Jalan Bandung hingga Sumedang

EKSKLUSIF: Jalan Mulus Cuma 4 Bulan, Jalur Tomo-Sumedang Bopeng-bopeng Banyak yang Rusak

Kondisi jalan di sepanjang jalur jalan nasional, yang terbentang di Kabupaten Sumedang hingga Bandung, terdapat banyak titik kerusakan jalan.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR
Headline eksklusif koran TRIBUN JABAR, Jumat 15 Februari 2019. 

Menurut warga sekitar, pasir-pasir itu bukan asli dari daerah sekitar jalan, tetapi jatuh dari truk-truk pengangkut pasir yang banyak melintas Cadas Pangeran.

"Dari truk pengangkut pasir biasanya jatuhan. Banyaknya, kan, yang mengangkut pasir itu ke arah sana (Bandung), jadi pasir banyaknya di jalur luar (ruas jalan arah Bandung, ruas paling dekat jurang). Kalau di ruas dalam (ruas jalan arah Sumedang, ruas paling dekat tebing) paling tanah yang jatuh dari tebing di atas," ujar Usup Suhaemi (33), warga Cijeruk.

Memasuki wilayah Kecamatan Pamulihan, jalanan masih sedikit bergelombang. Sebelumnya, banyak aspal yang meninggi di bagian tengah jalan, antara ruas jalan kanan dan ruas jalan kiri.

Namun kini aspal-aspal tersebut telah diratakan dan meninggalkan tekstur garis-garis panjang di jalan. Tak hanya itu, di wilayah ini pun terdapat banyak tanah berwarna cokelat yang mengotori aspal jalan.

Warga sekitar mengatakan, banyak pengendara motor yang terjatuh atau oleng akibat tak tahu medan jalan yang bergelombang, selain itu tanah yang berada di jalan membuat jalanan menjadi licin bila hujan turun.

"Banyak motor yang jatuh sebelum diratain mah. Biasanya yang tidak hafal wilayah, yang bukan orang sini. Aspalnya, kan, asalnya naik, apalagi di tengah. Sepertinya gara-gara banyak truk lewat, jadi tanahnya ke bawah," ujar Dian Permana (24), pengendara motor.

Di wilayah Kecamatan Tanjungsari, lubang di jalan berkurang drastis, tapi jalanan jauh lebih bergelombang dibanding di wilayah Pamulihan. Jalan yang aspalnya bergelombang paling parah di sekitar dua puluh meter dari Alun-alun Tanjungsari hingga lewat Pasar Tanjungsari.

Aspal pun bergelombang dan meninggi di pinggir ruas jalan arah Bandung dan bagian tengah jalan. Seperti di Kecamatan Pamulihan, di jalan di Kecamatan Tanjungsari pun terdapat banyak tanah yang jatuh dari belakang truk pengangkut tanah.

"Tanah-tanahnya jatuh dari truk yang keluar dari proyek Cisumdawu," ujar Agus (42), warga Tanjungsari.

Aspal jalan yang bergelombang pun sangat berbahaya bagi pengendara roda dua. Agus mengatakan, sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat aspal jalan yang meninggi di bagian tengah. Menurut dia, banyak pengendara motor yang terjatuh akibat tak tahu kondisi jalanan di titik aspal meninggi tersebut.

"Biasanya yang bukan orang Tanjungsari, pakai motor, mau menyalip karena melihat jalanan kosong, tapi tidak tahu kalau aspalnya tidak rata," ujar Agus.

Memasuki wilayah Kecamatan Jatinangor, dari Jembatan Cipeles hingga Tanjakan Cikuda, jalanan tak hanya bergelombang, tetapi juga berlubang di beberapa tempat, terutama di ruas jalan arah Bandung. Lubang-lubang di titik ini sering diperbaiki, tapi tak bertahan lama.

Salah seorang warga Cikuda, Ahmad (24), mengatakan, perbaikan di titik-titik jalan yang berlubang tak pernah bertahan lama, hanya hitungan dua bulan. Menurut dia, bila sudah kembali berlubang, terkadang warga secara swadaya menutupnya dengan bahan seadanya.

"Paling tahan (perbaikan jalan) hanya empat bulan, kadang hanya dua bulan. Biasanya kami tutup tanah saja kalau sudah berlubang lagi. Tapi kalau parah, kami pasangi ban saja, biar pengendara yang melintas tahu ada lubang yang dalam di situ," ujar Ahmad.

Ahmad mengatakan, perbaikan jalan tak pernah bertahan lama. Salah satu alasannya, banyaknya kendaraan besar yang melintas. Truk-truk besar yang melintas, menurutnya, sangat banyak, bahkan sampai tak terhitung.

Ahmad sering memperhatikan, truk-truk yang membawa muatan sebagian besar menuju arah Bandung, sedangkan truk-truk yang menuju arah Sumedang sebagian besar dalam kondisi muatan kosong, atau perjalanan pulang.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved