Ini 7 Fakta Banjir Bandang di Cilengkrang, dari Tanggul Jebol Sampai Menewaskan 3 Orang
Berikut 7 fakta banjir bandang yang terjadi di Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Theofilus Richard
"Tidak mampu menahan, sehingga kirmir yang berada di sisi sungai hancur dan air terhempaskan hingga ke permukiman warga," kata Budi di lokasi kejadian banjir bandang, Minggu (10/2/2019).
Lebar sungai yang berada di sekitar perumahan tersebut pun, kata Budi, cenderung lebih kecil karena terjadinya penyempitan akibat pembuatan kirmir tidak sesuai oleh pihak pengembang.
Budi menambahkan, bentuk kirmir atau tanggul di pinggir sungai tersebut menyerupai tembok tegak, justru seharusnya, kirmir sungai harus berbentuk segitiga.
"Kalau bentuk kaya gini, ketika hancur materialnya menutup aliran sungai, sehingga terjadinya banjir bandang seperti kemarin. Sedangkan kalau segitiga bila hancur akan ke arah luar sungai, sehingga laju air masih berjalan," katanya.
5. Akibat pola tanam di Kawasan Bandung Utara
Bupati Bandung, Dadang M Naser, menyebtu penyebab banjir bandang adalah praktik pola tanam yang tidak benar di Kawasan Bandung Utara.
"Sedang musim tanam, tapi tidak membuat sengkedan, sehingga di atas tidak ada daya tampung jadi meluncur," kata Dadang saat ditemui di lokasi kejadian banjir bandang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Minggu (10/2/2019).
Ia mengatakan, berdasarkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung, wilayah hulu atau KBU, 80 persennya adalah zona hijau, sedangkan 20 persen untuk bangunan.
Sedangkan untuk RTRW wilayah Kecamatan Cilengkrang atau sekitar lokasi banjir bandang, 60 persen bangunan, sedangkan 40 persen ruang terbuka hijau.

6. Tim Gabungan Masih Bersihkan Lumpur
Setelah banjir bandang, jalan sekitar Jati Endah Regency, dipenuhi lumpur, sehingga tim gabungan membantu warga membersihkan lumpur dan material lainnya.
Petugas dari BPBD Kabupaten Bandung, Polres Bandung. Polda Jabar, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Basarnas, dan sejumlah warga turut bergotong royong membersihkan lingkungan dari lumpur dan material lainya yang terbawa banjir bandang.
Dua alat berat dikerahkan untuk mangangkat material.
Kemudian material tersebut diangkut ke dalam truk.
Hingga Senin (11/2/2019), tim gabungan masih bekerja membantu warga membersihkan lumpur dan material lain akibat banjir bandang.
