Pimpinan KPK Diteror Bom
Teror Bom Bikin KPK Makin Ganas Berantas Korupsi, PBNU: Rakyat Bersama KPK
Pengurus Besar Nahdlatul Ualama (PBNU) tutut mengutuk aksi teror bom yang menyerang dua pimpinan KPK, Agus Rahadjo dan Laode Muhammad Syarif.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Seorang tetangga, Suwarni mengaku, mendengar ledakan sepert kaca pecah pada tengah malam.
Kemudian, ia pun mendengar ada suara motor.

"Dengar tengah malam kayak ada botol kaca. Karena dulu ada yang ngelempar ke gang, bunyinya seperti botol pecah. Lalu ada bunyi 'bluk'. Habis itu ada suara motor kencang. Jam 12 malam menjelang setengah 1. Sember gitu suara motornya. Kenceng ngebut ngegas," kata Suwarni, dikutip dari Tribunnews.
• 5 Fakta Teror Bom Pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif Jadi Sasaran, Densus 88 Diturunkan
Sementara itu, bekas ledakan itu masih membekas bagian depan rumah Laode Muhammad Syarif.
Teras dan dinding sebagian rumahnya terlihat menghitam.
Berikut ini foto-foto rumah Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif pasca teror bom.


Sementara itu, di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo ditemukan benda-benda mencurigakan yang diduga bom rakitan.
Dari rilis yang diterima Tribun Jabar, benda yang diduga bom paralon itu berada di dalam sebuah tas hitam.
Tas hitam itu menggantung di pagar depan rumah ketua KPK.
• Berita Terbaru dari Rumah Pimpinan KPK Pasca Teror Bom, Suwarni Ceritakan Detik-detik Bom Meledak
Benda yang diduga bom paralon itu terdiri dari pipa paralon, detonator, sikring, dan kabar kuning, biru, dan oranye.
Kemudian ada pula paku berukuran tujuh sentimeter, serbuk yang diduga semen putih, dan baterai berbentuk kotak.
Kini, pihak kepolisian sudah menjinakan benda yang diduga bom paralon itu.
Berikut ini foto-foto-nya.


Saat kejadian, Loode Muhammad Syarif berada di rumahnya, sedangkan Agus Rahardjo justru tak berada di rumah.
Untuk mengusut kasus teror bom terhadap pimpinan KPK ini, pihak kepolisian pun menurunkan Densus 88.
Hal ini disampaikan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Diturunkannya Densus 88 karena sepak terjang mereka dalam pengungkapan berbagai kasus yang berkaitan bahan peledak.
"Memiliki kompetensi yang cukup lengkap, oleh karena itu tugasnya Densus adalah mem-back up tim yang sudah dibentuk bapak Kapolda Metro Jaya," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.