Keluarga Mulyadi, Satu-satunya Keluarga di Purwakarta yang Konsisten Membuat Dodol Cina
Keluarga Mulyadi merupakan satu-satunya keluarga di Purwakarta yang konsisten hingga kini membuat Dodol Cina.
Penulis: Haryanto | Editor: Ichsan
Oleh karena itu dia bersama istrinya Hayati (67) yang membuat dodol ini telah memproduksinya sejak 30 tahun lalu, sebelumnya diproduksi oleh ibunya.
Tak Hanya Dipukul, Barang-barang Penyidik KPK Juga Dirampas Oknum Diduga Kepala Daerah di Papua https://t.co/MoWczWgDpN via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 4, 2019
Pelanggannya pun telah tersebar di sejumlah daerah di sekitar Purwakarta. Keluarga ini juga adalah satu-satunya perajin Dodol Cina di Purwakarta.
"Pelanggan setia dan tetap sejak lama itu datang dari toko emas di Purwakarta, pesannya satu ton," ucap dia.
Dia pun kini tengah terus menggenjot pembuatan kue khas yang memiliki rasa manis itu karena permintaan terus berdatangan.
Adapun produksi kue keranjang ini, mulainya sejak pekan terakhir Desember 2018 hingga dua pekan setelah imlek.
Diluar perayaan Imlek, Mulyadi tidak lagi memroduksi Dodol Cina.
Sebab, dia pernah menciba memproduksi kue keranjang di luar perayaan Imlek, atau hari-hari biasa, tapi tidak laku terjual.
"Pernah, kami coba membuat Dodol Cina, sehari 20 kilogram beras putih. Ternyata, tidak laku. Akhirnya, dodol itu habis dimakan sendiri dan dibagikan ke tatangga," katanya.
Hayati menjelaskan, karena menjaga resep keluarga sejak dulu, dodol Cina yang diproduksinya diyakini memiliki kualitas terbaik.
Persiwa Wamena Meradang, Anggap Pengunduran Jadwal Tak Sesuai Regulasi dan Ancam Mundur https://t.co/oNysA9t2OQ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 4, 2019
Sebab, dari komposisi dodol ini menggunakan bahan baku berkualitas yang dipertahankan.
Adapun bahan bakunya, yaitu beras ketan putih kualitas bagus yang digiling menjadi tepung, lalu, gula pasir, serta air rebusan daun pandan.
Untuk menghasilkan dodol Cina yang bagus dan bertahan lama pihaknya tidak menggunakan bahan pengawet apapun dalam dodolnya.
Hayati mengatakan, satu kilogram tepung ketan dicampur dengan dua kilogram gula pasir. Lalu, dicampur air rebusan daun pandan. Dicampur, hingga teksturnya lembut.
"Yang paling utama, mengukusnya harus minimal 14 jam. Jadi, dodolnya matang dengan sempurna. Warnanya, merah kecokelatan, yaitu ciri dodol yang berkualitas baik," kata Hayati.