Kecelakaan Bus Bima Suci
Kecelakaan di Tol Cipularang- Balita 13 Bulan Hanya Bisa Menangis dan Memanggil Ayahnya
Jihan diketahui tidak mengalami luka yang serius di tubuh mungilnya itu akibat kecelakaan Bus Bima Suci yang terjadi di Tol Cipularang KM 70
Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA- Jihan Jalillah (1), balita korban selamat kecelakaan Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS, hanya bisa menangis sembari memanggil ayahnya.
Jihan diketahui tidak mengalami luka yang serius di tubuh mungilnya itu akibat kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 70, Senin (28/1/2019).
Meski belum jelas penyebutannya, kata ayah terus keluar dari mulut kecil balita umur 13 bulan itu.
Sembari nangis, balita berbaju pink itu terus digendong di ruang perawatan RS MH Thamrin, Bungursari, Purwakarta.
Tragis, sosok ayah yang terus dipanggilnya itu menjadi satu di antara korban meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
• Datangi Lokasi Kecelakaan Maut Bus Bima Suci di Tol Cipularang, Ini Kata Kakorlantas Polri
• Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus di Tol Cipularang: Kejadiannya Itu Begitu Cepat
Ayah kandung Jihan adalah Jalaludin (29), warga Desa Ciharashas, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat.
Nenek Jihan, Nuryani (42) sangat bersedih melihat kondisi yang dialami cucunya itu. Ibunya Jihan pun menjadi korban luka dari kecelakaan tersebut.
"Meski seperti tidak mengerti apapun, Jihan tetap menangis sambil memanggil ayahnya. Ditambah lagi, ibu kandungnya yaitu anak saya, Reni Yuliani (20 tahun) terbaring tak berdaya," kata Nuryani.
Kesedihan terus menjadi setelah melihat putrinya menangis kesakitan. Reni menjadi korban luka patah tulang di bagian bahu kiri akibat kecelakaan bus Bima Suci.
Karena tidak ingin menambah kesakitan anaknya, Nuryani mengaku tak tega menceritakan kondisi terkini menantunya kepada Reni.
Kesedihan atas kehilangan menantu pun ditutupi saat berada di depan anaknya yang sedang mengalami kesakitan luar biasa di bahunya itu.
Kang Mus Preman Pensiun Duduki Kotak Suara, Ajak Masyarakat Perangi Hoaks Tentang Pemilu https://t.co/S8RLgZ3a8k via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 27, 2019
"Anak saya belum mengetahui, jika suaminya meninggal. Saya belum memberi tahu, belum tega bilangnya," ucapnya.
Sembari memeluk cucunya yang cantik, dia mengaku akan terlebih dahulu bermusyawarah dengan pihak besan.
Terutama akan mengurus jasad Jalaludin, apakah akan dimakamkan di kampung halamannya di Bandung Barat atau di kampung halaman Jalaludin, di Rangkasbitung.
Nuryani mengaku tidak ada firasat apapun sebelum kejadian nahas terjadi pada keluarga anaknya itu.
Namun dia sempat melarang anaknya itu pergi ke kampung halaman suaminya bersama keluarga kecilnya itu.
• Tragis! Empat Warga Seberangi Sungai Melewati Jembatan Bambu, Seorang Nenek Terjatuh hingga Tewas
"Sebelumnya saya sempat melarang buat pergi dan menyarankan nanti saja saat lebaran tapi dia tetap kekeuh pergi," ujar dia sambil terus tak kuasa menahan tangisnya.
Setelah mengetahui ketiganya tetap pergi ke Rangkasbitung, sekitar pukul 13.00 WIB dia mendapat kabar adanya kecelakaan bus dengan jurusan merak.
Mendengar kabar itu, dia yang sedang beraktivitas itu pun tetiba teringat anak, cucu, dan menantunya yang sedang dalam perjalanan.
"Saya mendapat kepastian kabar anak saya saat ada telepon dari pihak rumah sakit yang menyebut bahwa Reni mengalami luka-luka akibat kecelakaan," katanya menjelaskan.
Ia pun sesegera mungkin untuk pergi menuju rumah sakit tempat keluarga Reni di rawat, yaitu di RS MH Thamrin.