Menteri Pertanian Resmikan Santri Tani Milenial di Tasikmalaya, Dihadiri 15 Ribu Santri
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum meresmikan santri tani milenial
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
Begitu juga sejumlah bantuan ternak, ada 102 ekor sapi, 500 ekor kambing/domba, dan 10.000 ekor ayam, serta bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa 10 unit traktor roda dua.
Berdasarkan data Badan Penyuluhan dan Pengambangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), melalui gerakan petani milenial melibatkan satu juta petani milenial yang tergabung dalam 40.000 kelompok petani.
Mereka tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua, dan dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
"Jumlah petani milenial setiap provinsi berbeda-beda berdasarkan jumlah petani yang tergolong ke dalam usia milenial. Atau, petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan," kata Kepala BPPSDMP Momon Rusmono.
Sebelum membuka acara Santri Tani Milenial, Menteri Amran mengunjungi pelatihan pertanian untuk para santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda.
Di pesantren yang lokasinya sekitar 2 km dari lokasi acara tersebut, Amran betinteraksi langsung dengan sejumlah santri yang antusias mengikuti pelatihan pengoperasian Alsintan di sawah hingga pelatihan peternakan khususnya sapi, domba dan ayam.
Pimpinan pondok Pesantren Miftahul Huda, K H Asep Maoshul Affandy mengatakan di pesantrennya sejak berdirinya di pertengahan 1960-an, para santri di pesantren ini memang telah terbiasa memenuhi kebutuhan 4.000 santrinya dengan bertani.
Nomor Punggung 7 di Skuat Persib Bandung Direbut Esteban Vizcarra, Begini Kata Atep https://t.co/0paRKtJ4ak via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 25, 2019
"Dari lebih dari 30 hektare lebih lahan milik pesantren, setengahnya adalah lahan pertanian dan sudah dikembangkan untuk sawah, kebun untuk bawang, buncis hingga cabai, juga peternakan, hingga lahan hidroponik untuk sayuran," kata K H Asep Maoshul Affandy.
Adanya program Kementan untuk memberdayakan santri untuk sektor pertanian, sangat disambut baik oleh pesantren.
Menurutnya, secara praktik, banyak pesantren yang sudah memperkenalkan pertanian kepada santrinya bahkan menjadikan pertanian sebagai usaha pemenuhan kebutuhan pesantren, tapi akan lebih terarah jika ditopang dengan pelatihan dan bantuan dari pemrintah.
"Program santri tani milenial oleh Kementan sangat baik untuk menambah semangat regenerasi petani sekaligus membangun kemandirian pertanian berbasis pesantren. Bukan sekedar ilmu pengetahuan, tapi langkah nyata meningkatkan kesadaran, minat, dan bekal berwirausaha tani saat kembali ke masyarakat," tutur Asep.