingga perbatasan Jatinangor, Minggu (10/2/2019), sejak berkendara dari perbatasan Kadipaten-Tomo, tak harus menunggu lama untuk menemukan jalanan dalam kondisi rusak.

Di wilayah Kecamatan Tomo hingga Kecamatan Cimalaka, kerusakan jalan didominasi jalan berlubang.

Lubang-lubang tersebut tersebar baik di ruas jalan arah Kadipaten maupun di ruas jalan arah Bandung.

Sebagian besar lubang diperkirakan memiliki diameter lebih dari 15 sentimeter dengan kedalaman yang beragam. Beberapa lubang memiliki kedalaman sekitar delapan sentimeter.

Memasuki wilayah Kecamatan Sumedang Utara, jalan nasional yang banyak dilewati truk tersebut mulai banyak aspal yang bergelombang meskipun tak terlalu tinggi.

Di beberapa titik terdapat lubang yang tidak terlalu dalam, sebagian besar lebih pendek dari lubang di wilayah Tomo.

Kondisi jalan rusak di Jalan Raya Bandung-Cirebon di wilayah Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Kamis (14/2/2019).
Kondisi jalan rusak di Jalan Raya Bandung-Cirebon di wilayah Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Kamis (14/2/2019). (TRIBUN JABAR/SELI ANDINA MIRANTI)

Menurut Mutaqim (36), warga yang biasa melintas di jalan ini, jalan itu sering diperbaiki, tapi selalu rusak lagi.

"Sudah beberapa kali diperbaiki, tapi ya begini lagi begini lagi, berlubang atau aspalnya hilang. Ya, bagaimana lagi, yang lewat saja truk besar-besar," ujar Mutaqim ketika ditemui di Kecamatan Sumedang Utara, Minggu.

Melanjutkan perjalanan ke wilayah Sumedang Selatan, jalan berlubang tak sebanyak sebelumnya, tapi lebih banyak ditemukan jalanan bergelombang. Jalanan bergelombang semakin terasa ketika memasuki daerah Ciherang dan Cadas Pangeran.

Di wilayah Cadas Pangeran, kembali banyak ditemukan lubang. Sebagian besar lubang itu tersebar di ruas jalan arah Bandung.

Begitu pula dengan aspal yang bergelombang. Selain itu, pengendara, terutama pengendara motor, harus ekstrahati-hati.

Banyak pasir yang menyebabkan jalanan menjadi licin, terutama di kelokan, seperti kelokan ke arah Desa Cijeruk.

Menurut warga sekitar, pasir-pasir itu bukan asli dari daerah sekitar jalan, tetapi jatuh dari truk-truk pengangkut pasir yang banyak melintas Cadas Pangeran.

"Dari truk pengangkut pasir biasanya jatuhan. Banyaknya, kan, yang mengangkut pasir itu ke arah sana (Bandung), jadi pasir banyaknya di jalur luar (ruas jalan arah Bandung, ruas paling dekat jurang). Kalau di ruas dalam (ruas jalan arah Sumedang, ruas paling dekat tebing) paling tanah yang jatuh dari tebing di atas," ujar Usup Suhaemi (33), warga Cijeruk.

Memasuki wilayah Kecamatan Pamulihan, jalanan masih sedikit bergelombang. Sebelumnya, banyak aspal yang meninggi di bagian tengah jalan, antara ruas jalan kanan dan ruas jalan kiri.

Namun kini aspal-aspal tersebut telah diratakan dan meninggalkan tekstur garis-garis panjang di jalan. Tak hanya itu, di wilayah ini pun terdapat banyak tanah berwarna cokelat yang mengotori aspal jalan.

Warga sekitar mengatakan, banyak pengendara motor yang terjatuh atau oleng akibat tak tahu medan jalan yang bergelombang, selain itu tanah yang berada di jalan membuat jalanan menjadi licin bila hujan turun.

"Banyak motor yang jatuh sebelum diratain mah. Biasanya yang tidak hafal wilayah, yang bukan orang sini. Aspalnya, kan, asalnya naik, apalagi di tengah. Sepertinya gara-gara banyak truk lewat, jadi tanahnya ke bawah," ujar Dian Permana (24), pengendara motor.

Di wilayah Kecamatan Tanjungsari, lubang di jalan berkurang drastis, tapi jalanan jauh lebih bergelombang dibanding di wilayah Pamulihan. Jalan yang aspalnya bergelombang paling parah di sekitar dua puluh meter dari Alun-alun Tanjungsari hingga lewat Pasar Tanjungsari.

Aspal pun bergelombang dan meninggi di pinggir ruas jalan arah Bandung dan bagian tengah jalan. Seperti di Kecamatan Pamulihan, di jalan di Kecamatan Tanjungsari pun terdapat banyak tanah yang jatuh dari belakang truk pengangkut tanah.

"Tanah-tanahnya jatuh dari truk yang keluar dari proyek Cisumdawu," ujar Agus (42), warga Tanjungsari.

Aspal jalan yang bergelombang pun sangat berbahaya bagi pengendara roda dua. Agus mengatakan, sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat aspal jalan yang meninggi di bagian tengah. Menurut dia, banyak pengendara motor yang terjatuh akibat tak tahu kondisi jalanan di titik aspal meninggi tersebut.

"Biasanya yang bukan orang Tanjungsari, pakai motor, mau menyalip karena melihat jalanan kosong, tapi tidak tahu kalau aspalnya tidak rata," ujar Agus.

Memasuki wilayah Kecamatan Jatinangor, dari Jembatan Cipeles hingga Tanjakan Cikuda, jalanan tak hanya bergelombang, tetapi juga berlubang di beberapa tempat, terutama di ruas jalan arah Bandung. Lubang-lubang di titik ini sering diperbaiki, tapi tak bertahan lama.

Salah seorang warga Cikuda, Ahmad (24), mengatakan, perbaikan di titik-titik jalan yang berlubang tak pernah bertahan lama, hanya hitungan dua bulan. Menurut dia, bila sudah kembali berlubang, terkadang warga secara swadaya menutupnya dengan bahan seadanya.

"Paling tahan (perbaikan jalan) hanya empat bulan, kadang hanya dua bulan. Biasanya kami tutup tanah saja kalau sudah berlubang lagi. Tapi kalau parah, kami pasangi ban saja, biar pengendara yang melintas tahu ada lubang yang dalam di situ," ujar Ahmad.

Ahmad mengatakan, perbaikan jalan tak pernah bertahan lama. Salah satu alasannya, banyaknya kendaraan besar yang melintas. Truk-truk besar yang melintas, menurutnya, sangat banyak, bahkan sampai tak terhitung.

Ahmad sering memperhatikan, truk-truk yang membawa muatan sebagian besar menuju arah Bandung, sedangkan truk-truk yang menuju arah Sumedang sebagian besar dalam kondisi muatan kosong, atau perjalanan pulang.

"Karena kebanyakan bawa muatan berat itu yang berangkat ke arah Bandung, makanya bisa dilihat ruas jalan yang sebelah kiri (menuju arah Bandung) lebih banyak lubangnya, lebih banyak tambalan juga, ya yang lewatnya juga berat-berat," ujar Ahmad. (seli andina miranti)

*** Berita Eksklusif ini telah tayang di Koran Tribun Jabar edisi hari ini, Jumat (15/2/2019)***

Putra Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo Hadiri Pesta Ulang Tahun Paris Hilton di Bar Mewah

Ezechiel N Douassel Absen di Laga Persib Bandung vs Arema FC, Radovic Belum Tentukan Penggantinya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved